(37)

3.5K 413 34
                                    

Sudah 4 hari gue dirawat dirumah sakit dan mungkin nanti siang gue bisa pulang ke rumah lalu sekarang gue ditemani oleh Ayah sama bang Bian tentu aja sama kedua bayi gue.

Gue yang lagi tidur pun samar-samar mendengar percakapan Bang Bian sama Ayah dan sontak membuat gue terbangun dari tidur lalu berpura-pura untuk tidur karna pembicaraan mereka terdengar serius.

"Sepertinya Ayah sepikiran sama kamu Bian"ucap Ayah

"Bian mau-mau aja Yah kasih salah satu anak Bian ke Iqbaal karna mereka kan masih belum dikasih momongan sama allah dan mungkin ini maksud dari allah bisa memberikan salah satu anak Bian pada Iqbaal maka dari itu allah memberikan Bian dua anak kembar.."

"Ayah hanya merasa kasihan dengan Gladis setiap melewati kamar tidurnya dia selalu berdoa agar diberikan momongan.."

"Tapi bagaimana dengan (Namakamu) Bian takut jika (Namakamu) gak mau kasih salah satu anaknya pada Iqbaal, Yah.."

"Ayah yakin (Namakamu)---"

"Maksud ayah sama Bang Bian apa?.." tanya gue tiba-tiba sambil mencoba duduk bersandar di kepala ranjang rumah sakit.

Bang Bian menghampiri gue lalu mengelus pelan lengan gue "Gini loh sayang aku sama Ayah mau memberikan salah satu anak kita sama Iqbaal secara Gladis kan masih belum hamil jadi gak ada salah nya kan buat mereka mengasuh salah satu anak kita.."

Gue yang mendengar nya pun langsung meradang "Atas izin siapa abang memberikan pendapat seperti itu!"

"Sayang--"

"Bukan gitu dek, ayah cuma kasihan dengan kakak kamu--"

"Jadi Ayah gak kasihan sama adek dengan cara memisahkan salah satu anak adek!!"

Bang Bian mengelus bahu gue mencoba gue untuk bersabar tapi nyatanya gue semakin marah sekaligus kecewa.

"Sayang, kita gak memisahkan mereka hanya saja salah satu dari mereka akan diasuh--"

"Abang!" gue langsung memotong pembicaraan bang Bian dan menatapnya dengan tajam.

"Dia anak aku! Dan gak ada yang memisahkan mereka berdua sampai kapan pun! Kenapa abang bersikukuh memberikan darah daging abang sama mereka? Abang gak mampu merawat keduanya? Iya?! Kalau abang gak mampu biar (Namakamu) aja yang merawat mereka!!"

"Sayang kamu salah paham"

"Aku pengen sendiri!" ucap gue datar dan dingin

"Sayang.."

"Abang gak bisa mengerti bahasa indonesia?" ucap gue yang diselimuti rasa amarah.

"Abang keluar dulu"ucap bang Bian sambil mencium pelipis gue lalu dia bersama ayah pun pergi meninggalkan gue sendirian di kamar ini.

Gue kembali membaringkan tubuh gue sambil menatap ranjang kedua anak kembar gue "Maafin Mama jika Mama egois sayang.." setelah itu gue pun tertidur kembali.

......

Gue berganti baju dikamar mandi bersama bang Bian takut gue kenapa-napa dan karena sore ini kita mau pulang dan gue masih gak mau ngomong sama Bian walaupun bang Bian terus aja mengajak gue untuk berbicara.

Setelah selesai gue digendong untuk duduk di kursi roda dan kedua anak gue digendong oleh Bunda sama Kak Gladis.

"Udah selesai kan semuanya? Gak ada yang  ketinggalan?.."Tanya Bang Iqbaal

"Udah selesai semuanya.."

"Ya udah ayo" kursi roda gue di dorong dan kita keluar dari rumah sakit menuju parkiran dan gue digendong lagi karna pindah ke mobil

Gue sama bang Bian satu mobil sedangkan Bunda, Bang Iqbaal sama kak Gladis satu mobil memakai mobil bang Iqbaal.

"Mau beli sesuatu gak? Kamu belum makan daritadi soalnya.."ucap bang Bian dan sebagai jawabannya gue hanya menggelengkan kepala

"Sampai kapan kamu cuekin abang kek gini" gue diam sambil melihat keluar jendela menikmati orang yang berlalu lalang

Lalu bang Bian pun diam dan suasana di dalam mobil pun terasa hening sampai mobil itu membawa kita ke rumah kita.

Sesampainya, bang Bian membuka pintu mobil untuk gue setelah dia mematikan mesin mobilnya lalu menyiapkan kursi roda nya dan mengangkat gue untuk duduk di kursi roda kita masuk ke dalam dan tidak surprise apapun.

"Kamu kenapa sayang?.."tanya bunda sambil mengelus rambut gue

"Gapapa kok bun (Namakamu) cuma capek aja" ucap gue mencoba untuk tersenyum di depan bunda walaupun gue udah gak mood

"Ya udah Bian kamu bawa (Namakamu) ke kamar nya kayaknya dia butuh istirahat yang cukup biar si kembar sama bunda dan juga Gladis yang jaga"

"Ya udah bun Bian mengantarkan (Namakamu) ke kamar.." selanjutnya bang Bian mengantarkan gue ke kamar setelah itu bang Bian menaruh gue dikasur sepelan mungkin.

"Tidur gih.."suruh nya lalu gue berbaring dan bang Bian menyelimuti gue hingga sebatas dada.

Bang Bian mencium kening gue "Aku ke bawah dulu kamu istirahat aja.." bang Bian pergi dan gue mencoba memejamkan mata hingga tertidur pulas.

"Bersambung..."

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang