•35•

33 12 0
                                    

"hidup itu semuanya pilihan, tergantung kamunya milih apa dan siapa"

Seorang gadis berpakaian seragam dan almameter khas SMA Pancasila duduk diam di kursi terasnya

Ia memandang jam tangan hitam kesayangannya dengan wajah lesu

"gentral mana sih ini udah jam 7 kurang 10 menit lagi, 10 menit lagi bel masuk" ujarnya menempelkan hp berlogo apel digigit di telinganya

Cklek

"loh ris. Ga berangkat? " tanya clarisa yang heran melihat anak gadisnya ini sedang duduk diam

"ini masih nunggu gentral ma" ujarnya kesal

"loh. Gak biasanya gentral belum jemput"

"mangkanya itu. Tau gitu tadi risi ikut bang irza aja, ini hampir masuk lagi"

"yaudah ayok mama ater. Sekalian mama mau cek butik"

Risi duduk gelisah di mobil ferrari merah milik clarisa

"duh. Mana macet lagi. 4 menit lagi bel masuk, yaudah ma risi turun sini aja deh. Risi lari nanti" ujar risi nekat

"jangan becanda deh dek. Ini lumayan loh"

"gapapa si mah. Dikit lagi nyampe ini. Dari pada telat, yaudah risi berangkat ya" risi menyalimi tangan clarisa lalu bergegas turun dan berlari sekuat tenaga

Di tempat lain dan waktu yang sama

Seorang gadis cantik berdarah campuran indo - jerman turun dari pesawat yang di tumpanginya

Ia terlihat tengah mencari cari seseorang yang sebelumnya sudah di hubunginya

"ish. Mana si gentral. Hadeh."

"WOI"

" TAI. , KAMU MAU BIKIN AKU MATI GARA GARA JANTUNGAN HA? " selia menabok lengan gentral dengan kerasnya

"ADOW. gila kali sakit sel, panas anjay" gentral mengusap usap lengannya yang telah di beri bumbu bumbu cabai

"kamu sih! Gausah ngagetin bisa? " ujar selia kesal dan menekuk wajahnya

"alah alah. Gue rela gak masuk ni demi lo" gentral meraup seluruh wajah selia dengan satu tangan

"asem banget tangan lo. "

"hehe. Iya nih gue tadi boker tiba tiba lo telpon jadi lupa cebok" ujarnya becanda

"NAJIS gen. Jijik iuh"

"ya ngak lah selia cantik se jagat rayaaa" gentral mencubit ke 2 pipi selia gemas

"udah ih udah" selia mencoba melepaskan cubitan gentral yang masih saja adem di pipi selia

"maju 19 hari?" tanya gentral

"hm. Ga suka? Gue balik nih" ancam selia

"ga gitu"

" kamu gak kangen aku apa? " tanya selia yang merentangkan ke 2 tangannya dengan gaya manjanya

"uluh uluh sayang. Cini cini. Gentral juga kangen. Cini"

Mereka berpelukan melepas rasa rindu yang terdapat di dada mereka masing masing, perlu di ingatkan bahwa gentral hanya menganggap selia sahabatnya. Hanya sahabat. Tekankan itu

Ckrek

*

"huh huh huh. Gila. Ni gerbang. Huh. Beneran udah di tutup" risi memandang gerbang yang tertutup itu dengan tatapan mirisnya sambil menstabilkan nafasnya

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang