19. Menyatakan

39 8 1
                                    

Setelah menjalankan upacara senin, hari berjalan seperti biasa. Alex tetap berkumpul bersama sahabat sahabatnya. Dia juga berusaha tidak canggung dengan dimas setelah apa yang terjadi sabtu kemarin.

Akan tetapi alex merasa beberapa hari belakangan terasa berbeda. Karna dulu fahri selalu mengganggunya. Tapi sikap fahri berubah dan menjadi dekat dengan alex, tapi kini fahri seperti jauh, tidak lagi ada perbincangan diantara mereka berdua.

Dan yovan mulai terbuka tentang dia dan kinan. Yang bahkan kinan sendiri tidak mau menceritakam apapun, tapi alex dapat mengetahui semua dari yovan. Kini yovan dan kinan selalu chat an setiap malam.

"Jadi gitu ra, aku nyaman sama kinan" ucap yovan dengan senyum sumriang.

Alex hanya tertawa melihat sepupunya itu menceritakan hubungan percintaannya.

Disisi lain ada dimas menatap alex dan yovan yang sedang duduk diselasar depan kelas yovan. Melihatnya sudah membuat hati dimas panas. Dia langsung berjalan mendekati alex.

"Ra" sapa dimas yang tiba tiba berada di samping alex.

Alex mendongak. "Sejak kapan ada dimas?" tanyanya dalam hati, heran.

"Ya?" Tanya alex

"Sini berdiri. Gua pengen ngomong"

Alex pun menerima tadahan tangan dimas untuk membantunya berdiri. "Van aku pergi-" sebelum menyelesaikan ucapannya tangannya sudah ditarik oleh dimas.

Alex berusaha menyeimbangi langkah kakinya dengan kaki dimas yang berjalan sangat cepat. Dan mereka pun tiba di kantin.

"Ihh apa sih" melempar tangan dimas

"Temenin gua jajan"

"Ha?"

"Lu mau gua beliin apa?" Tanya dimas dengan santai.

Sedangkan alex sudah kesal gemas dengan dimas. "Gak perlu." Jawabnya singkat.

Dimas langsung menatap alex dan berusaha menyembunyikan tawanya.

"Bu es jeruk 2 ya" ucap dimas pada ibu kantin. Alex melirik dimas mendengar dimas membeli 2 minuman.

Selesai membeli minuman dimas mengajak alex untuk duduk di salah satu kursi di kantin, dan dimas duduk bertepat di depan alex. "Nih mau gak?" Menyodorkan gelas yang berisi es jeruk itu.

"Lumayan buat dingin in hati sama kepala yang lagi kesel" tawar dimas sekali lagi.

Alex melirik dimas dengan sinis lalu menyeruput minuman yang tadi ditawarkan dimas.

"Si.. siapa tadi, ya ngobrol sama lu? Em.. si Yovan! itu pacar lu?" Tanya dimas sambil menatap mata alex

"Bukan." Jawab alex singkat

"Manggil nya aku-kamu?"

"Emang kenapa? Dia sa-sahabat gue"

"Sahabat?"

"Iya kan waktu itu pernah gue kenalin"

"Oh." Jawab dimas dengan singkat,padat,dan jelas.

Alex mendengus kesal "Ihhh" bisik alex. "Udah nanya nanya terus, malah di jawabnya singkat banget" batin alex.

"Nanti pulang bareng gua" ucap dimas yang berlalu meninggalkan alex.

Alex mengernyit heran. "Kenapa sih tuh cowo, kemarin romantis banget, kenapa sekarang nyebelin" batin alex.

.....

Setelah sekolah selesai. Dimas masih saja menunggu alex di kelas. Yang akhirnya alex mau pulang bersama dimas, dia malas menunggu lebih lama lagi dimas yang tak kunjung pergi dari kelas.

Trust you [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang