(56)

2.9K 235 4
                                    

Gue membuka mata kala pagi telah tiba dan melirik ke samping melihat wajah bang Iqbaal yang tertidur pulas. Gue terkekeh geli melihat wajah bang Iqbaal yang tidur seperti anak kecil, menggemaskan.

Akhirnya gue bangkit dari kasur terus merenggangkan badan gue setelah itu mandi pagi biar seger tak sampai sepuluh menit gue udah selesai mandi gue mau keluar karna kamar gue letaknya dibawah karna bang Iqbaal takut kalau naik-turun tangga juga.

Gue keluar membiarkan bang Iqbaal tidur dan menuju ke meja makan lalu terlihat kak Gladis serta lainnya sedang berada di meja makan sedang sarapan.

"Selamat pagi anak-anak Mama.." sapa gue sama Lio Lula yang duduk tenang di kursi makan nya.

"Gimana tadi malam masih gak di bolehin sama bang Iqbaal"

"Iya, btw pagi-pagi mau kemana kak kok udah rapi aja.."

"Mau keluar sama temen-temen"

"Sepagi ini?.."

"Iya cuma di rumah temen doang kok tapi aku boleh bawa Lio gak"

"Bawa aja gapapa tapi mereka udah makan kan?.."

"Lula masih belum dia gak mau daritadi mungkin nunggu kamu.."

"Ya udah biar aku yang suapin.."

"Bang Iqbaal masih tidur?.."tanya kak Gladis

"Iya.."

"Ya udah aku pamit sama kamu aja ya"

"Iya, nanti aku sampaikan sama bang Iqbaal kiss dulu mama nya kalau mau pergi.." Kak Gladis menggendong Lio dan mendekat kearah gue lalu gue pun mencium seluruh wajahnya.

"Yuk Lio ikut bunda" Kak Gladis pun pergi

"Sara loe udah sarapan?.."tanya gue pada pengasuh anak gue

"Udah kok mba, mba mau makan apa?.." tanya Sara

"Roti aja dan tolongin ambilin susu di lemari juga"

"Siyap! Buah gak?.."

"Pisang aja"

Gue mengambil mangkok yang sudah ada makanan Lula "Ayo sekarang makan!" secara telaten gue menyuapi Lula sedikit demi sedikit hingga habis setelah itu gue mengambil tissue basah untuk mengelapkan bibir Lula yang kotor.

"Nih mba semuanya udah selesai perlu aku siapin rotinya.." ucap Sara

"Gak usah kamu mandiin dulu Lula nya"

"Oke" setelah Sara membawa Lula gue pun makan dengan tenang hanya roti yang dicampur oleh beragam macam selai.

"Selamat pagi"

Gue menoleh kala bang Iqbaal udah bangun tapi dia belum bersiap-siap untuk kek kantor dia malah menuju kearah gue dan mencium pelipis sebagai ucapan manis nya setelah itu dia duduk disebelah gue.

"Kok belum siap-siap emangnya abang gak kerja?" tanya gue

"Kerja tapi nanti aja"

"Ini udah jam setengah tujuh mau berangkat jam berapa? Jakarta macet loh"

"Udah gampang itu mah"

"Ya udah terserah.."

"Gladis udah bangun?.."

"Udah, cuma kak Gladis pergi sama Lio dia lagi ada acara sama temennya kal Gladis mau pamit sama abang tapi abang lagi tidur ya udah pamit nya sama aku.."

Bang Iqbaal cuma menganggukkan kepalanya "Oh, iya aku belum sapa si adek" ucap bang Iqbaal seraya membungkukkan badannya.

"Hai adek ini ayah gimana di dalam? Cepat-cepat keluar ya dek biar bisa main sama Mama, sama Ayah, sama bunda dan sama kakak Lio dan Lula.."

Gue tersenyum sambil mengelus rambutnya "Udah ah sana mandi terus berangkat kerja ini udah telat banget bang kamu nya"

Bang Iqbaal kembali menegakkan badannya sambil mengusap rambut "Ya udah aku mandi dulu" ucap dia setelah sekilas mencium bibir gue

"Aku siapin dulu baju nya ya"

"Gak usah kamu disini aja selesaikan sarapannya.."

"Tapi--"

"Udah sayang disini aja"

"Ya udah deh.." bang Iqbaal pergi dan gue menyelesaikan acara makan gue yang tertunda dan beberapa menit kemudian bang Iqbaal sudah selesai dengan baju kantornya dan gue pun membenarkan dasi nya setelah kecupan manis bang Iqbaal pergi ke kantor.

Gue yang berada di kamar selama dua jam itu akhirnya gue mulai merasa bosan lalu keluar dari kamar menghampiri ruang tamu yang sudah ada Lula tengah bermain yang ditemani oleh Sara.

Gue duduk disofa dan menyetel tv tapi acara tv tidak ada yang menarik perhatiannya dan jadinya dia menonton drama korea di netflix.

"Mama!"

"Apa? Sini sama mama" gue menjulurkan kedua tangan kala Lula berjalan tertatih kearah gue.

Gue menggendong nya dan menaruh dipangkuan gue "Tuh liat ada oppa-oppa ganteng"

"Oh iya Sara tolongin ambilkan handphone gue dong dikamar"

"Bentar aku ambilin mbak" tak lama kemudian Sara sudah membawa handphone gue "Nih mbak"

"Makasih ya"

Lula turun dari pangkuan gue dan gue pun fokus mencari sebuah nomor setelah dapat gue pun menelfon nya.

'Assalamualaikum, ada apa teh?'

"Waalaikumsalam, Ari ada dimana?.."

'Lagi nongkrong sama temen-temen'

"Loh, Emangnya gak kuliah?"

'Udah selesai teh'

"Oh gitu, sibuk gak?"

"Enggak, ada apa teh? Lagi pengen sesuatu?'

"Hehehe, iya"

'Ya udah sebutin nanti Ari beliin'

"Pegang uang kan? Nanti sampai sini biar teteh bayar"

'Udah gampang itu mah jadi pengen apa?'

"Chatime, burger, cheesecake"

'Udah itu aja?'

"Iya"

'Ya udah Ari beli dulu'

"Hati-hati"

Pip!

setelah itu gue menunggu Ari sampai setengah jam lalu kemudian gue mendengar suara mobil dari luar.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam.."

"Yang lain pada kemana teh?.." itu Ari yang baru saja datang dengan membawa pesanan gue ditangan nya

"Bang Iqbaal ke kantor dan kak Gladis lagi keluar sama Lio jadi berduaan deh sama Lula"

Ari cuma menganggukkan kepalanya sambil menaruh pesanan gue diatas meja.

"Hey ponakan om lagi ngapain nih" ucap Ari menghampiri Lula yang sedang bermain itu

"Semuanya berapa Ri?" tanya gue

"Udah gak usah"

"Asik banyak duit ini mah"

"Alhamdulillah, baru kemarin ditransfer sama bang Iqbaal hehe"

"Dih"

"Nih cewek kalau udah ada mainan om nya dicuekin sebal deh~" ucap Ari

"Mau makan dulu gak Ri?.."

"Gak usah deh teh Ari mau keluar lagi soalnya.." ucap Ari berdiri

"Hati-hati bawa mobilnya.."

"Siap! Ari pergi dulu"

"Ya.."

"Bersambung.."

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang