•33•

31 12 0
                                    


"tidak hanya kamu yang tersakiti, jangan merasa tersakiti disini seolah kamu orang yang paling di sakiti tanpa kamu tau siapa yang sebenarnya sangat di sakiti"

"brak"

Dirga masuk membuka pintu kamar risi dengan keadaan yang sangat kacau, entag kemana perginya jaz yang tadi pagi di pakainya itu

Dirga mendekati clarisa, irza dan dokter wahyu (dokter keluarga devetro), setelah clarisa menelpon dokter wahyu tadi, ia menelpon dirga untuk memberitahu keadaan risi

Dan tanpa di duga dirga membatalkan meeting dengan perusahaan ternama, padahal hampir saja ia melangkah memasuki ruang meeting itu, namun karna risi sangat berarti di kehidupannya, ia akan mengorbankan apapun itu meski nyawa taruhannya

"giman risi?? " tanya dirga dengan harap harap cemas

"bisa kita bicara sebentar? " dokter wahyu mencoba agar membeli ruang irza yang kelihatannya tengah kehangan jiwanya, namun raganya tetap mematung dengan menggenggam erat tangan risi

"baiklah dok, ikuti saya" dirga melangkah menuju ruang kerjanya yang ada di rumHnya dengan clarisa yang diikuti dokter wahyu

"ehem.."
"apakah risi pernah.. Ehem, maaf sebelumya, berkonsultasi ke psikolog??" tanya dokter wahyu dengan sangat hati hati

"ada apa ya??" tanya dirga dengan sedikit emosi, karna masalah itu yang tau hanya ia, clarisa dan irza. Meskipun dokter wahyu ini telah lama mengabdi pada keluarganya, namun, tetap saja!

Clarisa mengusap pundak dirga agar tak emosi saat memperbincangkan yang memang sangat sensitif di Telinga keluarga kecilnya ini

"maaf bukan maksud saya, tapi apakah benar risi pernah berkonsul dengan psikolog? " tanya dokter wahyu sekali lagi
Helaan nafas berat begitu terdengar di ruang yang mendadak hening ini

"iyaa... " hanya kalimat itu...  Yang menjelaskan semua kejanggalan yang di dapat dokter wahyu

"Hipnotis itu"tubuh Dirga menegang

"karna penghapusan memori dengan paksa itulah yang menyebabkan risi terbaring lemah seperti ini"

Sudah. Clarisa tak kaget mendengarnya, karna mau tidak mau hal seperti ini akan terjadi juga cepat atau lambat

"boleh saya tau kenapa harus ada penghapusan memosi secara paksa? "

"masalah keluarga!"

"o..oh baiklah maafkan saya, saat ini risi tengah mencoba menggali memorinya yang di hapus secara paksa itu karna jika penghapusan secara paksa tanpa kehendak seseorang itu sendiri tidak akan bersifat permanen, dan yang lebih membahayakan lagi efek ini dapat mengganggu kondisi psikisnya jika ia tak dapat menerima kenyataannya, tapi saya yakin risi adalah orang yang kuat"

*

Risi, tengah berdiri di sebuah ruangan sangat gelap, ia meringkuk di pojok ruangan akibat trauma akan ruang gelap. perlahan, cahaya putih yang menyilaukan mata dari segumpal tangan menjadi melebar, sampai risi menutup matanya erat

Serenten kejadian seorang anak kecil berkelamin perempuan itu terus berputar, adegan demi adegan tertampang jelas. Sampai akhirnya nafasnya memburu

Ia tengah menyaksikan segalanya sampai anak kecil itu menjadi sosok gadis remaja cantik yang tengah tertidur tanpa tau Kapan terbangun

Shock, kata yang saat ini menggambarkan perasaan risi saat ini, serenten kejadian tadi berputar putar melekat di memorinya. Sampai ia sadar, masalalunya lah yang di lewati. Sempat ia melihat disaat berumur 12 taunan. Gadis yang menginjak remaja itu berbincang dengan emosi yang meluap luap kepada sosok lembut yang ternyata seorang spikolognya. Iyaa.  Itu semua masalalunya. Ia sangat yakin.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang