"maaf, satu kata berjuta makna"
"mphhh"
Seorang gadis memakai masker hitam namun masih menggunakan seragam yang masih menempel di tubuhnya
"cia uda bangun? " ujarnya dengan nada di jadikan seperti anak kecil
Risi mematung, ia kenal suara ini, ia tau siapa yang di depannya ini, perempuan itu mendekat kearah risi yang tengah memberontak
"cia, jangan takut ya" masih menggunakan suara anak kecil, ia membuka lakban yang melekat di mulut risi
"cel...cel... Celi? "ujar risi dengan suara bergetar
"iyya cia, cia ga kangen? " suaranya tetap sama
"lepasin gue cel" risi menitikkan air mata
Wanita itu membuka maskernya menunduk, saat mendongak
"selia? " risi sangat shok, celi? Selia? Apa apaan ini batinnya
"apakabar ciaaa" suara itu tak seperti tadi lagi, suara khas selia yang terdengar
"lepasin gue sel" ujar risi
"ga semudah itu P. E. M. B. U. N. U. H." selia menekan kata pembunuh
"mak, maksud lo ap apa? "
"masih pura pura gatau?, masih pura pura polos?, masih pura pura bingung? "
"jad jadi. Lo yang dalang semua ini? Lo ngancem Mera. Iya kan? " tanya risi
"kenapa? Lo kaget? Lo tau? Gara gara lo, semua gara gara lo, abang gue mati juga gara gara lo, hidup gue ancur juga gara gara lo. Masi mau ngelak? " mata selia seolah olah memberikan tatapan tertajamnya, namun, dari manik yang paling dalam, risi dapat melihat kerapuhan suatu sisi
"maksud lo apa?"
"setelah semua yang lo lakuin,lo pergi gitu aja, dan memilih hidup bahagia gitu? Gak semudah itu risi, saat hari hari gue penuh kehancuran, lo milih pergi buat bahagia? Saat gue hancur saat gue terpuruk saat gue kecewa, lo pergi dengan semudah itu iyya? ,setelah lo ngebunuh bang celo dengan mudahnya lo pergi? "
"jelasin maksud lo, gue ga ngerti"
Flasback
"bang, jangain celi ya, bunda sama ayah kerja dulu, jangan nyusain mbak tita" ujar seorang wanita paruh baya mengusap pucuk kepala putra dan putri kecilnya yang kembar
"bak tita, celo pergi main dulu ya mbak? " ijin celo kecil
"bang celo mau kemana? " tanya adik kembarnya
"abang ada urusan, celi main sama mbak tita dulu ya"
"celi mau ikut bang"
"abang ga lama kok cel"
"mbak, celi mau es krim"
"stoknya di kulkas udah abis cel"
"beliin dong mbak"
"kamu ikut ya? "
"gamau, celi disini aja"
"yaudah jangan kemana mana "
Saat mbak tita pergi, celi malah mengejar dan mengikuti cello diam diam, disana, celi melihat cello tengah bermain petak umpet bersama gadis kecil seumuran dengannya dan juga abangnya
"jadi abang gamau temenan sama celi karna anak itu ya" celi terdiam sedih
Celi menahan nafas saat melihat gadis kecil yang bermain bersama cello di bekap dari belakang oleh 3 orang berbaju hitam hitam semua
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen Fictionclarisia niandra tatapan mata tajam dengan wajah datar adalah ciri khas seorang clarisia. bukan tiba tiba ataupun bawaan dari lahir dia menjadi orang yang dingin terhadap sekitar. melainkan sebuah tragedi, tragedi masalalu yang merampas seseorang s...