"janjimu ku pegang, jangan sampai aku kecewa lagi dan memilih pergi"clrs
"lo nyeremin gen, mata merah, hidung merah, muka merah, baju brantakan, senyam senyum lagi, cuci muka gih sebelum bu arnet masuk kelas" ujar vano
"heh dungong, kek glandangan lo tau gak, rambut lo lo apain? Sumpah lo mirip zombi goblok, nyeremin " ujar glen sarkas
"oh tidak, ayang bebeb ku ini kenapa? Senyam senyum semenjak satu jam lalu tepatnya dia dateng nyelonong masuk langsung senyam senyum, kesambet bak sunti? " kalian tau sunti? Erza takut mengucapkannya jika hurufnya tidak di plesetkan dari k menjadi s
"bacod deh kalian, gue cuci muka dah. Bye bye muach" gentral nyelonong pergi, tanpa menghiraukan teman di kelasnya yang melongo akibat kelakuannya
"itu gentral? Kok gue makin takut" ujar erza bergidik ngeri
*
Hari hari berlalu lancar, risi mulai menerima gentral kembali walaupun ada waktunya ia akan berbagi waktunya bersama gentral dengan selia.
Saat ini ia tidur di paha gentral sambil menonton tayangan spongbob yang mereka liat bersama
Sedangkan gentral memakan cemilan sambil mengelus lembut kepala risi
"ABANGGGGG, YUHUUUUuuuu"
Risi langsung memposisikan tubuhnya menjadi duduk
"Eh... Acha ganggu ya? Hehe. Eh kak risi? Beneran kak risi?" acha mengucek matanya "acha gak halu kan karna saking kangennya sama kak risi? "
"apa sih chaaaaa. Ganggu aja tau gak"
"ih abang apaan sih. Itu bener kak risi"
"yaampun cha. Iya ini gue. Sini sini. Uluhhh" acha mendekan dan duduk di karpet bulu yang ada di ruang keluarga gentral, pipinya langsung risi unyel unyel
"pipi lo empuk banget deh. Kek squisy" risi terus mengunyel unyel pipi acha
"lucuan juga pipi lo lah ris, dari pada pipi nih bocah dugong" ujar gentral yang seketika langsung mendapat tabokan maut dari acha
"abang apaan sih. Ganggu. Sirik aja, soalnya kak risi ngunyel pipi acha kan? Bukan pipi abang. Wleee" acha memelet meletakn lidah mengejek gentral
"bocah. Lo tu yang ganggu, enak enakan berdua juga" gentral mencoba menggapai kepala acha untuk ia jitak namun tak sampai karna acha berlindung di dekapan risi, kan gentral jadi takut salah nabok. Hehe
"eh abang. Gaboleh tau ber dua duaan. Nanti ada yang ketiga setan loh bang"
"gak nyadar lo di sini sebagai ke berapa"
"eh bangke acha di bilang setan? Wah wah wah. Ga bener ni. Mulai ngelawan yaaaa" acha memingkis baju lengan panjang yang ia kenakan sampai siku.
"AAAA. MOMMYYYY. SAKITTT. ADUHHHH. CHA LEPAS. AMPUN DAHHH. DI SINI GUE LEBIH TUA DODOL, LO TUH YANG MULAI NGELAWAN HA? ADUH CHA LEPAS DONG" acha menjambak rambut badai gentral sekuat tenaga sampai risi yang melihatnya meringis seolah merasakan jambakan dahsyat acha
"eh eh cha. Kasian noh abang lo ke sakitan" ujar risi sambil meringis
"BIARIN KAK. BIAR DIA TAU RASA, ACHA ITU CANTIK JELITA, ELOK NAN ANGGUN. MALAH DI KATA KATAIN BOCAH DUGONG LAGI" ujar acha menggebu gebu
"eh cha. Masak masak yuk bareng kakak, sekalian buat makan malem, mommy bilang tadi katanya pulang malem sama papa " ujar risi mencoba mengalihkan perhatian acha agar tak lagi menjambak rambut gentral
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen Fictionclarisia niandra tatapan mata tajam dengan wajah datar adalah ciri khas seorang clarisia. bukan tiba tiba ataupun bawaan dari lahir dia menjadi orang yang dingin terhadap sekitar. melainkan sebuah tragedi, tragedi masalalu yang merampas seseorang s...