"beri aku kesempatan, untuk memperbaiki semuanya" gntrl
"ja gue mau pulang" rengek risi pada erza sebelum gentral menghampiri mereka
"tapi ris-"
"jaa. Plis" sungguh, erza bimbang, antara memberikan sahabatnya kesempatan untuk menyelesaikan masalah atau membawa pulang risi, keadaan gentral saat ini tengah tak baik baik saja, wajahnya memerah, ntah erza salah liat atau bagaimana, tapi di sudut mata gentral ada setetes cairan bening, hidungnya memerah, rambutnya acak acakan
Sedangkan risi tak kalah mengenaskannya, hidung merah, mata sembab, rambut acak acakan, kusut, kucel, tapi tetap cantik
"za. Gue mohon kasih kesampatan gue bicara sama risi empat mata" gentral mengharap dengan pandangan yang sangat sulit di artikan
Erza menatap risi yang balik menatapnya. Risi menggelengkan kepala
"tapi gen-"
"plissss, gue mohon"
"gak sekarang, ngertiin kondisi risi" erza melangkah menjauhi gentral yang tengah berlutut di taman belakang mall itu
"ARGHHH"gentral menendang pohon tak bersalah di sampingnya
*
"kayaknya lo jangan ikut pelaksanaan perayaan ulang tauh sekolah dulu deh ris" ujar erza
"tapi ja. Gimana gue kan nampil"
Tik
Tik
TikRintikan rintikan hujan mulai meluruh turun
Menyesal erza tadi tak membawa mobil. Ia melajukan sepeda motornya agar lekas tiba di rumah risi
"huft. Untung aja udah nyampe" reza agak berteduh di teras rumah risi, saat ia memasuki halaman rumah risi. Hujan meluruh bertambah deras
Masih ingat? Risi tak suka hujan!
Hujan turun saat ini seolah olah mengejeknya, risi benci itu"gue balik ya"
"jaa. Masih ujan loh. Deres lagi"
"gapapa lah gue sekalian basah. Masuk gih. Muka lo pucet banget"
*
"maaf pak. Saya dirgantara meirza devetro wali murid dari clarisia niandra meminta maaf sebesarnya karna risi tidak bisa mengikuti pelaksanaan ulang taun sekolah taun ini, dia tengah demam"
"eh, pak dirga? Satu kehormartan buat saya di hubungi eh bapak, tidak apa apa jika risi tidak dapat menghadiri ulang taun sekolah taun ini, semoga risi lekas di beri kesembuhan "
Tadi, tepatnya jam setengah 11,saat risi baru saja memasuki rumahnya dengan wajah yang pucat pasi, tubuh menggigil, clarisa panik seketika dan reflek menghubungi dirga
Tanpa aba aba dirga membawa risi ke rumah sakit miliknya
Untungnya hanya demam biasa, irza yang tengah duduk di sisi ranjang risi sambil mengelur elus lembut tangan risi
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen Fictionclarisia niandra tatapan mata tajam dengan wajah datar adalah ciri khas seorang clarisia. bukan tiba tiba ataupun bawaan dari lahir dia menjadi orang yang dingin terhadap sekitar. melainkan sebuah tragedi, tragedi masalalu yang merampas seseorang s...