Pagi hari itu semua berjalan seperti tidak terjadi apa apa. Alex terbangun dan bersiap siap pergi kesekolah, selagi menyantap sarapan Alex juga sempat berbincang sebentar dengan mamanya, sebelum Valina pergi ke kantor.
Selama pelajaran di sekolah juga terasa seperti biasanya, lebih ke hambar. Pembahasan materi baru juga sudah habis. Guru guru hanya terus memberi latihan soal soal untuk ujian, karna ujian penentu masa depan semua siswa sudah di depan mata. Beberapa siswa di kelas juga lebih terlihat fokus dengan buku buku latihan soal yang mereka bawa sendiri untuk waktu luang. Hari itu dirinya dan juga Kinan belum bisa saling berbicara lagi. Kinan juga lebih menutup diri dari sekelilingnya termasuk Dimas.
Setelah bel berbunyi, Fahri menunggu Alex membereskan buku untuk pulang bersama.
Sejujurnya Alex masih bingung bagaimana Fahri bisa menjadi sebaik ini, terus menemaninya di saat dia merasa hancur. Dalam batin Alex mungkin dia dapat menduga maksud Fahri, tapi tidak. Alex tidak mau memikirkan itu, Fahri hanya.. menjadi teman yang baik.
Hal itu terus berlanjut terus sampai setelah minggu minggu ujian terberatnya. Fahri bahkan menemani Alex ke pengadilan perceraian orang tua Alex. Beberapa kali Alex dan Fahri juga bertemu dengan Kinan di pengadilan. Ternyata hari pengadilan perceraian orang tua Kinan sama dengan orang tua Alex.
Alex sudah berusaha tersenyum dengan menyapa Kinan, tapi tidak mendapat balasan yang bagus dari kinan, Kinan hanya terus berjalan lurus ke depan tanpa sedikitpun melirik ke Alex. Disana Fahri ada untuk menepuk pelan punggung Alex untuk menenangkan, memberi ketabahan ke pada Alex.
"sudah gak papa, mungkin Kinan gak dengar atau dia lagi buru buru" ucap Fahri menenangkan. Alex hanya tersenyum tipis. dia tahu itu bukan alasan Kinan mengacuhkannya tadi.
Ujian selesai, pengadilan selesai. Semua beres pada waktunya. Alex kini hanya bisa berdoa agar hasil ujiannya memuaskan. Tentang hasil dari pengadilan orang tua, hak asuh Alex tentu saja didapatkan Valina. Terakhir Alex bertemu dengan ayahnya Yuda adalah di pengadilan. Setelah hari itu Valina bilang akan bertemu dengan ayah dari anaknya itu saat hari pengumuman kelulusan Alex, mereka mungkin merencanakan makan siang atau malam bersama.
Alex juga sempat mendengar, hak asuh Kinan ada pada ayahnya. Sama seperti Yuda, ibunya Kinan pindah dari rumahnya dan entah pergi kemana. Gosip tersebar begitu saja di sekolah. Entah siapa yang menyebarkan, mungkin guru yang mendengar pertengkaran antara dirinya dan juga Kinan hari itu. Tapi begitu adanya libur sekolah setelah ujian kabar itu menghilang.
Masa SMA akan berakhir, perpisahan juga tidak bisa di hindari, semua berjalan bergitu cepat bagi Alex. Tinggal beberapa hari sampai upacara pengumuman kelulusan di sekolah. Di hari hari itu Alex menyibukan dirinya dengan berolahraga, memasak, juga mencari tahu tentang universitas untuk masa depannya. Alex juga beberapa kali berkeliling komplek dengan sepeda lamanya. Tidak jarang Alex melihat Dimas yang sedang melirik Alex dari balkon rumahnya.
Sore hari sebelum hari pengumuman kelulusan Alex sedang berjalan pulang dari minimarket didepan kompleknya, tiba tiba dirinya di cegat oleh Dimas. "lu ngikutin gue?" tanya Alex ngeri.
"Enggak. Tapi boleh gak kita ngobrol dulu?" nada ragu terdengar di suara Dimas.
Alex hanya mengangguk pelan. Dimas menggiring Alex ke taman kecil di tengah tengah kompek mereka. Setelah duduk di bangku taman Alex langsung melontarkan tatapan menagih ucapan Dimas tadi.
"aku- saya- ehm, gua pengen minta maaf sebesar besarnya sama lu, Alex."
"gua tau yang gua lakuin itu salah, bohongin lu, buat lu nangis, kecewa." ucap Dimas.
Dimas berhenti sejenak, lalu perlahan menghela nafas dalam dalam lalu menghembuskannya. "gua juga mau minta maaf kalau gua ternyata, ikut dalam rencana Kinan buat bikin lu sedih, gua bener bener gak tau kalau Kinan punya rencana it-" kalimat Dimas menggantung, berhenti saat Alex ngangkat sebelah tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust you [Selesai]
Teen Fiction[Selesai] . {Mencoba Revisi} . Kepercayaan adalah salah satu yang terpenting dari kehidupan. Maka dari itu, Percaya pada seseorang adalah hal yang terpenting dalam hubungan. Entah hubungan keluarga, teman,sahabat, ataupun pacar. Dan ini adalah pilih...