20. Mendukung Dia

30 7 0
                                    

Dimas terus tersenyum setiap berhadapan dengan Alex, dan itu sudah bertahan selama 1 minggu lebih setelah Dimas menembaknya Alex. Dimas tidak menagih jawaban. Tapi dia terus berperilaku sangat baik. Seperti membantu hampir segala hal yang Alex kerjakan.

Tidak hanya menolong Alex, tapi juga orang orang yang berada di sekitar Alex. Dan Alex menyadari itu semua. Dia menganggap hal itu lucu, apalagi wajah Dimas yang selalu melontar kan senyumannya.

Senyuman yang membuat cewe pasti meleleh. Alex merasa tak nyaman jika banyak siswi lain nya baper karna senyuman Dimas yang sekarang sering dia berikan kepada semua orang termasuk siswi siswi genit.

Pernyataan Dimas kepadanya belum dia ceritakan pada siapapun termasuk Kinan. Alex berencana sepulang sekolah nanti ingin menceritakan semua yang dia alami. Mana mungkin Alex tidak menceritakannya? Kinan sahabatnya, orang yang sangat dia percayai.

Tapi apa daya kita hanya bisa merencanakan, sedangkan yang di atas yang mengatur semuanya. Saat kinan di ajak untuk pulang bareng dia menolaknya. Kata Kinan dia ada urusan dengan keluarganya. Alex tidak tau urusan apa itu saat ditanya lagi kinan langsung pergi begitu saja.

Akhirnya mau tak mau Alex pulang bersama Dimas. Karena tiba tiba saja Dimas muncul di hadapannya saat ia menunggu angkutan kota, Tadi nya Alex ingin menolak ajak kan Dimas, tapi saaat itu juga Alex sadar kalau uang ongkos untuk bayar angkutan kota nanti, kurang.

Hanya hembusan angin yang menemani perjalanan mereka berdua. Keadaan saat itu sangat canggung hingga sampai di tujuan. "Thanks" ucap Alex singkat sambil memberikan helmnya.

Dimas tersenyum singkat.

Lalu membelokkan motornya ke arah rumahnya.

.....

"Ayah!" teriak Kinan, membuat banyak pasang mata di kafe menatapnya. Dan mulai terdengar bisikkan bisikkan yang mengarah padanya. Kinan tidak memperdulikan orang orang di sekitarnya yang mulai menatap sinis ataupun kata kata yang jelek kepada dirinya. Kinan kesal melihat ayahnya seperti orang stress, Kantong mata besar, rambut tidak teratur dan sibuk dengan kertas kertas serta laptop di depannya.

"Ayah.." panggilnya sekali lagi sambil memegang tangan Laki laki yang paling dia sayanginya itu.

Andre menatap kinan dengan putus asa.

"Ayah harus lebih tenang ya"

"Kinan yakin, semuanya bakal terungkap semua seiring berjalannya waktu." ucap kinan dengan lembut.

"Jadi ayah tenang ya. Semuanya pasti akan merasakan dampaknya." kali ini omongan kinan penuh dengan tekanan.

Sedangkan Andre hanya mengangguk pasrah.

.....

Alex asik melahap akan malamnya bersama Papa dan Mamanya.

"Oiya ma, tetangga depan itu temen kantor mama ya?" tanya Yuda.

"iya, kok bisa tahu?" Jawab Valina

"Suaminya itu pemilik perusahaan yang baru baru ini kerja sama, sama Papa. Makanya Papa bisa pulang dulu, karna urusan kantor sama dia."

"Nah minggu lalu kan papa sempet pergi ke rumahnya"

Alex masih terus menikmati makanannya.

"abis ngobrol cukup lama, papa di cerita in tentang anaknya. Eh papa di ajak jalan. Pas sudah sampai ke tempat tujuan dia ternyata sebrangnya rumah ini. Gara gara tadi sempet di ceritain tentang anaknya, dia ngajak untuk ketemu anaknya. Ternyata anaknya ganteng ya mah" ucap Yuda.

Trust you [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang