Setelah seminggu di Paris akhirnya kita berdua pulang ke Indonesia karna denger kalau Lio sedang sakit jadinya gue sebagai ibu nya sedih banget denger anak pejaka gue lagi sakit.
Bang Iqbaal kembali ke rumahnya karna gue suruh soalnya gue gak merasa nyaman sama Kak Gladis awalnya sih Bang Iqbaal gak mau tapi ya udah akhirnya dia mau juga.
Sekarang udah jam 7 Malem dan gue ada dikamar lalu Lio lagi rewel karna badan nya tiba-tiba demam lagi dan dia berada di gendongan gue sambil nangis-nangis.
"Minum obat dulu ya" ajak gue sambil mengelus punggungnya
"Hiks..Mamamama hiks.."
"Kalau Lio gak minum obat nanti bakalan sakit terus ke dokter" Lio tuh kalau minum obat agak susah mungkin masih kecil dan rasanya pahit jadi setiap minum obat dia pasti ngerasa
Lio terus berpindah posisi untuk mencari kenyamanan di dada gue namanya juga sakit jadi agak rewel akhirnya gue pasrah lalu menaruh Lio diatas kasur sedangkan gue mengambil obatnya.
Lio udah nangis kenceng banget dan dia bergerak mau turun untuk menuju kearah gue dan gue pun yang melihat itu pun langsung mengambil obatnya dengan cepat dan meraih tubuh Lio.
"Kamu minum obat biar tidurnya enak" gue menahan tubuh Lio yang udah mulai memberontak itu dan menyiapkan obat nya sedikit berantakan walaupun Lio masih nangis gue terus memasuki obat nya itu.
"Ini minum dulu" gue memberikan dia air melalui sendok.
"Mamamama~~" rengek dia
"Nah udah kan" gue menaruh kembali obatnya di atas nakas lalu membersihkan bibir nya yang kotor itu
Lalu gue membaringkan tubuh Lio dikasur dan dia langsung memegang jari telunjuk gue. Gue tersenyum manis lalu menepuk pelan badan nya hingga obatnya bereaksi dengan cepat dan Lio pun tertidur.
Cekleks..
Mata gue langsung menoleh ke belakang kala pintu kamar gue berbunyi dan lihat ada bang Iqbaal dengan baju kantornya ternyata dia langsung pulang ke sini.
"Loh?!"
"Apa?!" bang Iqbaal menghampiri kearah gue
"Kok kesini?.."tanya gue bingung
"Emangnya gak boleh apa pulang ke rumah istri!" dia masih kesel kayaknya
"Masih marah rupa nya.."
"Aku gak marah! Gimana sama keadaan Lio?.."tanya bang Iqbaal sambil melepaskan kemeja nya itu dan menaruh digantungan yang udah ada disana.
"Tadi sih rewel tapi langsung aku kasih obat nya teler dah tuh anaknya.." ucap gue
Bang Iqbaal berdiri dibelakang gue dengan bertelanjang dada.
Cup!
Dia mencium kening gue "Kamu udah makan gak?.."
"Udah tapi pengen nyemil yang pedes-pedes"
"Untung aku bawain bakso yang langganan kamu"
"Beneran?!"
"Iya ada dibawah aku suruh bibi siapin bakso nya"
Gue mengacungkan jempol "Terbaik deh! Mandi dulu gih" suruh gue
"Kamu tunggu disini dulu nanti sehabis mandi aku bawain bakso nya aku juga beli buat yang lain kok"
"Ari belum pulang?.." tanya gue
"Aku suruh pulang ke rumah bunda"
"Loh kenapa emangnya?.."
"Ganggu soalnya!"
"Dih! Udah sana mandi!.."
Bang Iqbaal masuk ke dalam kamar mandi dan gue kembali menatap Lio lalu mengusap rambutnya yang udah tebal itu.
"Jadi kangen bang Bian" ucap gue tiba-tiba karna melihat wajah Lio yang lebih dominan ke bang Bian setelah dia agak besar
Lalu kemudian bang Iqbaal keluar dia telah selesai mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang nya.
"Oh iya aku belum siapin baju kamu bang" maklum udah tua jadi pikun gaes..
"Gapapa kok" bang Iqbaal berdiri di depan lemari.
"Kenapa ganti disini sihh!!!" pekik gue kala bang Iqbaal melepaskan handuk nya itu dikamar dan gue langsung menutup mata gue masih malu kalau bang Iqbaal suka telanjang gitu.
Gue udah dibobol sama bang Iqbaal ya!
"Udah buka matanya.."suruh bang Iqbaal membuat gue membuka mata dan melihat dia tertawa
"Kenapa masih malu sih orang udah liat seluruh nya juga" goda dia sambil mendekat kearah gue
"Malu lah!"
"Ayo bangun.." ucap bang Iqbaal menjulurkan tangan nya
"Males yang mau bangun bang"
"Mager mulu jadi orang!" bang Iqbaal memeluk tubuh gue lalu menarik nya untuk duduk
"Ayo ih katanya mau makan bakso"
"Ya udah ambilin aku tunggu disini aja takut Lio bangun"
"Ya udah aku ke bawah dulu" ucap bang Iqbaal pergi mengambil baksonya lalu gue pun memindahkan tubuh Lio ke tengah dia kan kalau tidur emang gak bisa diem kayak bapak nya
Tak lama bang Iqbaal datang "Ayo sini" ucap dia yang udah duduk disofa dan gue pun menghampiri nya.
Gue senyum manis ngeliat bang Iqbaal yang bukain bungkusnya itu dan menuangkan nya ke mangkok.
"Apa senyum-senyum!" ucap dia
Gue mencebikkan bibir "Emang gak boleh apa senyum-senyum!"
"Kayak orang gila kalau senyum-senyum sendiri!"
"Ngatain nih!"
"Emang iya kan kalau senyum-senyum sendiri tuh orang gila nama nya!"
Gue dengan kesal pun menggigit bahu nya yang lebar itu.
"Awsshh, sakit sayang!" ringis bang Iqbaal sambil mengusap bahu nya itu
"Suruh siapa ngatain bini nya kek gitu!"
"Ya jangan digigit dong kek vampir aja!"
"Aku gigit lagi mau!!" ucap gue sambil menunjukkan gigi
Bang Iqbaal ketawa kecil "Hehe, jangan kalau gigit di bibir gak papa deh"
Gue senyum malu coy.
Dasar bucin!
"Bersambung.."

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)
FanfictionSini mampir siapa tau doi peka. Oke, piks gak berfaedah banget