" hanya karna mereka membencimu, lalu dengan mudahnya kau berhenti menggapai mimpi?. Mereka siapa? Pentingkah mereka di hidupmu?'"
"sorry ya sel lama, ada panggilan alam dulu soalnya" gentral mengucapkan sambil menyengir
"dih pantesan lama" gerutu selia
Cklek
Tiba tiba risi masuk dan langsung nyelonong untuk mengambil obat merah
Tangannya terluka akibat saat tadi guru menjelaskan. Ia bosan dan jarinya memasuki celah meja. Tanpa ia sadari. Ia menjepit jarinya sendiri sampai berdarah
"sorry gue cuma ngambil obat merah sama perban" ucapnya saat memasuki UKS dan mendapati gentral yang sengang memegang kantung es batu
"LOOO. NGAPAIN LO KE SINI? " ucap selia membentak
"lo ga denger? Atau budek?" ucap risi dengan nada acuh
"Awhss" rintih risi saat tangannya yang terluka di beri obat merah
Rasanya sangat perih. Sungguh
Tiba tiba gentral reflek berdiri dan menghampiri risi
"gue aja yang ngobatin" ucapnya menuju arah risi
"gausah"
"ihhhh gentral tadi katanya lo mau ngobatin luka gue. Kok sekarang ganti dia sih? Pokoknya gue gamau bicara sama kamu titik"
"sel. Jangan gitu. Gue cuma becanda kali" hibur gentral
"bodo"
"yaudah nanti gue ajak jalan ke mall mau? "
Risi yang muak melihat drama selia dan gentral langsung bergegas keluar UKS
Seketika mata selia menjadi berbinar
"beneran? Awas bohong loh. gue pegang janji lo" ucap selia girang
"iya iya. Apasi yang nga buat lo" ucap gentral mengacak rambut selia
Tanpa gentral sadari. Ada seseorang yang sedang mencoba menormalkan detak jantungnya karna perlakuannya
Tettt tett tett
Bel tanda pulang telah berbunyi
Risi dan ke 3 sohibnya sama sama melakukan hal yang sama. Yaitu mengemas buku sambil menunggu teman sekelasnya pada keluar
Karna mereka ber 4 paling anti dengan namanya desak desakan
Saat sudah sepi barulah mereka keluar kelas
"ris, ran,nad. Gue duluan. Adik gue bawel banget mentang mentang kelas sepuluh kalo keluar lebih awal 2 menit langsung nelfon mulu dari tadi" gerutu mera
"apa sih ran. "
".."
"Iya iya kakak ke halte."
".."
"Kamu jangan pulang duluan"
".."
"Awas aja kakak laporin mama"
".."
"Sabar dikit kek"
".."
"Baru nunggu 3menit aja hebohnya selangit. Biasanya juga gak gitu"
".."
"Iya ini kakak otw"
Mera mematikan sambungan telfon dengan erlan. Adik mera yang baru menginjak kelas sepuluh
"gaes gue duluan ya. Mang ucup udah nunggu " ucap nada
"ris. Lo gimana? "
"gimana apanya?" risi berbalik bertanya kepada randa
"pulangnya, mau bareng? "
"gausah deh gue nunggu pak supro. Abang mah paling masi nongkrong sama temennya"
"yaudah gue duluan ya"
"iya"
Risi berjalan sendiri menuju halte
Tadi dia saat sebelum keluar kelas sudah menghubungi pak supro (supir pribadi kluarganya)
Ia duduk sendiri sambil memandang sekolah yang hampir sepi
"risi? Hai" sapa seorang remaja laki laki yang lebih tua darinya. Sepantaran abangnya
"eh. Hey kak al"
Dia adalah Kenzie Aldebaran. Ketua osis SMA PANCASILA Ia menghampiri risi dan duduk di sampingnya
"blom di jemput ya?"
"eh iya nih kak. Btw kakak abis ngapain ko masi di sekolah? " sekedar basa basi. Jujur ia sangat tak menyukai basa basi. Tapi ia masih menghormati al sebagai kakak kelasnya
" oh ini. Selesai ngurusin proposal buat pensi memperingati ulang taun sekolah"
"oh gitu.. Kapan kak rencananya mau di laksanain?"
"tanggal 24 juni kita ngadain kemah di sekolah untuk melepaskan kembang api tanda ultah selokah. Terus 25 juninya, Kita ngadain pensi gitu. Buat umum. Boleh varian dari kelas lain sama kelas lain. Boleh nampilin apa aja deh"
"Ohh"
Saat Al hendak membuka percakapan kembali
Tiba tiba handphone yang berlogo apel di gigit milik Risi berbunyi
"halo non risi? "
"iya halo? Ada apa pak? "
"ini non. Maaf bannya meletus di jalan. Katanya bener 3 jam lagi. Lagi antri soalnya"
"Oh yaudah pak. Gausa jemput biar risi pulang sama taxi"
Risi mematikan sambungan telfonnya dengan wajah betenya
" kenapa ris mukanya ko jadi bete"
"eh. Gapapa , ini supir gue ga bisa jemput. Kakak pulang aja. gue mau nyari taksi"
"taksi jarang lewat kali ris. Kan uda sore" "yaudah yuk pulang bareng gue aja"lanjut al
"eh. Gausah kak takut ngerepotin"
"gapapa kali ris. Kan searah"
"eh. Yaudah deh kalo kakak maksa hehe" risi cengengesan
"yee. Tadi so soan nolak"
" yaudah nih. gue pulang sendiri aja"
"eh becanda ko" "yaudah yuk"
"emm. Kak ini"
Melihat wajah resah risi, al baru nyadar sesuatu
"nih pake jaket gue" al menyondorkan jaket yang sering ia bawa
Risi memakai jaket al untuk menutupi roknya yang pendek
"ris. Gue pen jajan nih. Beli es krim yok"
"aduh kak. Kakak belinya jangan bareng gue ya. gue gaenak"
"gaenak kenapa. Kan gue gapunya pacar" "gue traktir deh" risi yang mendengar kata traktir pun sangat antusias
"terserah deh pasrah gue mah"
"dih gimana si" al terkekeh geli melihat tingkah risi
Saat tiba di kedai eskrim. (risi jadi inget achaaa) mereka menduduki salah satu meja.
"mau pesen apa kak" seorang waiters menghampiri mereka berdua
"rainbow es krim toping keju. Lo apa ris?"
"samain aja deh"
"pesen rainbow es krim toping keju dua"
"baik tunggu 5 menit lagi"
Mereka berbincang bincang seraya tertawa. Tiba tiba. Tawa risi berhenti. Matanya menyipit
.
.
.
..
..
..
...
...
...
....
....
....
.....Oke gaes
Ini mungkin chapter terpendek
Karna ini pas revisi ga sengaja kena hapus jadi agak lupa deh alurnya gmn
Vote and coment jangan lupa
Gratis kok. Tenang aja
Trimakasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen Fictionclarisia niandra tatapan mata tajam dengan wajah datar adalah ciri khas seorang clarisia. bukan tiba tiba ataupun bawaan dari lahir dia menjadi orang yang dingin terhadap sekitar. melainkan sebuah tragedi, tragedi masalalu yang merampas seseorang s...