(57)

3.3K 279 3
                                    

"Udah selesai?.." tanya Bang Iqbaal dibalik pintu kamar

"Udah kok" jawab gue yang baru saja selesai memakai baju

"Nih sandalnya" ucap bang Iqbaal seraya meletakkan kedua sandal itu dihadapan gue dan sebelum gue membuka mulut bang Iqbaal langsung menimpali "Gak ada pake high heels!"

Akhirnya gue pasrah aja karna gue lagi hamil besar.

Ya, hari ini udah memasuki bulan sembilan akhirnya sebentar lagi gue akan melahirkan anak ketiga dan buat jenis kelamin nya masih dirahasiakan lagi.

Karna sekarang ini hari dimana Ari akan melamar seorang gadis tapi bukan pacar nya yang dulu mereka sekarang udah pisah dan sekarang Ari menemukan gadis lain.

"Ya udah yuk kita berangkat" ucap bang Iqbaal melingkar kan tangannya di pinggang gue dan mengiringi langkah gue buat keluar kamar karna melihat ke bawah aja udah susah.

Setelah kita keluar dari rumah bang Iqbaal membuka kan pintunya buat gue lalu gue masuk.

Cup!

Dia mencium bibir gue dan gue cuma terkekeh geli lalu bang Iqbaal masuk di pintu sebelahnya dimobil cuma ada kita berdua karna kak Gladis sert kedua anak gue udah berangkat duluan ke rumah bunda mertua.

Bang Iqbaal pun mengendarai mobilnya setelah memasang sabuk pengaman buat gue dia mengendarai nya pelan-pelan ya tapi gak pelan banget.

"Pengen sesuatu gak?" tanya bang Iqbaal sambil melirik kearah gue

"Hmm, apa ya" gue lagi mikir membuat bang Iqbaal mencubit pipi gue dengan gemas

"Ke minimarket dong bang"

"Oke, di depan ada minimarket kok.."

Di depan udah ada minimarket dan bang Iqbaal pun memarkirkan mobilnya setelah itu mematikan mesinnya, membuka sabuk pengaman, dia keluar untuk membuka kan pintu nya lagi buat gue.

Bang Iqbaal menggenggam tangan gue dan kita berdua masuk ke dalam lalu bang Iqbaal yang mengambil keranjang nya.

"Mau beli apa?.." tanya bang Iqbaal

Gue menoleh dengan imutnya "Es krim!"

"No, yang lain"

"Ihh, gimana sih tadi nawarin tapi pas udah dijawab gak dibolehin!" gerutu gue

Bang Iqbaal mengelus rambut gue "Iya, tapi jangan es krim dan juga gak boleh makan ciki-ciki"

"Terus apa dong!" emang di kelahiran kedua gue ini banyak sekali larangan nya beda sama yang sebelumnya karna apapun selalu di turutin sama bang Bian.

Hmm, jadi kangen sama dia. Gue gak lupa kok sama Bang Bian gue selalu menyempatkan diri untuk pergi ke makan bang Bian sambil mengajak kedua anak gue juga.

"Ayo heh malah bengong"

"Es krim bang~~"

"Yang lain aja"

Gue mengerucut dengan sebal lalu berjalan menuju rak bagian roti dan gue dengan kesal nya mengambil beberapa roti dengan berbeda rasa memasukkan ke dalam keranjang tanpa memperdulikan ekspresi bang Iqbaal.

Gue bahkan mengelilingi satu persatu rak makanan karna kan gak boleh makan yang ciki-ciki jadi apapun yang bisa makan mengambil semua dan memasukkan ke dalam keranjang yang udah full dengan isi nya.

"Udah?.."

"Udah!"

"Gemes kalau lagi ngambek gini"

"Udah ih ayo bayar"

Kita menuju kasir dan gue melihat coklat disana kemudian gue mengambil semua coklat yang berbeda merk dan meletakkan nya dikasir.

"Delapan ratus ribu semuanya pak" bang Iqbaal memberikan kartu kredit nya itu pada mbak-mbak kasir.

Setelah selesai membayar kita keluar dan menuju mobil.

"Mbak nya genit banget tadi aku gak suka!" ucap gue

"Huh?"

"Masa tadi mbak nya liat bang Iqbaal sambil senyum-senyum gak jelas gitu"

"Terus kenapa kan mbak nya punya mata"

Gue melirik tajam ke ada bang Iqbaal "Marah beneran loh nih!"

"Hehe" bang Iqbaal langsung memeluk tubuh gue dan mencium seluruh wajah gue dengan gemas nya

"Udah ih ayo berangkat"

"Siap ibu negara!" kita pun kembali berangkat dan tak lama kemudian kita udah sampai di rumah bunda yang udah terlihat ramai dengan para saudara dan keluarga besar.

Gue turun masih dituntun sama Bang Iqbaal buat masuk ke dalam.

"Nah ini mereka udah sampai kok agak lama tadi" ucap bunda setelah gue dan Bang Iqbaal salim

"Iya tadi ibu negara lagi pengen sesuatu.."

"Oh gitu, ya udah (Namakamu) duduk aja ya sayang takut kecapekan.."

"Tenang aja bun (Namakamu) gak capek kok.."

"Ah, ayah kamu ada di taman belakang sama yang lainnya.."

"Nanti aja aku samperin ayah Ari dimana bun?.."Tanya gue tapi bunda belum menjawab pun Ari sudah datang

"Kenapa sih muka nya kayak gitu" ucap bunda

"Gugup aku tuh" ucap Ari sambil menyenderkan kepalanya pada bahu bunda

"Ya allah Ari kamu mau ngelamar loh kenapa muka nya dekil amat sih" ucap gue

"Ihh, teteh mah!"

"Loh, teteh bener kok tuh liat rambut kamu gak karuan dipakein pomade dong biar rapi"

"Gak punya"

"Gak modal dih! Ya udah biar teteh yang dandani kamu"

"Emang nya aku cewek apa yang perlu dandan!"

"Dih, jangan gitu cowok juga perlu kalau ada sesuatu udah ayo kita ke kamar. Bun (Namakamu) sama Ari ke kamar dulu ya"

"Ya udah sana"

Gue pun menuju kamar Ari dan mengambil beberapa barang di kamar bang Iqbaal dan mulai mendandani Ari walaupun cuma rambut aja.

Dan setelah semuanya selesai kita semua akan menuju ke rumah Aqilah perempuan yang akan dilamar oleh Ari dan kita sudah sampai dirumah Aqilah lalu acara lamaran nya pun dimulai gue cuma duduk aja memperhatikan mereka sampai selesai!

"Bersambung..."

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang