•40•

29 9 0
                                    

"ternyata aku yang terlalu mementingkanmu tanpa berpikir kamu mementingkanku atau tidak"

Iam a bad liarrr....... Bad liar.....

"cha kan udah abang bilang nanti kalo kak risinya ketemu abang telpon"

"rumahsakitterimedikakamarvip4mawar"

Tut

"heh. Siapa sih ini,ngomong cepet banget" gentral melihat log panggilan

Erza

Satu nama yang membuat ia dengan cepat membalikkan mobilnya menuju alamat yang tadi di sebutnya

"za"

*

Buk

Buk

Buk

Erza kalap, tanpa memandang bahwa gentral sahabatnya, gentral yang masih shok pun tak berniat membalasnya

Erza memengang kerah baju gentral

"GOBLOK LO ANJING, SAHABAT GUE LO APAIN HAH? "

"zaa za za. Udah. Ini rumah sakit, kalo mau brantem jangan di sini"

"GAK BISA MER, LO TAU TADI KITA NGELIAT DENGAN MATA KEPALA SENDIRI SAAT
RISI BERDIRI DI DEPAN RUMAH DIA SAMBIL NYUMPET HIDUNGNYA KAN? DIA NYARI TAKSI SENDIRIAN? MUKA PUCET?  LO LIAT KAN? "

"ZA UDAH, MENDING LO KELUAR DARI PADA BIKIN KERIBUTAN DI SINI, INI RUMAH SAKIT"

"jaga risi" erza pergi meninggalkan mera yang mencoba mambantu membangunkan gentral, sedangkan gentral yang masi shok dengan semuanya

"mer, bisa jelasin?" ujar gentral hati hati sambil memegang sudut bibirnya yang sedikit koyak akibat pukulan erza

"untuk pertamakali gue nilai lo bodoh, gue gak tau masalah kalian apa, gue gak tau kalian baik baik saja apa ada problem, gue gatau lo marah apa nga sama risi, tapi bisa ga si lo tanggung jawab dikittt aja sama keberadaan risi, jngn mentang mentang risi sayang sama lo, lo ngelakuin risi seenaknya, iyya gue tau lo punya sahabat, gue tau prioritas lo bukan cuma risi kan?, tapi bisa nga lo mikir keadaan risi," mera mengambil nafas dalam dalam, satu hal yang membuat jiwanya terguncang, satu hal yang baru ia ketahui, dan seribu kesalahan yang membuat ia merasa bersalah sekarang, semua terlambat, orang itu cepat atau lambat akan melaksanakan rencananya, ntah bagaimana skenario orang itu untuk mencelakai risi, yang jelas ia sangat tau betapa ambisiusnya orang itu untuk membalaskan dendamnya

Flasback on

Erza menunggu di depan ruang UGD dengan tampang khawatir yang jelas sangat ketara, ntah mengapa para dokter dan suster langsung membawa risi ke ruang UGD. Padahal yang mereka tau risi hanya pingsan dengan mimisan yang tak kunjung berhenti

Ruang terbuka dengan beberapa suster mendorong bangkar kasur yang telah di tiduri risi, ingin rasanya erza menangis melihat sahabatnya itu dengan keadaan yang jauh dari baik baik saja, mukanya sangat pucat, seperti orang yang tengah berada di tanduk kematian

"risi mau dibawa kemana sus?" tanya erza dan mera yang mengikuti bangkar risi

"maaf dek bisa ikut saya sebentar" ujar seorang dokter dengan name tag dr. Irwansyah saputra mencegah mera

"nona risi akan kami pindahkan ke kamar inap" ujar salah satu perawat

"nona? " heran erza

"iyya, kami tak pernah lupa anak dari pemilik rumah sakit ini, tuan dirgantara"

Sedangkan mera yang berada di ruang dokter irwan pun heran

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang