Dipercepat!
Sudah dua bulan sudah kepergian bang Bian dan selama itu hidup gue tidak berwarna seperti sebelumnya gue mencoba menyibukkan diri dengan mengurus cafe karna gue masih terlarut dalam kesedihan dan kedua anak gue terkadang dititipkan pada bang Iqbaal lalu Ari sudah pindah kesini karna perintah dari Bang Iqbaal biar gue gak sendirian.
"Oh iya gimana kalau kita liburan ke korea!" pekik Ari
"Sekalian refreshing bosen gue kerja mulu!.." ucap bang Iqbaal
Steffi, Salsha, Ari dan bang Iqbaal mereka berempat ada di rumah gue sekarang mereka semua akan menginap disini dan gue hanya fokus menonton tv tanpa menyahuti obrolan mereka lalu si kembar udah tidur karna ini udah malam juga.
"Gimana (Namakamu) liburan ke korea? Kan loe seneng tuh sam oppa-oppa" ucap Steffi dan gue tidak menjawabnya
"Gue mau tidur duluan" gue beranjak dari tempat duduk menuju ke kamar.
Kamar ini!
Kamar gue sama bang Bian! Terkadang gue gak bisa tidur karna gue terlalu terbayang dengan keberadaan bang Bian bahkan sampai saat ini bang Bian gak pernah menghampiri gue dalam mimpi. Apa dia udah gak kangen sama gue? Atau dia udah lupain gue?
Seharusnya gue gak boleh begini gue harus ikhlas dengan kepergian bang Bian tapi apalah daya gue gak bisa dan terkadang gue sampai menangis karna mengingat bang Bian dan besoknya mata gue bengkak.
Cekleks..
Pintu kamar gue terbuka dan ada bang Iqbaal yang masuk ke dalam kamar gue.
"(Namakamu).."
Gue gak menjawabnya.
Bang Iqbaal duduk disamping gue "Jangan kayak gini nanti bang Bian gak tenang disana biarkan bang Bian pergi dengan tenang (Namakamu).."
"(Namakamu) sedih bang.." gue menunduk kan kepala setelah itu gue menangis
"Abang tahu gimana perasaan kamu tapi jangan sampai terlarut lama dengan kesedihan kasian bang Bian disana dan juga si kembar mereka mungkin kangen sama kamu.."
"Lalu (Namakamu) harus gimana bang" gue mendongakkan kepala menatap bang Iqbaal
"Abang tahu kalau kamu kuat! Kamu bisa melewatkan ini semua demi si kembar (Namakamu).." bang Iqbaal seraya menghapus air mata gue "Tidur gih udah malam"
Gue pun menuruti perintah bang Iqbaal kemudian gue berbaring dan bang Iqbaal menyelimuti gue "Selama malam.."ucapnya setelah itu dia pergi
......
"(Namakamu).."
"Bang Bian!!" gue melihat bang Bian berdiri tak jauh dari gue lalu gue segera memeluknya
"Maafin abang.." ucap dia lalu gue segera mendongakkan kepala melihat wajahnya yang berseri dengan cerah itu.
Gue gak menjawab dan gue hanya melihatnya dan tanpa sadar air mata gue sudah mengalir dengan derasnya.
"Jangan menangis sayang.."ucap dia sambil menghapus air mata gue
"Kenapa sekarang abang muncul di mimpi (Namakamu)! Abang udah gak rindu lagi sama (Namakamu).."
"Abang rindu sekali dengan istri abang ini walaupun abang pergi untuk selama nya tapi abang masih ada di hati kamu dan abang bahagia disini"
"(Namakamu) boleh ikut abang?.."
"Jangan sayang, kasian dengan Lula dan Lio mereka butuh kamu, mereka masih butuh mama nya dan masih butuh kamu disana. Jaga diri kamu baik-baik maaf abang gak bisa berada disisi kamu i love you selamat tinggal.."
"Bang Bian!! Bang Biann!!!!"
"(Namakamu)!!"
Gue melihat bang Iqbaal dan Ari yang berada di kamar gue dengan wajah khawatir nya
"Ada apa? Apa yang terjadi?.."
"(Namakamu) mimpi bang Bian"
"Tidur lagi gih ini udah malam"ucap bang Iqbaal sambil mengelus rambut gue dan gue pun kembali tertidur
"Bersambung.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)
FanfictionSini mampir siapa tau doi peka. Oke, piks gak berfaedah banget