Keesokan harinya kita gak jadi nginep karna bunda pulang dan jadilah kita semua ikut pulang dan hari ini gue sama bang Bian ada di rumah bunda sama ayah lagi main kesini dan gue pun jarang ketemu sama ayah gue sendiri.
"Ayah mau kemana lagi?.."tanya gue saat melihat ayah dengan baju yang rapi setelah melewati gue diruang tamu.
"Oh ayah mau keluar dulu dek"
"Ck, adek disini mau ketemu sama ayah malah ayah pergi sendiri.." gue cemberut
Ayah mendekati gue yang duduk itu sambil mengelus rambut gue "Bukan gitu dek ayah agak sibuk belakangan ini.."
"Ayah tuh seharusnya banyak istirahat dirumah adek gak mau ya denger bibi lagi kalau ayah sering lewatin waktu makan! Nanti ayah jadi sakit kalau ayah sakit aku benar-benar nyuruh bang Bian buat gantiin ayah dikantor.."
"Heh, jangan gitu suami kamu sibuk juga sama usaha nya dek jangan tambah beban aja"
"Adek gak peduli! Ayah gak bolehin adek buat mengelola perusahaan terus kalau ayah sakit siapa yang mengelola perusahaan?.."
"Sayang, ayah gak bolehin kamu ke kantor karna kamu udah jadi ibu sekaligus istri nanti kalau mereka perlu kamu gimana? Sedangkan kamu nya sibuk dikantor.."
"Ya makanya daripada itu Bang Bian yang meneruskan perusahaan ayah.."
"Ayah gak mau merepotkan menantu ayah dan ayah udah cukup dibantu sama Iqbaal dikantor.."
"Oke, tapi awas aja kalau bibi kabarin aku kalau ayah sakit aku gak segan-segan buat suruh bang Bian yang mengelola perusahaan itu"
"Siap anak kecil ayah.."
"Ya udah gih sana hati-hati dijalan suruh hati-hati bawa mobilnya.."ucap gue lalu kemudian ayah mencium kening gue dan berlalu pergi.
Gue pergi ke dapur dan melihat Bi Imah yang sedang mencuci piring "Bibi.."
"Iya ada apa non?.."
"Gapapa sih cuma aku mau ke rumah bunda dulu"
"Oh iya non.."
"(Namakamu) ke rumah sebelah dulu ya.." setelah pamit gue pergi ke rumah sebelah.
"Assalam-- Abang! Itu diapain anaknya!!" belum selesai gue mengucapkan salam dan terkejut melihat bang Bian dengan Lula yang sedang bermain lalu gue menghampiri kedua nya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lucu tau yang.."
"Lucu apaan coba kasian ih anaknya"
"Tuh lihat Lula aja ketawa mulu dari tadi.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Astaga, eh iya Lio sama bunda dimana?.." tanya gue
"Lio dibawa sama Ari sama pacar nya jalan-jalan kalau bunda di dapur lagi buat kue katanya"
"Ya udah aku ke dapur.."
"Siap!"
"Awas aja jangan buat anaknya nangis!"
"Iya yang! Sana gih cerewet banget ini ibu-ibu!" gue melotot kesal lalu kemudian ke dapur untuk membantu bunda buat kue daripada menanggapi orang tidak jelas itu.
......
Setelah selesai membantu bunda membuat kue gue pun ke kamar bang Bian dengan membawa kue.
Cekleks..
Dan yang terlihat cuma ada bang Bian menonton tv sedangkan Lula sudah tertidur disampingnya.
"Apa itu yang?.."tanya bang Bian dan kaki gue mendekat kearahnya
"Kue buatan bunda tadi" gue duduk disamping Lula tapi suara bang Bian mengintrupsi "Duduk disebelah aku sini" ucap dia lalu gue pun duduk disamping dia yang masih lebar itu
"Mau gak?"tawar gue
"Mau, disuapin tapi" gue mengangguk kemudian menyuapi bang Bian sedikit demi sedikit.
Gue fokus makan kue itu hingga bang Bian menyandarkan kepala nya dibahu gue dengan tiba-tiba.
"Sakit hmm?.."
"Enggak kok.."
"Terus kenapa?.."
"Gapapa sayang.." setelah itu hening dan meletakkan piring di nakas
"Orang itu lagi.."
"Orang siapa?"tanya gue
"Huh?!" bang Bian menegakkan tubuhnya menatap gue dengan bingung "Kamu ngomong sama siapa?"tanya bang Bian ke gue dan gue pun bingung dong
"Kamu bang yang ngomong sama siapa? kamu bilang 'orang itu lagi' orang siapa aku tanya"
"Emang aku ngomong kek gitu?"
"Telinga aku masih berfungsi ya jelas-jelas kamu ngomong ke gitu.."
"Enggak ih! Jangan berhalusinasi deh.."
"Ih jelas-jelas aku denger kok"
Bang Bian menatap gue dengan intens dan gue yang menatap nya pun takut-takut "jangan-jangan.."
Gue tambah takut "Apa?! Apa?!"
"Jangan-jangan! Se--setannn!!!"
"ARGHHH!! ABANG JANGAN TAKUT-TAKUTIN AKU IHHH!!" Gue langsung berhamburan memeluk bang Bian dan menjerit sekeras mungkin hingga Lula pun terbangun dan menangis mendengar jeritan gue lalu bang Bian hanya ketawa jahat!