29. Pulang

56 3 3
                                    

Kabut mulai turun saat datang nya fajar. Alex di temani Fahri menghangatkan diri di posko. setelah kejadian tadi Fahri mengajak Alex untuk ke tenda panitia karena Alex tidak ingin kembali ke tendanya, tapi tetap saja dia harus membereskan barang barangnya yang ada di dalam tenda teman temannya.

Selesai sholat subuh, anak-anak mempersiapkan di untuk pulang. Alex sudah siap dengan tasnya, menghampiri ketua kelas meminta izin untuk pindah ke bis yang lain.

Setelah mendapat persetujuan, Alex langsung masuk bis tanpa ia sadari Fahri mengikutinya sampai ke bis.

"Gua ikut." Ucapnya datar.

Alex mengernyit bingung,"Gak usah, lu di bis kelas aja" Alex duduk di bangku paling belakang dekat jendela.

"Biarin gua temenin lu lex" Fahri menaruh tasnya tepat disamping bangku yang Alex duduki.

Alex menatap Fahri bingung, lalu mengangguk pelan. Setelah itu Fahri keluar dari bis itu, entah kemana.

Tidak lama kemudian anak anak mulai memasuki bis masing-masing. Alex masih bertahan di posisinya sampai bis penuh-sampai Fahri datang. Berusaha mengurangi rasa gundah Alex membuka ponselnya. Banyak sekali panggilan tidak terjawab dari Lensi,Kinan, terutama Dimas.

Tiba-tiba ponselnya bergetar, terpampang nama Kinan disana. Sulit rasanya tidak menjawab panggilan itu, pasti Kinan khawatir tentang di dia, atau tidak. Mengingat pernyataan Dimas kemarin.

Alex menyentuh dan menggeser kekanan membiarkan Kinan mendengarkan suara berisik di bis ini, tapi tidak suaranya. Alex tetap membungkam mulut.

"Akhirnya dijawab juga, lu dimana Lex?"

"Semalem lu ngilang gitu aja, pagi pagi barang barang lu udah gak ada" suara Kinan di sebrang sana. Dia..terdengar panik.

Alex tetap bungkam.
"Lex? Halo? Lu dimana? Kok berisik disana?"
"Alex?Halo?"
"Lu dibis man-" Alex menutup panggilan itu. Matanya menatap nanar ke luar jendela. Bis sudah bergerak maju.

Fahri yang disampingnya hanya menatap Alex, tanpa mengomentari atau menghakimi Alex.

Setengah perjalananpun berlalu. Alex tetap diam menghadap ke luar jendela dengan earphone yang terpasang di telinganya.

Alex masih berharap ini mimpi dan dia ingin terbangun secepatnya juga.

"Lex"

"Alex"

"Lex" Fahri mencopot sebelah earphone Alex. Matanya begitu sayu menatap manik hitam matanya.

Fahri mendengus. Dia takut Alex kemasukkan setan aja, melihat kondisi yang amat sangat suram dalam diri Alex. Dengan cepat ia memasukkan earphone kedalam lubang telinganya "lu lagi dengerin lagu apa sih"

Dia dapet mendengar lagu Tori kelly-Paper heart disana. Sedangkan alis Alex berkerut meminta penjalan pada Fahri tentang sikapnya tersebut. "Gua ikut dengerin" jelas Fahri.

Fahri pun membuka pembicaraan agar Alex tidak melamun terus seperti tadi. "Gua anterin lu ke rumah ya, motor gua ada di sekolah"

"Terserah" tegas Alex.

"Eh kita udah hampir 2 tahun lebih ya kenal?" Tanya Fahri, masih mencoba terus agar tidak ada kecanggungan diantara mereka.

"Ya kali." Lagi lagi jawaban yang singkat.

"Lex.."

"Apaan sih" Alex sudah kesal. Dia tidak ingin mengeluarkan suara saat ini.

Mukanya berubah menjadi muka sok polos dengan mata yang berbinar "Gua takut lu kesambet lex. Bengong gitu terus"

Trust you [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang