•8•

69 18 3
                                    

"diamlah. Jika kau berbicara tambah merumitkan masalah"

Pintu UKS di tendang oleh gentral karna dia tak dapat menggapai gagang pintu. Petugas yang menjaga UKS terlonjak kaget karna tiba tiba gentral datang dengan menggendong seseorang yang seragamnya sudah terdapat tetesan darah

Nada yang panik langsung mencoba menghubungi irza. Namun telponnya tak di angkat.

Nada memutuskan berlari ke kelas irza meskipun jarak antara gedung 11 dan 12 lumayan jauh apalagi irza 12 ips 1 yang artinya kelas faforit berada di lantai 3.

"assalamualaikum pak hoh hoh hoh"

" waalaikusalam kamu kenapa nada?"

"pak ini penting saya butuh bang irza pak saya izin ya bawa bang irzanya" tiba tiba nada memasuki kelas irza dan langsung menarik lengannya.

Saat di depan kelas. Irza yang kebingungan menepis cekalan tangan nada di lengannya

"Ada apa si?"

"aduh bang jangan tanya sekarang. Ini darurat"

"lo dari tadi bilang darurat tapi ga bilang bilang apa masalahnyaaa"

"ituuu. Ituuuu. Risii pingsannn"

"KENAPA LO GAK BILANG"

Irza berlari menuju UKS yang saat ini du tempati oleh adeknya itu

Brakkk

"GIMANA KONDISI RISII" irza memasuki UKS seperti orang kesetanan

"yahhh. Rusak dah lama lama tuh pintu" batin penjaga UKS menatap pintu dengan tatapan miris

"Lo tenang ini lagi di bersihin darahnya" ada nada khawatir yang terselip di nada datar gentral

"LO GOBLOK APA GIMANA. CEPET SIAPIN MOBIL.  LO CEPET SIAPIN MOBIL KITA KE RUMAH SAKIT. SEKARANG " petugas UKS yang dapat bentakan dari irza terlonjak kaget. Karna yang selama ini mereka kenal irza itu selalu ramah kepada semua orang. Irza saat ini terlihat sangat kacau dengan rambut yang acak acakan

" bang gue ikut ya?" Nada mencekal tangan irza sebelum irza pergi melangkah

"iya tapi satu aja"

"yaudah ran lo ke kelas tungguin kabar selanjutnya ya sama mera. Gapapakan?"

"yaudah gue tunggu di kelas. Kalo ada apa apa kabarin ya"

Irza berlari menuju mobil gentral dan menyuruh nada masuk terlebih dulu baru menidurkan kepala risi di paha nada. Sedangkan irza langsung bergegas ke tempat depan di samping gentral.

"cepet sat. CEPETAN JALANNYA" irza terlihat sangat frustasi dan kacau

"sabar elah. Ini juga udah cepet"

"kenapa seakan kondisi risi yang bahkan cuama pingsan dan mimisan sikapnya sangat berlebihan? " batin nada

Saat mereka sampai di rumah sakit terdekat. Irza berteriak seperti orang kesurupan

"DOKTER SUSTER. CEPET TANGANI ADEK SAYA. CEPETANNNN. KALO SAMPE ADA APA APA SAMA RISI GUE BUNUH LO SATU SATU"

"tenangin diri lo bang"

Irza terlihat sangat frustasi. Dia mengacak ngacak rambutnya lalu menelpon orang tuanya

"Halo ma" irza berkata dengan lirih

"iya za ada apa? "

Mamanya yang mendengar suara  panik Irza mengernyitkan dahi

"ma cepet kesini. Risi. Risi. Risi pingsan ma"

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang