00:00

3.8K 444 133
                                    




















Ps : Baca sambil dengarkan lagu 00:00 O'Clock -BTS sambil pake headset
















Jungkook menatap wajah itu, dan berkedip untuk yang kesekian kalinya.
Ini sudah dua jam lamanya sejak Sooya tidak membuka matanya. Dokter Suyeon juga sudah lama pergi setelah meninggalkan resep obat.
Jungkook juga sudah menyuruh orang kepercayaannya untuk mengambil obat itu, dan setelah sekian lamanya menunggu, mata wanita ini belum juga terbuka.

Jungkook menghembuskan napas berat sambil tangannya mulai merayap mengelus kepala Sooya.

Seperti ada batu besar di dadanya, yang setiap kali dia bernapas terasa sakit. Tidak menutup kemungkinan jika ini semua memang salahnya, ia yang membuat semua ini terasa lebih sakit dan segalanya lebih rumit.
Tapi ego mungkin memang tidak bisa mengalah dari rasa sayang, atau Jungkook memang tidak bisa membedakan mana cinta dan egonya.

Jungkook mungkin sudah bosan melihatnya menangis, setelah berulang kali menyakitinya.
Tapi jauh di dalam hati sebenarnya Jungkook tidak ada niatan jahat sama sekali selain memaksa wanita ini untuk tinggal di sisinya.

Kasian? Atau perasaan bersalah?
Jungkook berusaha melupakan itu dan berpura-pura tidak peduli, Baginya kebaikkan serta pemberiananya kepada Sooya sudah lebih dari cukup. Jadi apa salahnya Jungkook meminta balasan untuk itu?

Ya. Ia memang seegois itu.

Kadang ia menyadari sendiri bagaimana brengseknya dirinya selama ini, ia tahu egonya, sikap dinginnya. Dia sebrengsek itu yang hanya menginginkan Sooya untuknya.

Tidak lebih.

"Waktu itu kamu bilang ingin tinggal bersamaku lebih lama," Jungkook mulai bersuara lirih.
"Tapi kamu sendiri yang menghianatiku.."

Ia menarik napas lagi. "Kamu tidak mau mengerti.." desisnya sedikit bergetar.

Jungkook menarik tangannya cepat-cepat saat merasa adanya pergerakkan dari Sooya.

Ia menatap Sooya yang mulai melakukan respon dan gerakan kecil, sampai mata sayu itu terbuka pelan dan menampilkan pupil hitamnya.

Jungkook menarik bibirnya mengulas senyuman kecil, hanya beberapa detik sebelum Sooya tiba-tiba bergerak menjauh dan menatapnya takut.

Tatapan yang sangat dibenci Jungkook.

"Ju-jungkook.." getarnya penuh dengan ketakutan. Ia menarik lutut dan memeluknya.

Matanya menatap ke bawah kanan dan kiri, nampak sangat ragu dan takut.

Ya, takut menatapnya.

"Jangan mendekatiku.." cicitnya terdengar seperti bisikkan.

Smirk Jungkook semakin lebar. Jelas sekali dia membenci Jungkook, memintanya untuk menjauh? Huh, Jungkook ingin tertawa, bagaimana bisa ia melakukan itu dan lagi, siapa yang bisa berwewenang untuk itu?

Jungkook menarik dagu Sooya mendekat, dan perlahan ia mendekat untuk memberikan ciuman lembut di keningnya, sangat lama.

Sooya terdiam dengan perlakuan Jungkook. Tentu saja kaget, dia yang selalu kasar tiba-tiba melembut seperti ini, membuatnya ingin menangis saja.

"Ma-ma.."

Jungkook menahan kalimatnya, sepertinya tidak mampu melanjutkan kata-katanya.

Diam beberapa detik sampai ia bergerak dan memeluk Sooya erat. Meneggelamkannya dalam pelukkanya.

I am Noona | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang