30

3.7K 388 5
                                    

Hari ini adalah ulang tahun Ari yang ke 20 tahun jadi semalam bang Iqbaal sama kak Gladis keluar buat beli cake nya dan kenapa dirayain di pagi hari karena malam nya kita tidur terlalu nyenyak hehehe jadinya kita rayain di pagi hari.

Gue yang memegang cake dan semuanya sudah berada di depan kamar Ari.

Gue yang memegang cake dan semuanya sudah berada di depan kamar Ari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cekleks...

Kita semua masuk ke dalam dan para lelaki membuka tirai gorden nya agar cahaya bisa masuk ke dalam.

"Happy birthday to youuuu"

"Happy birthday Ari-ari!"

Ari sontak terkejut mendengar ledakan confeti serta terompet hingga tidak sadar dia berdiri dari kasur nya.

"ARIIII!!!"

"Astaga mata bini gue!!"

"Astagfirullah!"

Mata gue segera ditutup sama bang Bian karena Ari melakukan hal yang tidak senonoh, dia telanjang! Bukan! Bukan telanjang seluruh nya hanya saja dia memakai celana dalam nya dan itu bukan boxer.

"Anjirr Ari cepetan itu loe tutup bego jangan bengong aja!" suruh bang Bian kemudian terdengar suara gaduh mungkin pelakunya Ari.

"Nah udah selesai para kakak ipar.." setelah itu bang Bian menarik tangan nya dan gue lihat Ari yang sudah memakai pakaian nya.

"Lain kali kalau tidur jangan telanjang kek gitu bahaya kan kalau ada cewek yang masuk" omel gue

"Kan emang Ari kalau tidur kek gitu teh apalagi tuh! Tuh! bang Bian! dari kita bertiga yang paling parah tuh bang Bian masih mending Ari pake celana dalam nah bang Bian malah gak pake apa-apa kalau tidur" omel Ari balik

Gue melirik bang Bian dia melotot kan matanya dan seketika gue terdiam karena itu fakta! Ari berbicara sesuai fakta jika bang Bian suka sekali tidur telanjang dan itu pun tidak memakai apa-apa! Sampai gue pun agak risih dengan nya tapi gimana lagi

"Oke gak usah bahas itu, ini gimana?.." ucap bang Iqbaal bertanya

"Eh, ya udah tinggal tiup ini kue nya" ucap gue seraya menyodorkan kue nya ke depan Ari.

"Make a wish dulu"suruh bang Bian setelah itu Ari berdoa.

"Ya allah Ari pengen nikah!"

Plak!

Satu tamparan halus mendarat di pipi Ari dari bang Bian "Pendidikan loe dulu bego!"

"Bang mulutnya!" omel gue

"Ya udah lanjutin!" suruh bang Iqbaal

"Jagalah keluarga para abang aku ya allah dan semoga tahun ini Ari bisa jadi uncle, amin.."

Ucapan Ari yang terakhir bikin gue agak gak enak gue melirik kak Gladis yang hanya terdiam.

"Ya udah kalau dah selesai!" ucap bang Bian memecahkan keheningan

"Loh?! Kado Ari mana?" tanya Ari

"Nanti kita belanja Ri! Gak usah bawel deh" Ucap bang Bian

"Asikkk!!"

"Bubar! Bubar! Ari mau bobok lagi.."usir Ari jadi ya kita semua keluar. Gue membawa kue nya ke dapur dan ingin memakan kue itu karena terlihat enak.

Gue mengambil sepotong roti dengan ukuran besar dan gue sendirian duduk di bar dapur lalu sisanya gue taruh kembali ke dalam kulkas dan gue makan dengan tenang tapi berubah ketika mengingat ucapan Ari.

Memang Ari tidak salah dia cuma menginginkan atau mendoakan kedua kakak ipar nya agar segera hamil tapi mengingat kak Gladis yang masih belum diberi kepercayaan sama Allah.

"Ekhem!"

Seketika gue kaget "Bang Iqbaal!"

Bang Iqbaal terkekeh "Kaget?"

"Ya kaget lah.." lalu kemudian bang Iqbaal duduk disamping gue.

"Kak Gladis kemana kok abang sendirian?.."tanya gue sambil makan

"Lagi dikamar pengen istirahat kata nya"

"Oh gitu.."

"Lagi ngapain?"

"Gak liat apa kalau (Namakamu) lagi makan kue"

"Hehehe.."

"Minta gak? Enak loh bang beli dimana sih kue nya enak banget parah!"

"Mana coba abang minta"

"Buka mulutnya" gue mengambil kue nya lalu gue menyuapi bang Iqbaal sambil tangan gue satu nya mengadahkan tangan gue dibawah dagu bang Iqbaal biar gak jatuh.

Bang Iqbaal menerima suapan dari gue dan dia mengunyah "Hmm, enak" seraya mengacak-acak rambut gue

"Enak kan!" seru gue setelah itu gue makan lagi dan gue teringat Astaga apa yang gue lakuin barusan!

Gue menyuapi bang Iqbaal! Kalau ada yang liat gimana nih?! Gue menggigit bibir gue gugup.

"Ada apa (Namakamu)?" tanya bang Iqbaal

"O-oh, gak ada apa-apa bang ya udah (Namakamu) pamit ke kamar dulu" ucap gue segera memakan makanan terakhir setelah itu gue taruh aja di wastafel dan buru-buru masuk ke kamar.

"Bersambung..."

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang