(15)

3.7K 430 58
                                    

Edisi puasa ya :)

Setelah berdebat cukup panjang dengan resepsionis dan sekretaris Bang Iqbaal karena tadi di resepsionis gue dicegat yang mau jalan ke ruangan bang Iqbaal dan kita berdebat dulu gue bilang kalau gue  istrinya dan jelas sang resepsionis gak percaya akhirnya gue nelfon bang Iqbaal dan disuruh masuk dan sampai diruangan nya eh dicegat lagi sama mba sekretaris nya dan kembali berdebat juga dan yaudah gue teriak-teriak panggil nama bang Iqbaal sekeras mungkin lalu bang Iqbaal pun keluar dan gue menjulurkan lidah ke arah sekretaris nya.

Gue mengajak bang Iqbaal untuk buka bersama di restoran walaupun dia nolak gue tetep keukeh dan akhirnya bang Iqbaal pasrah lalu sampailah kita berdua di sebuah restoran.

Kita berdua duduk berhadapan terus buka buku menu nya lalu manggil pelayan nya dan pesan beberapa makanan buat gue dan juga bang Iqbaal karena gue tahu selera bang Iqbaal setelah pelayan catat dia pun pergi.

Gue melirik bang Iqbaal yang terus aja main handphone dan gue langsung cemberut "Disini ada orang loh bang" sindir gue

"Eh?" bang Iqbaal langsung tatap gue dan dia langsung taruh handphone nya dimeja

"Maaf abang banyak pekerjaan (Namakamu).."

"Oke, (Namakamu) maklumi. Eh btw abang diet?" tanya gue

"Ya enggak lah abang kira cewek apa pake diet-dietan!" ucapnya

"Ya gak gitu bang liat tuh badan abang sama pipi nya krempeng banget! Padahal sebelum bulan puasa pipi abang chubby deh"

"Beneran abang kurusan?"tanya nya sambil memegang wajahnya sendiri dan gue mengangguk

"Nih nih kurusan!" ucap gue sambil cubit kedua pipi nya dengan gemas

"Awww sakit ih!" ringisnya dan gue cengir gak jelas dan setelah itu pelayan pun datang dengan membawa pesanan kita si pelayan taruh makanan nya dimeja terus gue terimakasih pelayan itu pun pergi.

Kita berdua makan sambil cerita ini dan itu lalu tak lupa dengan kebiasaan gue yang meledek bang Iqbaal sampai dia kesel banget sama gue setelah itu kita bayar terus pulang.

"Mungkin setelah puasa abang mau liburan mau ikut gak?"

"Ikut lah masa suami nya mau liburan istrinya gak diajak gimana sih"

"Dek!"

"Apa sih!"

"Tapi sama keluarga abang terus mau ngajakin keluarga kamu juga"

"Emang nya mau liburan dimana?"

"Kita ke puncak"

"Wah seru tuh nanti barbeque kan terus bakar jagung juga! Ihh pokoknya (Namakamu) harus ikut!!"

"(Namakamu)?"

"Hmm?"

"Abang mau menikah"

"Ya udah izin ke ayah"

"Abang serius (Namakamu)!"

Dan gue merasa kalau gue jatuh ke jurang yang paling dalam!

Gue menghembuskan nafas pelan gue merasa sesak di dada gue.

"Apa kelebihan gadis itu daripada (Namakamu)? (Namakamu) cantik, baik, pinter masak juga apa yang bikin abang gak suka sama (Namakamu)"

"Bukan gitu (Namakamu)"

"Lalu gimana bang? Oh mungkin abang gak mau sama (Namakamu) karena (Namakamu) cewek yang bar-bar kalau itu emang bikin abang risih (Namakamu) akan berubah demi abang! Demi abang mau sama (Namakamu"

"Abang gak suka kamu bilang gitu (Namakamu)"

"Terus aku harus gimana Bang! Abang tahu kan kalau aku udah suka sama abang sejak dulu apa abang gak ada perasaan sedikit pada (Namakamu)?"

"Kamu adek abang (Namakamu)"

"(Namakamu) bukan adek bang Iqbaal!"

"(Namakamu) please jangan kayak gini"

"(Namakamu) cinta sama abang"

"Ta--tapi abang cinta sama seseorang"

"Aku gak mau dengar perkataan abang! (Namakamu) sakit hati" dan seketika air mata gue pun jatuh. Gue patah hati

Untung aja kita berdua udah di dalam mobil jadi gak malu lah kalau nangis. Iya, kita udah nyampe di depan gerbang rumah gue.

Gue memalingkan wajah biar gak ngeliatin bang Iqbaal dan kedua tangan gue meremas kuat baju depan.

"Maafin abang karena abang gak bisa cinta sama kamu" Gue nangis tapi gak bersuara dan sesekali mengusap air mata gue tanpa melihat kearah bang Iqbaal.

"(Namakamu)"

"Jangan pegang tangan aku hiksss..."

Sumpah baru kali ini rasanya gue jatuh cinta segitu nya sama seseorang dan sekaligus bikin gue sakit hati seperti ditusuk tusuk.

Bang Iqbaal langsung peluk gue dan gue meronta-ronta di pelukan bang Iqbaal sambil mukul-mukul dada bidang nya itu "Abang jahat! Abang jahat! Hiks..hiks... Abang nyakitin (Namakamu)!"

"Maafin abang" bang Iqbaal ngelus rambut gue

"Maaf bang (Namakamu) permisi dulu" gue keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah serta langsung masuk ke dalam kamar lalu seketika kamar gue kayak kapal pecah.

"Bersambung..."

Gatau dah gue nulis apa ini omg!

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang