Epilog

180 5 0
                                    

Setelah hari pengumuman waktu itu semua perlahan membaik. Perlahan hubungannya dengan Kinan tersusun kembali setelah mereka berdua menangis meluapkan semua nya hari itu. Usai pulang dari sekolah mereka berusaha saling terbuka membicarakan semua nya dan saling memaafkan satu sama lain.

Sore harinya Kinan harus berpamitan dengan Alex. Karena jadwal penerbangannya ke Yogjakarta dengan ayahnya. Menurut Kinan dirinya dan sang ayah harus berusaha untuk melupakan dengan cara pindah ke tempat baru.

Alex mendukung pilihan Kinan. Mereka berdua pun kembali saling perpelukan sebelum perpisahan.

Bandung, 3 Tahun kemudian

"Mana sih tuh anak" gumam kesal Alex, melihat jam tangan berwarna neonnya. Dirinya sudah menunggu lebih dari satu jam. Akhirnya Alex memutuskan duduk di tangga dekat gedung fakultasnya. Hari ini dirinya sedang tidak ada kelas dan orang yang sudah dia tunggu selama lebih dari satu jam ini mengatakan ingin mengantarkannya ke acara reuni sekolah.

Alex sudah membawa dress dan segala perlengkapan untuk acara tersebut tapi orang ini tak kunjung juga datang.

Alex terus menggumam kesal dan bersumpah serapah jika orang ini datang nanti, sebab Alex sudah terburu buru saat berangkat dari kostnya tadi, tapi sampai sekarang orang ini tak kunjung datang juga. Alex mengambil ponsel dari kantong hoodie nya dan kembali mengirim pesan ke orang yang ia tunggu, setelah itu memencet beberapa digit nomor dan menunggu nada tersambung.

"haloo" ucap di sebrang sana

"lama banget sih lu" cerocos Alex menghembuskan nafas berat

"Sekarang lu dimana?!" tanya Alex. kemudian terdengar suara hembusan nafas berat seperti berlari di sebrang telfon.

"Bentar.. hos.. dikit lagi" ucapnya

Alex menggelengkan kepala saat melihat laki laki berjaket kulit dengan kaus hitam berlari ke arah nya sambil tersenyum, senyuman yang sekarang Alex suka.

"Sorry princess.." ucap Fahri sambil berlutut di depan Alex. Yang pasti dia berlutut karna lelah berlari.

Alex memasang wajah kesal, benar benar kesal. Fahri mengadahkan mukanya lalu menempelkan ke dua telapak nya sambil memohon ampun. "maaf in guee.. ampun nyonya" candanya.

Tentunya Alex masih kesal, sambil menyilangkan ke dua tangan di depan dada Alex membuka suara, "gue tuh udah nunggu lebih satu jam! hampir mau dua jam gue disini!" sambil mengacungkan dua jari nya. "gue udah lumutan tau gak!" marahnya lagi.

"ya maaf, dosen gua lama banget, terus tadi temen gua ngecegat gua gitu terus ngajak ngobrol"

"iye temen lu ngajak ngobrol terus gue di lupain, tau gue!" balas Alex.

"ya gak gitu lah lex" Fahri menyangkalnya. Alex hanya berdecak malas, lalu mengambil lengan Fahri menariknya agar berdiri.

"dah lah, cepet berdiri, Gimana kalo nanti macet di jalan terus kita telat!" omel Alex lagi. Mereka pun segara berjalan menuju parkiran mobil.

Di perjalanan Alex masih saja kesal dengan Fahri yang kini ada di sebelah nya fokus menyetir. Sebenarnya Alex sungguh tidak menyangka ucapan Fahri 3 tahun lalu saat mengatakan akan satu unversitas dengannya menjadi nyata.

Alex sungguh terkejut saat hari pertama masuk kuliah Alex malah bertemu dengan Fahri dan dari sana mereka terus bersama. Dalam artian sebagai sahabat, gedung fakultas Alex dan Fahri cukup dekat dan mereka sering pulang bersama ataupun saling membantu jika ada yang kesulitan mengerjakan tugas atau proyeknya.

Alex menoleh sebentar ke Fahri yang masih fokus menyetir, lalu menoleh ke bangku belakang dia sana cukup berantakan oleh barang barang Fahri yang sepertinya hanya dilempar begitu saja ke bangku belakang. "Ri" panggil Alex.

Trust you [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang