"tidak semua yang terlihat oleh mata itu kenyataan yang sebenarnya"
Malam harinya di kediaman keluarga yang di kepalai oleh Dirgantara meirza devetro di huni oleh dua orang kakak beradikSedangkan pasangan suami istri sedang ada acara perusahaan di amerika. Mereka berangkat setelah 3 hari risi boleh pulang dari rumah sakit
"BENTARR" Suara lelaki di rumah itu menggema karna pintu utamanya di ketuk seseorang
Ceklek
Namun saat dia membuka pintu. Dia tidak melihat apa apa
"prasaan tadi beneran ada deh ya" gumam irza
"DEK. LU DENGER GAK TADI ORANG NGETOK PINTU" Teriak irza agar risi yang saat ini berada di ruang keluarga untuk menonton tv mendengar
"APASI BANG. GADA TADI" kesal risi
"beneran gue ga boong sumpah" irza menutup kembali pintu utama itu
Saat baru menginjak 5 langkah
Tok Tok Tok
"coba cek ulang lagi ya? Sapa tau tadi salah denger " ucap irza kepada dirinya sendiri
Ceklek
"wah ga beres ini. Ada yang mau maen maen ini." irza memberanikan diri keluar untuk melihat bahwa tidak ada siapa siapa
"Anjing. Beneran dah gaada orang" gumam irza sedikit ketakutan
Saat dia berbalik
"ABANG IRZA PAKABAR"
"EH COPOT"
Merasa di tatap oleh orang yang menjadi bahan tertawaannya. Dia mencoba meredakan tawanya
"Terus aja ketawa. Ketawa sampe mampus" ucap irza
"apasi rame banget prasaan" risi keluar untuk mengecek apakah semua baik baik aja "randa. Gila malem malem kesini. Ngapa dah"lanjutnya
Iya. Dia meranda aulia. Cewe paling usil di antara lainnya
" yeee lu mah. Orang bertamu tu bukannya di ajak masuk kek. Disuru duduk kek. Di kasi minum kek. Lah ini baru nyampe uda mau usir usir aja" dumel randa
"oh iya lupa. Ayok masuk"
Pletak
"lah elah labil banget lo ya. Tadi minta di tawarin. Eh pas di tawarin ga masuk"
"BANG IRZA SAKIT DODOL. LO KIRA APAAN JIDAT GUE" triak randa sambil mengusap keningnya
"Ngapain Lo?" Tanya risi seraya berjalan beriringan dengan Randa menuju kamarnya
"Gabut doang" ujarnya mengedikkan bahu acuh
"Gajelas"
Disisi lain
Seorang lelaki yang bernama gentral samudra menatap langit yang bertabur awan. Ntah ada apa dengan dirinya. Padahal biasanya dia tak pernah membuka balkon hanya untuk melihat langit dan menghirup udara malam
"gue kenapa sii. Ngapain cewe itu mulu yang ada di pikiran gue" gentral mengacak acak rambutnya frustasi
Akibat bunyi dering dari handphone nya dia tersadar akan dunia nyata. Ada panggilan vidio call dari selia
"kenapa lagi? "
"ish kamu mah "
"kenapa si sel. Ga tidur? "
"gatau nih gabisa ih"
"udah malem loh. Gabaik buat kesehatan"
"nah kamu sendiri ga tidur. Miror mas. Temenin dong gen. Gabut aku "
"ga nonton drakor lagi? "
"lagi ga moodd nonton ihhh"
"biasanya ga bosen bosennya"
"ah tau ah. Temenin lah ya sampe tidur. Jangan di matiin awas " ancam selia
"iya sel ampun dah"
"nyanyi kek apa kek. Ihhh kamu mah ga pekaa. Pengenku bejjek rasanya"
"lo ga minta goblok"
"yaudah sekarang kamu mulai deh" suruh selia
"lagu apa nih. Bisa request nih"
"bentar gue ambil gitar""perfact dong perfact"
"jangan ih. Itu artinya dalam bagi gue. Intinya itu penting ntar lo baper lagi"
Seketika mimik wajah selia berubah mendatar. Namun di paksakan dengan senyuman
"gue mulai. Diem! "
Jreng
.
.
.
..
..
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen Fictionclarisia niandra tatapan mata tajam dengan wajah datar adalah ciri khas seorang clarisia. bukan tiba tiba ataupun bawaan dari lahir dia menjadi orang yang dingin terhadap sekitar. melainkan sebuah tragedi, tragedi masalalu yang merampas seseorang s...