Hai POPE! I miss You so much, jangan lupa VOTE dan Komentar yah^^
Jungkook yang mengendalikan segalanya, gerakannya, ruang lingkupnmya, kemauannya, tujuannya semuanya Jungkook. Dia yang mengatur segalanya dan herannya walaupun sudah diperlakukan seperti itu Sooya tertap bertahan kepadanya.
Sebenarnya bukan keinginannya juga untuk selalu bersama Jungkook, apa-apa dengan Jungkook. Hanya saja pria itu yang memaksanya.
Jadi jika kalian berpikir Sooya yang lemah, ia yang manja, dan selalu bergantung, maka kalian salah besar. Sooya tidak berpikir demikian. Ia malah ingin bebas dari pria itu, melakukannya dengan sendiri tanpa ada campur tangannya lagi.
Meninggalkannya?
Tidak-tidak! Soya tidak bisa, pria itu sudah terlalu banyak budi untuknya. Sulit sekali membalas kebaikannya selama ini.
Tapi jika terus seperti ini ia harus bagaimana?
"Kamu melamun?"
Sooya sedikit tersentak dan menoleh ke sekitarnya. Ia sedikit heran saat melihat mobil Jungkook sudah berhenti sejak perjalanan 1 jam mereka dari desa Jeollanam.
Masalah Rumah Sakit juga sudah di urus Jungkook dan mereka sudah berpamitan dengan Bibi Im dan Yebin walaupun dalam keadaan seperti ini.
Jungkook membuka selt beltnya dan Sooya. Atensi Sooya bermain menatap luar dari kaca mobil sampai Jungkook datang membuka pintu mobil dan menyiapkan kursi roda untuknya.
Ini bukan rumah mereka tapi GJ Company. Perusahaan yang sudah berjalan nyaris 20 tahun dan perusahaan yang bergerak dalam bidang properti ini sangat sukses. Golden Jeon yang sebentar lagi akan berpindah ke tangan Jungkook.
Ya, laki-laki muda ini akan menjadi CEO sebentar lagi.
"Kupikir kita akan langsung pulang.." gumam Sooya saat Jungkook mengendong dan memindahkannya ke kursi roda.
Jungkook tersenyum tipis dan mulai mendorong kursi roda Sooya ke depan dan memasuki perusahaannya.
"Kamu ingin cepat pulang?"
"Tidak juga.."
"Kalau begitu temani aku sebentar, paman Seokjin memanggilku perihal pemindahan CEO itu. Kamu tahu usiaku mungkin memang muda tapi Paman bilang kemampuanku sudah lebih dari cukup untuk menanggung itu semua.."
Sooya menyeringai sebal. "Jadi kamu menyombongkan diri sekarang?"
Jungkook terkekeh dan menepuk-nepuk kepalanya. "Bukannya jika perusahaan sudah di tanganku semuanya akan lebih mudah, aku bisa menempatkanmu menjadi sekretarisku dan kita bisa selalu bersama." ucapnya.
Sooya yang mendengar itu langsung terdiam, melunturkan senyum yang sebelumnya ia ukir. Hatinya mendesir ingin mengatakan tidak akan hal itu. Bukannya Sooya tidak bersyukur sudah diberi peluang untuk bekerja di perusahaan ini tanpa harus berjuang keras tapi hanya saja Sooya ingin berusaha sendiri. Ia ingin berjuang sendiri terhadap masa depannya, tanpa campur tangan Jungkook tapi kenapa pria ini selalu melibatkannya dalam keadaan apapun sehingga mereka selalu terjebak dalam situasi yang sama kapanpun itu.
Sooya menghela napas dan mencoba tersenyum hangat saat ada karyawan kantor yang menyapa mereka. Ia mendongak ke atas dan melihat Jungkook yang tampak dingin walaupun sudah disapa berapa kali oleh karyawan kantornya.
Ia sombong sekali.
Setidaknya ia bisa membalas atau tersenyum, tidak dengan anggukan kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Noona | JJK
FanfictionIni tentang cerita trauma akut yang dimiliki Jungkook. Ia hanya ingin menjaga gadis yang berharga baginya. Seorang gadis yang lebih tua 2 tahun darinya, Im Sooya yang sejak kecil ia panggil Noona. "Im Sooya! Cepat kemari!" "Mulai sekarang aku tidak...