•42•

29 6 0
                                    

"Terlalu sulit untuk di pertahankan, terlalu tak mampu untuk di lepaskan"

Risi mengambil amplop yang ada di tasnya, lalu ia membukanya,

"apa nih"

Ia memegang kertas yang berisi foto di dalemnya, saat ia buka

Sobekan kertas seperti sebuah foto, ia coba merangkainya

"astaga"

Sebuah foto masakecilnya dengan sahabat kecilnya yang saat ini telah tiada, iya, mudra, bedanya di dalam foto, muka risi kecil di coret dengan spidol merah

Ada kertas lagi yang masih di dalam amplop, ia membukanya, sebuah tulisan menggunakan print yang bertujuan agar tak ada yang bisa melacak tulisan tangan peneror

"see, ngerti kan apa yang gue maksud?, belum jelas cia sayang?, sebentar lagi lo akan tau apa maksudnya, tunggu saat saat ulang taun lo, gue akan kaskh kado kejutan untuk risi kesayangan gue ini"

Begitulah tulisannya

"apa sih ni maksudnya, lagi pula ultah gue masih 2 bulan lagi" ujar risi sambil membuang amplop beserta isinya

Ctar

"awh" risi terkena pecahan kaca jendelanya yang tiba tiba pecah, seperti ada seseorang yang melempari jendelanya dengan sesuatu

Ia melihat sebuah gumpalan kertas di antara pecahan pecahan kaca itu,ia mengambilnya, saat ia akan membukanya

"astaga risi" mamanya berjalan cepat di susul dengan irza di belakangnya

Risi menggelindingkan gumpalan kertas ke bawah ranjangnya agar tak ada yang melihat

"kenapa ini malem malem kok bisa pecah? "

"gatau juga ma, tadi risi buang kertas ke tempat sampah tiba tiba jendelanya pecah"

"yaudah, za obatin luka risi, mama mau beresin pecahan kacanya, risi tidur di kamar bang irzanya dulu ya sementara, biar bang irza tidur di ruang tamu, gapapa kan za"

"gapapa lah ma, demi risi juga"

Irza merangkul risi membawanya ke ruang keluarga

"loh bang, kenapa sama tangan risi?" tanya dirga yang baru pulang dari rumah sahabatnya

"ini pa, kayaknya ada orang yang sengaja mecahin jendela kamar risi"

"yaudah biar papa cek dulu ke kamar risi ya"

"pa" panggil clarisa

"kenapa ma"

"ini waktu mama ngebersihin pecahan pecahan jendela di kamar risi, mama sekalian nyapu di bawah ranjang risi takut ada pecahan jendela yang ada di sana, tapi mama nemuin ini" risa menunjukkan bola kertas yang berat itu

"coba buka deh"

"apa nih" tanya dirga heran

"eh ada tulisannya pa"

"gimana tadi?  Udah nerima amplop di kolong meja kan?"

Hanya itu

Clarisa bergegas ke tempat sampah dan menemukan amplop merah maroon, ia membuka isinya, potongan potongan foto dengan secarik kertas

"kayaknya risi di teror" gumam dirga

"pa, mama gamau kehilangan risi lagi" ujar clarisa sambil menitikkan air mata

"udah gausa khawatir, papa usahain kita tangkep peneror risi secepetnya"

*

"dek, mulai besok lo kalo ada apa apa bilang sama gue" ujar irza saat risi turun dari mobil yang di kendarainya, iya, dia disuru oleh dirga untuk menggunakan mobil demi keselamatan risi

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang