The Way

6.9K 846 98
                                    

VOTE KOMENTAR!


Jungkook memperhatikan Sooya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan di Dapur. Gadis ini bahkan sudah bangun pagi sekali untuk membuat sarapan begitu mendengar jika Jungkook akan menghadiri rapat bersama Paman Seokjin pagi ini.

Jungkook meminum susu pisangnya yang baru saja diseduh Sooya dan tak lama gadis itu kembali lagi dengan membawakan semangkuk besar tumis sayur. Jungkook memperhatikannya dan ada banyak wortel yang membuatnya mengulas senyum tipis.

"Gumawo Noona." (Terimakasih Kakak.)  ucap Jungkook.

Sooya menghela napas lelah dan duduk di depan Jungkook. ia mengambil segelas air kemudian meneguknya setengah.

"Rapat jam 9, masih ada satu jam setengah." ucap Sooya.

Jungkook mengangguk kemudian mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Paman Seokjin bilang aku harus lebih cepat sampai untuk bersiap-siap. Noona tahu begitu kita lulus aku akan benar-benar sibuk karena perusahaan Appa yang dikelola Paman Seokjin akan berpindah kembali padaku."

Sooya mengangguk mendengarnya.

"Kalau begitu kamu akan semakin sibuk. Kamu ingat jika beberapa bulan lagi kita akan ujian."

Jungkook tersenyum tipis. "Noona lupa jika aku adalah siswa aklerasi. Aku cukup pandai untuk menjawab seluruh soal itu Noona."

"Jung— maksudku kita juga harus menyiapkan tes masuk Universitas juga. Aku bingung memilih Universitas yang mana."

"Tidak perlu Noona." potong Jungkook. "Aku punya uang yang cukup bahkan untuk membiayai beberapa keturunan kita."

Sooya terperangah mendengarnya. Jadi Jungkook melarangnya untuk kuliah? Bukan masalah uangnya, ia punya cukup uang untuk masuk ke Universitas yang ia mau tanpa sentuh tangan Jungkook, jikapun nanti kurang ia akan berusaha dengan bekerja sambilan.

Cita-citanya harus ia kejar. Ia tidak bisa terus menerus berada di bawah kukungan Jungkook.

Sooya meletakkan sendoknya ke sisi piring dan mulai memperhatikan Jungkook serius.

"Jungkook kamu tidak mengerti tapi bagi Noona pendidikan itu penting—"

"Untuk apa juga Noona? Kuliah juga belum tentu mendapatkan pekerjaan. Aku sudah memberikan fasilitas terbaik untuk Noona kenapa lagi harus berpikir panjang?" potongnya sedikit kesal. Sooya menatap Jungkook pasrah. Apalagi yang bisa ia lakukan jika sudah seperti ini?

Tapi jauh dalam hatinya ia sudah menyusun rencana untuk melanjutkan pendidikannya. Ia tidak peduli dengan Jungkook yang melarangnya. Biarkan masalah itu ia pikir nanti.

Sooya menoleh ke meja pantry saat mendengar ponselnya berdering panjang yang berarti ada panggilan masuk. Jungkook yang melihat itu hendak bangkit tapi Sooya langsung menahannya.

"Tidak, kamu duduk saja di sini."

Sooya berlari kecil mengambil ponselnya dan melihat nomor tidak dikenal meneleponnya.

Sebelum menjawab panggilan itu Sooya menoleh ke arah Jungkook yang juga sedang menatapnya. tatapan mengawasi itu seolah takut jika Sooya berbuat macam-macam tanpa sepengetahuannya.

"Halo?" Sooya menempelkan benda itu ke telingannya.

"Sooya? Ini aku Jimin."

Samar-sama Sooya dapat mendengar suara laki-laki itu di telingannya. Ia kaget setengah mati saat tahu jika orang yang meneleponnya adalah Jimin. Sooya buru-buru mengubah ekspresinya untuk menyembunyikan kegugupannya.

I am Noona | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang