30. Sunyi Penuh Amarah

68 3 0
                                    

Jangan lupa buat tinggal in jejak ya setelah baca

"Sampai kapan lu mau nyembunyiin dari Alex?"

Dimas menghela nafas. Dia sudah tau dari tadi Kinan mengikutinya. "Gua gak akan pernah bilang."

Kinan tertawa menyepelekan. "Lo tau kan, kalo gak akan berakhir baik kalo Alex tau soal taruhan itu dari orang lain ?"

Dimas langsung memincingkan matanya, menyudutkan tubuh Kinan dekat pohon. "Jangan pernah lu ngasih tau tentang taruhan itu." Penuh penekanan

Kinan balas menatap tajam Dimas, menarik salah salah satu sudut bibirnya. "Jadi.. sekarang lu serius sama Alex?" Dimas mengatupkan bibirnya.
"Ya."

"Memangnya kenapa kalo gua bener sayang sama dia?" Tegasnya.

Kinan mengangkat bahunya sambil melihat ke arah lain. "Ya gak papa."

.....

Setelah pulang dari sekolah. Dimas mengurung dirinya dikamar bukan untuk istirahat, melainkan mencari kemungkinan dari mana Alex mengetahuinya. Dia kembali memikirkan percakapan dengan Kinan 2 hari yang lalu. Apakah saat itu Alex mendengarnya? Sepertinya tidak.

Bayangan Alex sudah menghilang saat percakapannya dengan Kinan di mulai. Sudah lama Dimas tidak membahas tentang taruhan itu. Sebelumnya adalah pada saat dia berboncengan dengan Kinan saat pergi ke rumah Alex. Dimas kembali berfikir. Terakhir kali dia membicarakannya yaitu saat di tempat kemah.

"Truth nya lu harus ceritain awal mula lu deketin si Alex?"

Dia merasa ragu untuk menjelaskannya, bisa saja salah satu temannya cerita kepada Alex

Namun akhirnya Dimas menjelaskan, "Jadi-" Dimas menarik nafas.

"Jadi pertama-tama gua deketin dia tuh karna taruhan dari temen gua" Dimas mengucapkannya dengan 1 tarikkan nafas.

"gua gak suka sama dia," lanjut Dimas menjelaskan ke teman-temannya.

Dia melihat wajah teman temannya, sepertinya di cukup terkejut dengar pernyataannya.

"Taruhan itu- dikasih sama Kinan." Tegasnya lagi.

Ok, sekarang teman temannya saling menatap tidak percaya. Dimas tersenyum simpul. "Tapi itu dulu. Sekarang gua bener bener cinta sama dia"

"Jadi lu pindah sekolah gara gara taruhan itu?" Tanya Alfi. Dimas terdiam dan teman temannya tampak menunggu jawabannya.

"Yaa salah satu nya itu sih."

"Awalnya gua deketin lewat DM di instagram pake second acount gua, eh setahun setelah Kinan pindah, ternyata nyokap gua juga nyuruh gua pindah dan sekolah yang gua pilih ya SMA Bintang."

Satu per satu temannya mengangguk mengerti.
Tapi tiba tiba Dimas melihat manik mata Candra menatap ke sesuatu di yang berada di belakang nya. Dimas mencoba mencari tau apa yang Candra lihat.

Ada sekelebat bayangan punggung yang berlari menjauh, Dimas langsung berdiri dari duduknya, menyipitkan matanya mencari tahu siapa dia. Alex. Ya dia Alex, apakah Alex mendengar ucapannya tadi? Mengapa dia berlari? Dimas langsung mencoba mengikuti bayangan itu tapi bayangan itu sudah hilang entah kemana.

Trust you [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang