Jungkook menarik napasnya di depan pintu yang masih tertutup, jantungnya berdegup kencang karena gugup tapi mati-matian ia tahan demi menjaga dirinya agar tetap terlihat tenang. Ia masih menunggu di depan pintu setelah nyaris dua menit disana, padahal itu Kamarnya sendiri.Ada Sooya di dalam, setelah kejadian tadi rasanya semua rasa kesal dan amarahnya lenyap. Sebaliknya, ia merasa semakin awkward ketika bertemu.
Jungkook kesal kenapa ia canggung sendiri. Ia memejamkan matanya sejenak sembari menarik napas yang kesekian kalinya, merapikan letak mangkok bubur di nampan yang dari tadi ia pegang.
Ia bersiap untuk memberi Sooya makan.Jungkook membuka pintu perlahan dan langsung melihat Sooya di depan jendela, wanita itu duduk membelakanginya. Jungkook melangkah pelan sampai tiba tepat di belakangnya.
Ia meletakkan nampan makanan itu di meja di sebelahnya kemudian berdeham untuk memberitahu Sooya jika ada dirinya disana.
Sooya menoleh ke belakang dan tersenyum tipis ke arah Jungkook. Jungkook semakin salah tingkah, tingkahnya seperti seseorang yanh sedang jatuh cinta.
Tidak-tidak, ia memang selalu jatuh cinta kepada wanita ini, setiap hari.
"Aku membawakanmu makanan." kata Jungkook ikut duduk di sebelahnya. Jungkook mengambil mangkok itu dan mulai mengaduknya.
Bubur ayam itu adalah bubur buatan Jungkook sendiri. Walaupun sebelumnya ia tidak tahu cara membuatnya tapi berkat tekad dan bantuan di Gougle ia berhasil membuatnya.
Sebenarnya ia bisa saja memesannya di restoran, tapi entah kenapa kali ini Jungkook ingin memberikan sesuatu kepadanya dari tangannya sendiri, atau lebih tepatnya ia hanya ingin memberikan yang terbaik.Dan Jungkook bersumpah, rasanya tidak kalah enak dengan yang biasa ia pesan di Restoran ternama.
"Kusuap ya.." kata Jungkook.
Jungkook mulai mengambil sesendok dan menyodorkannya di depan mulut Sooya yang dari tadi belum memberikan respon kepadanya.
Jungkook tersenyum lembut, ia berusaha bersikap baik dan hangat kali ini. Jungkook bersumpah setelah kejadian tadi ia hanya ingin menjadi lebih baik dan tidak akan kasar lagi kepada Sooya. Ia sudah menanamkan itu di kepalanya karena takut Sooya akan berulah lagi.
"A-aku tidak nafsu,.." ucap Sooya lemah.
"Kamu harus makan, bagaimana nanti makan obat jika tidak makan dulu?"
Sooya menatap Jungkook kemudian menatap bubur itu tanpa minat sama sekali.
"Sedikit saja ya?" Jungkook masih membujuknya.
Sooya pada akhirnya membuka mulutnya dan menerima benda lunak itu masuk ke dalam mulutnya.
Sooya bersumpah, lidahnya terasa pahit dan tidak bisa menerima benda itu ke mulutnya.
"Bagaimana? Aku membuatnya sendiri, enak-" perkataan Jungkook terpotong saat tiba-tiba Sooya bangkit dan berlari ke Kamar Mandi.
"Ueeekkk.."
Sooya memuntahkan bubur tadi dan semua makanan yang ia makan hari ini. Wajahnya tiba-tiba pucat, Jungkook cemas setengah mati. Ia menyingkap rambut Sooya sambil memijat punggungnya.
"Ada apa? Kenapa Sooya?"
Sooya memutar keran di wastafel dan mengelap mulutnya. Ia menggeleng ke arah Jungkook sesaat.
"Badanmu tidak enak? Mau kupanggilkan Dokter Suyeon lagi?" Jungkook bersiap-siap mengetik di ponselnya tapi pergerakkan Sooya menghentikannya.
"Tidak-tidak.." cegahnya. "Aku cuma butuh waktu istirahat."
Jungkook menjatuhkan tangannya di kedua sisi tubuhnya seolah paham maksud Sooya.
"O-oh iya, jadi kamu butuh waktu istirahat?" tanya Jungkook.
Sooya mengangguk sebagai responnya. Jungkook langsung tidak enakan, ia buru-buru meletakkan mangkok bubur tadi di atas nampan. "Iya, kamu emang butuh istirahat, makanannya ku taruh disini ya.."
Jungkook mencoba tersenyum. "Dan jika butuh bantuan atau ada sesuatu yang kamu inginkan, telepon aku. Aku akan segera datang." ucap Jungkook sebelum benar-benar pergi.
Sooya mengangguk sekali lagi lalu menyaksikan pintu kamarnya ditutup Jungkook.
Ya, Pria itu akhirnya pergi dari kamar ini.
Sementara itu di balik pintu kamarnya, Jungkook mematung dan terdiam lama, ia menyenderkan badannya di balik pintu sampai badannya melorosot jatuh ke bawah. Kepalanya berat, Jungkook menegelamkan wajahnya di dalam lipatan tangannya.
Ia merasa semakin stress dan gila saja dengan semua ini.
Percayalah, ia tidak pernah seperti ini dan sebelumnya juga Sooya tidak seperti ini. Semuanya terasa berubah. Jungkook sesak dan kepalanya berdenyut memikirkan ini semua, tapi ia bisa apa?
Ia hanya bisa berusaha memperbaiki dirinya dan berharap agar semua ini dapat kembali seperti semula, pada masa itu, masa dimana mereka sama sekali tidak mementingkan ego.Masa dimana Sooya masih sepenuhnya percaya dan menjadi miliknya.
Jungkook benci keadaan ini.
---
Ini sebenarnya bagian dari Ebook yang bakalan dimuat nanti. Hehehe
Btw sudah sebatas mana persiapan kalian untuk I am Noona Ebook ver? Sabar-sabar ya pembaca semua, secepatnya ini akan meluncur..Dan siapin hati kalian semua.
Aku menjamin itu semua 🌚Eh kalian mampir" dong kesini, yang ini ngga kalah HOT GREGETNYA KOK SAMA I AM NOONA DAN OUT :')
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Noona | JJK
FanfictionIni tentang cerita trauma akut yang dimiliki Jungkook. Ia hanya ingin menjaga gadis yang berharga baginya. Seorang gadis yang lebih tua 2 tahun darinya, Im Sooya yang sejak kecil ia panggil Noona. "Im Sooya! Cepat kemari!" "Mulai sekarang aku tidak...