22. Tanggapan Sahabat

24 4 0
                                    

Mengambil helm dari tangannya dan langsung duduk di jok motor. "Yuk jalan" sambil memegang pundak pacar pertamanya itu.

Dimas memegang tangan Alex yang berada di pundaknya lalu melingkarkannya di perutnya. "Biar aman tuh tangannya disini"

"Biar aman dari apa?"

"Dari cowo dijalan yang nanti ngelirik kamu"

Mendengar ucapan Dimas Alex tertawa malu. "Lucu juga kalau Dimas kaya gini" fikirnya. Alex menepuk punggung Dimas, "bisa aja lu, udah ah ayok jalan nanti telat"

Dimas langsung menancap gas motornya. Ini adalah hari pertama Alex diantar ke sekolah dengan pacarnya. Seseorang yang ia sukai, sayangi, cintai serta ia percayai. Kabar Alex berpacaran dengan Dimas belum ada yang tahu.

Sesampainya di sekolah, Alex menunggu Dimas mengunci motornya. Setelahnya Alex berusaha berjlan mendahului Dimas agar tidak menarik perhatian. Tapi tangannya dicekal oleh dimas. "ngapain jalannya cepet-cepet"

Badan Alex berbalik menghadap Dimas, "em, biar gak menarik perhatian" jawabnya ragu.

Dimas menghembuskan nafasnya. Tangannya yang tadi menggenggam pergelangan tangan Alex turun menggenggam telapak tangan Alex dan menyusupkan jarinya ke sela-sela jari Alex. membuat Alex melebarkan pupil matanya.

"Kaya gini aja ya" sambil menatap tangannya menggenggam tangan Alex.

"Eh?" tanya alex bingung. Dimas langsung berjalan begitu saja dengan tangannya yang masih menggenggam tangan pacarnya. Alex berusaha menyeimbangi langkahnya dengan langkah kaki Dimas.

"Lagian siapa juga nya merhatiin kita Ra. Cuek aja lagi" lanjutnya

Beberapa sepasang mata disekitar mereka menatap mereka berdua, tentu saja Alex tidak nyaman dengan itu. Apalagi saat kejadian kemarin saat dikantin, pada saat teman teman Dimas membuat kehebohan.

Dan pada saat sampai di kelas Dimas masih menggenggam tangan Alex, membuat Lensi,Faris, Kinan, maupun teman teman Alex di kelas bersautan menggoda sejoli itu.

"Wah wah wah ada apanih?" tanya Faris sambil menyenggol pundak Dimas.

Alex menunduk malu. Dimas menatap Alex "yaa gitu lah kaya lu sama Lensi" jawab Dimas.

"wahh gila, selamat bro. Kantin gratis nih" Ucap Faris.

Alex menatap Kinan ragu, tapi Kinan malah membalsnya dengan senyuman dan pelukan. "yeyy akhirnya teman gua pacaran juga" ujarnya. Lensi juga ikut memeluk Alex "Berpelukan!" ucap Lensi dengan semangat.

Sedangkan Alex malu, karna menjadi sorot perhatian dikelasnya. "aduhh kalian apaan sih. Malu tau" sambil berusaha melepaskan pelukan sahabatnya itu.

.....

Kinan menyantap siomay yang baru saja Alex belikan untuknya. "Dyadi cyerita nya giemana lu, dua, jadian" ucap Kinan dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Makanannya di telan dulu nan.." ucap Alex sambil tertawa. Alex melirik Dimas, memberikan kode agar Dimas yang menceritakannya.

"Loh? Kamu aja yang cerita" menjawab tatapan Alex.

Alis Alex bertautan. Tentu saja dia malu untuk menceritakannya. "Gak ah. Lu aja" Jawab Alex cepat.

"Rara aja"

"Udah, Dimas aja"

"Gak mau, lu aja."

"Gue juga gak mau! Lu aja ah"

"Lu."

"Gak mau" ucap Alex sambil mengerucutkam bibirnya.

"Udah lu aja" Dimas masih tidak mau mengalah.

Trust you [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang