•10•

77 19 17
                                    

"jangan bilang sabar jika masih ada batasnya,  jangan bilang sayang jika sudah ada yang punya"


Orang tua risi langsung memasuki ruang tempat risi berbaring

Dokter pun hanya diam. Dia sudah tau gmn kebiasaan keluarga risi.  Dirgantara meirza devetro. pemilik devetro company. Perusahaan terkenal yang di kenal seluruh dunia dengan ke jayaannya.

Mreka melihat wajah pucat risi. Matanya sayu. Menatap jendela besar yang ada di ruang itu

"dekk. Lo gapapa kan. Jangan gini lagi oke. Gue takut." irza berlari memeluk risi. Nada bicara saat kalimat terakhirnya sungguh tak terdengar oleh risi

"gmn ke adaan mu sayang? Mendingan kan? "

"eh. Iya ma"

"kamu kok bisa gini sih?" papa risi sedikit menajam pada nada bicaranya

"maaf bapak ibu. Disini saya yang salah. Saya yang sudah ke lewatan. Maafkan saya" bu arnet ambil suara

"kamu apakan anak saya" suara dirga semakin menajam

"pa udah pa. Lagi pula risi gapapa kok sekarang. Risi juga yang salah tidurnya di kelas"

"risi. Maafkan ibu ya nak. Kalo tau seperti ini. Ibu tidak akan menghukum kamu"

"iya gapapa bu. Risi udah maafin kok"
"maa. Pulang yuk. Risi bosen dah sumpah"

"yaudah pak bu. Saya kembali ke sekolah dulu. Saya ada jam pelajaran. Permisi. Sekali lagi saya minta maaf "be arnet pamit karna ia memang ada jam pelajaran di kelas 11ips 1 . Yap. Kelas gentral.

"baru aja lo sadar. Mau pulang dih" jawab nada

"yah. Gmn. Sama dokter uda bole gak di kalo pulang? "

"ya kan papa gatau mah. Tadi kan ga bicara apa apa sama tuh dokter"

"bang. Tanyain dokter dong" suruh mamanya ke irza

"lah. Kok irza si ma. Papa aja tuh sana"

"Kok bantah?" Pertanyaan Clarisa membuat Irza mau tak mau pergi

"Ma, risi mau pulang" rengek risi

"Mending Lo disini dulu" ujar Mera yang tak yakin akan kondisi risi. Wajah gadis itu terlihat sangat pucat

"Gamau " kekeh risi

*

"pagi semua"

Hening
Semua menatap risi dengan tatapan heran?

"dek. Ngapain lo pake seragam? "

"mau nyangkul"

"lah kok nyangkul sih sayang"

"ya mau sekolah lah mama cantikk"

"kok sekolah. Gak gak. Jangan sekolah dulu. Papa udah nurutin kamu pulang kemaren"

"yahhh. Kok gitu sih pa. Nanti kalo risi mati kebosanan gimana"

"gakkk. Kamu gaboleh sekolah dulu. Mama temenin deh. Beneran"

"ayolahh. Risi uda sehat beneran"

"gak! " ucap dirga, clarisa, irza serempak

"Kalian jahat. Yaudah"

Semua terdiam. Risi sudah duduk di depan irza . Mukanya murung

"dek. Dengerin gue. Kalo lo-"

"iya"

"sayang. Denger mama. Kalo kam-"

"iya"

"risi. Denger ya. Kita gini karna kita ga mau kamu drop lagi"

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang