24 November, hari ulang tahun alex. Seminggu lagi umurnya 18 tahun.
Kinan berencana untuk memberi birthday suprise ke alex. Kinan sudah berbicara dengan Valina tentang rencananya. Kinan juga akan membicarakan dengan seluruh teman kelas nya dan juga teman temannya di kelas yang lain tanpa di ketahui alex.
"Jadi gini rencananya" kinan menjelaskan dengan rinci tentang birthday surprise alex
Kini Dimas, Faris, dan lensi berada dirumah kinan.
.....
2 hari setelahnya. Saat sore hari setelah pulang sekolah, alex berencana untuk ke toko buku untuk membeli buku penulis favoritnya yang baru saja terbit. Alex mengajak kinan untuk menemaninya ke toko buku tapi kinan tidak bisa dihubungi. Saat kerumah kinan pun, rumahnya terlihat sepi. Akhirnya alex kembali kerumah. dan mengurungkan niatnya untuk ke toko buku.
"Gak jadi pergi?" tanya valina yang sudah berada dirumah.
Alex duduk disofa dan menghela nafasnya. "iya mah, kinan gak ada dirumahnya. di telfon juga gak bisa"
"ohh" jawab valina sambil mengalihkan pandangannya. tentu dia tahu hari ini sahabat anaknya itu sedang mencari tempat untuk acara ulang tahun anaknya nanti. "kenapa gak pergi sama dimas?" lanjutnya
Belum menjawab pertanyaan mamanya, terdengar sudara dimas dipintu rumahnya. "Assalammualaikum"
Alex terpaksa membukaan pintu rumahnya. "Eh rara, nih mangga dari bunda" ucap dimas. lalu ia menenggok ke dalam rumah dan menyapa Valina. Setelahnya Valina malah menyuruh dimas untuk masuk kedalam rumah. Dengan berat hari alex mempersilahkan dimas masuk.
Dimas memperhatikan pakaian yang dipakai Alex. "Lu mau pergi?" tanyanya
Alex menoleh ke dimas. "ya, tapi gak jadi." jawabnya singkat sambil menaikkan alisnya.
Alex berencana menggalkan dimas sendiri diruang tamu pun terhambat, karena dengan cepat mamanya itu menyaut tentang pertanyaan dimas tadi. "iya tuh, gak jadi pergi gara gara gak ada temannya"
"Ya udah jalan sama gua aja ra" sahut dimas
Alex menatap valina dan dimas secara bergantian dengan wajah malas. Alex terus berfikir bagaimana caranya untuk menolak ajakan dimas saat ada mamanya. Saat dia sedang memikirkannya dia melihat ke arah jendela luar. Alex mendapat ide.
"gak, gak usah itu juga mendung. Takutnya lagi dijalan kehujanan" menunjuk ke arah luar. tapi usahanya gagal menolak ajakan dimas. dimas lebih pintar.
"gak papa kok, nanti kita pergi naik mobil aja. kan mobil lagi gak dipake sama bunda" jawaban dimas juga di dukung oleh Valina.
"Iya sayang, katanya kamu pengen banget beli bukunya hari ini. Tuh dimas bersedia nemenin kamu" sahut Valina
Alex mendengus kesal. "ya udah iya, lu ambil mobilnya dulu gih. gua tunggu sini"
Dimas pun keluar rumah. Alex hanya bisa pasrah. Dia memang sangat ingin secepatnya membeli buku itu. Dan dia juga kesal ngapa sahabatnya itu tiba tiba tidak bisa dihubungi, padahal siang tadi di sekolah kinan sudah berjanji akan menemani alex membeli buku.
.....
"emang buku yang lu cari tentang apa sih?" tanya dimas yang sedang membantu alex mencari buku yang alex inginkan.
"Ya pokoknya gitu deh" ucap alex sambil meneliti satu persatu buku di rak buku.
"Nah! Ketemu.. akhirnya.." memeluk buku yang memiliki cover berwarna ungu muda bercampur garis garis warna putih tersebut.
"Dah yuk, ke kasir abis itu pulang"
"Tunggu ra-" menarik tangan alex.
Alex membalasnya dengan menaikkan ujung dagunya dengan maksud bertanya ada apa?
"gantiaan dong, gua juga mau nyari buku" Alex hanya mengangguk.
Setelah setengah jam berkeliling dimas tidak membeli satu pun buku. Setelah membayar buku yang dibeli alex, mereka tidak langsung pulang. Dimas meminta alex untuk menemaninya makan sebagai bayaran atas jasanya mengantar alex membeli buku.
Saat perjalanan pulang, mobil dimas berjalan sangat lambat keheningan pun sangat melekat pada mereka berdua. Apalagi saat mereka terjebak ditengah macetnya jalanan dibawah langit yang sudah gelap dan rintik hujan yang mulai menetes di kaca mobil.
"Dim gua pengen nanya" ucap alex dengan nada serius yang memecah keheningan.
Dimas pun menoleh ke arah alex yang berada di samping kirinya.
"Tujuan lu sebenarnya apa sih dari awal ngedeketin gua?" menatap tajam ke arah dimas
Dimas membalasnya dengan tatapan yang sangat melekat. Kini dia sudah menyadari, bahwa dirinya sudah jatuh hati dengan perempuan yang di sampingnya saat ini.
Dia pun mengembuskan nafasnya. "maunya apa?" jawab dimas sambil bersender di stir mobil dan tetap menatap lekat alex.
Mendengar tidak mendapat jawaban yang iya mau dari dimas, alex memalingkan mukanya sambil mendengus kesal. "pertanyaan kok di jawab pertanyaan" sindirnya.
Dimas menegakkan duduknya. "ya buat deketin kamu"
"Iya buat apa? ngapain..?
Dimas tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum dan kembali menatap jalanan.
.....
Mobil itu akhirnya berhenti didepan rumah Alex. "Thanks udah nemenin" ucap alex sambil membuka seatbelt.
"Selamat malam." lanjut alex sembaring menutup pintu mobil. Alex mengucapkan selamat malam hanya untuk bersikap sopan.
Saat memasuki rumah Valina langsung menggoda alex. "ngapain aja tadi.. lama ya beli bukunya"
"tadi macet mahh, alex bersih bersih dulu ya" sembaring berjalan melewati valina.
.....
Pagi di sekolah alex sudah melipatkan tangannya di depan kinan untuk menunjukan kalau dia marah kepada sahabatnya itu. Tapi kinan malah tidak memperdulikannya.
Sampai istirahat siang hari, kinan tidak sekali pun mengucapkan kata maaf kepada alex. "nan, lu sama sekali gak mau minta maaf gitu ke gua?" ucap alex sembari berjalan di koridor
Kinan yang disebelahnya hanya menjawab dengan gelengan kepala. Kinan tidak mau mengakui apa salah dia.
Alex mengerutkan keningnya. Dia bertanya tanya ada apa dengan kinan, mengapa dari tadi pagi dia menjadi lebih pendiam? Tiba tiba muka yang dipasang kinan dari tadi pagi, menjadi berubah. Yang tadinya ekspresinya sangat datar menjadi muncul sebuah lengkungan garis dibibirnya, saat melihat yang ada di depan nya. Senyuman itu lemparkan kinan untuk fahri yang berjalan melewati mereka berdua.
Fahri? ada apa kinan dengan fahri? sepertinya kemarin siang kinan masih membenci fahri
Alex tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi disini? sepertinya beberapa hari yang lalu saat kinan menginap dirumah alex. Kinan terlihat suka kepada Yovan. Dan sebelum itu kinan menyukai dimas, yang sepertinya dia sudah mengiklaskan dimas kepada alex. Tapi sekarang kinan melemparkan senyum cantiknya kepada fahri.
Alex juga ragu dengan hati dan perasaannya. Dia menyadari sudah mempunyai sedikit rasa dengan dimas. Dimulai saat dimas mengajaknya melihat pemandangan dirooftop. Dan juga saat kemarin dimas ada saat alex butuh. Tapi mengapa ia risih dengan sikap kinan kepada fahri tadi? Apa karna hari ini kinan sangat jutek kepada nya tapi tidak kepada orang lain? Atau karna orangnya itu adalah fahri?.
^AN^
Aduhh jadnya kinan sama siapa sih?
Dimas?
Yovan?
Atau Fahri??
Jawab di kolom komentar ya!Dimas juga nih gc banget deketin alexnya.
Ada yang setuju dimas sama alex??
HmmmTunggu aja di part berikut nyaa\
JANGAN LUPA VOTE,COMMENT & SHARE^^
See you guys in next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust you [Selesai]
Teen Fiction[Selesai] . {Mencoba Revisi} . Kepercayaan adalah salah satu yang terpenting dari kehidupan. Maka dari itu, Percaya pada seseorang adalah hal yang terpenting dalam hubungan. Entah hubungan keluarga, teman,sahabat, ataupun pacar. Dan ini adalah pilih...