"menjadi kuatlah, bukan malah mengeluh tentang masalah yang saat ini sedang di hadapi, namun jadilah tegar karna masalah kali ini kau bisa belajar apa itu arti perjuangan"
"ris"
"hm? "
"ris"
"apa"
"risi"
"apa si"
"risia"
"ada apa sih gentral"
"pacaran yuk"
Tubuh risi menegang seakan nafasnya tercekat. Jantungnya seperti ingin jatuh ke lambung saking cepatnya detakannya
"jangan becanda deh gen" risi mencoba tertawa dan terdengarlah tawa sumbang
"gue serius" gentral mengambil tangan risi lalu menggenggamnya
"gue gatau mulai kapan rasa ini hadir. Meskipun kita gak lama deket, gue gamau, gue gamau kehilangan lo apalagi sampe lo jadi milik orang lain. Gue gabisa. Gue tau ini terlalu mendadak. Tapi gue gamau keduluan ris. Gue tau saingan gue di luar sana banyak" lanjut gentral
Risi melepaskan genggaman tangan gentral, dengan berat hati gentral melepasnya. Tatapannya berubah dari yang awalnya bersinar sinar sekarang menjadi sendu
"maaf gen. Bukannya gimana. Tapi gue-" jari telunjuk gentral menghentikan perkataan risi
"gue tau. Gue ngerti. Bahkan ini terlalu mendadak. Gue tau jawaban yang lo berikan. Biarin hati gue bernafas. Jangan lanjutin ucapan yang ingin lo ucapin itu. Gue ga sanggup"
Gentral membawa risi kedalam pelukannya
"lo yakin gamau denger lanjutannya? Padahal gue mau jawab maaf gen bukannya gimana tapi gue juga mendadak ngerasain hal yang sama. Tapi sama lo ga boleh di lanjutin. Yaudah gue diem nih" ucapan risi seakan carger yang membuat batrai seorang gentral yang tadinya 0persen menjadi 100 persen.
Gentral melepaskan pelukannya menatap dalam manik mata risi
"beneran? "
"beneran apa? Kan gue gaboleh jawab"
Bruk
Gentral kembali memeluk risi dengan gurat mebahagian .Langit malam, bintang bulan dan danau pun menjadi saksi. Bahkan rumah pohon yang mereka tempati menjadi tempat paling bersejarah bagi mereka
"makasih. Maaf kalo cara gini ga romantis sama sekali, karna gue ga cukup sabar nunggu lo lama di lapangan sambil nyanyi perfect di seluruh sekolah "
"malah gue akan nolak lo kalo lo lakuin hal itu!" tegas risi "apasih gunanya gitu? Mau pamer? Mau manas manasin yang jomblo?." ujar risi menggebu gebu
"Jujur malah gue suka yang kayak gini. Biarin danau, bintang, dan langit malam yang menjadi saksi" lanjutnya sambil memandang bintang yang bersinar
Yaa. Dia risi, cewek yang sangat berbeda dari beribu ribu cewek di dunia ini. Gentral merasa sangat beruntung telah mengklaim nya
Tanpa mereka sadari. Ada sedari tadi seseorang yang memperhatikan mereka dengan perasaan dendam yang makin mendalam
"lo yang memulai risia, jadi harus lo juga yang mengakhiri" gumam seseorang itu yang tak jauh dari mereka dengan senyum devilnya
Kejadian pada malam itu membuat gentral yang kini ada di balkon kamarnya memegang dadanya, rasa gugup dan degupan itu tak hilang hilang dari pikirannya
"risi lo kurang ajar banget tau gak! "geram gentral
"kenapa lo lari larian mulu sih di pikiran gue "
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen Fictionclarisia niandra tatapan mata tajam dengan wajah datar adalah ciri khas seorang clarisia. bukan tiba tiba ataupun bawaan dari lahir dia menjadi orang yang dingin terhadap sekitar. melainkan sebuah tragedi, tragedi masalalu yang merampas seseorang s...