(20)

4.2K 495 72
                                        

Dipercepat!

Sudah seminggu gue menggantikan ayah di perusahaan walaupun gue belum resmi sebagai pengganti ayah dan selama satu minggu ini gue selalu banyak tugas dan tidak menyempatkan untuk sekedar berkunjung atau pun menyapa bunda Rike karena saking sibuk nya.

Gue menuruni anak tangga terakhir dan suara bi Imah membuat gue menoleh.

Gue menuruni anak tangga terakhir dan suara bi Imah membuat gue menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Neng gak mau sarapan dulu? Ini udah bibi siapin roti sama susu nya.."

"Emhhh, (Namakamu) sarapan dikantor aja deh Bi"tolak gue dengan halus tetapi bi Imah menyeret tangan gue buat duduk manis dimeja makanan tanpa ada penolakan dari gue.

"Bibi lihat neng selalu sibuk bahkan sangat jarang untuk makan kalau neng sakit gimana?.." tanya Bi Imah menyiapkan sarapan gue yang cuma roti tawar yang diberi selai strawberry dan susu putih hangat

"Iya nih bi sibuk banget (Namakamu) oh ya, ayah kemana?.." tanya gue mengedarkan pandangan karna gue gak lihat ayah.

"Oh bapak teh lagi jogging sama temennya" ahh, gue baru ingat sejak gue yang menggantikan ayah di perusahaan ayah sering jogging atau pun sekedar keluar bersama teman-temannya.

Gue lirik jam tangan takut aja gue telat karena gue disiplin banget selalu menghargai waktu lalu gue makan dengan agak terburu-buru.

"Sejak kapan kamu pulang?.." Ah, suara itu!

"Udah seminggu yang lalu sih tepatnya"ucap gue mencoba tenang

"Kok ayah gak kasih tahu ke kakak kalau kamu udah pulang"ucap kak Gladis yang sudah berada didekat gue

"mungkin ayah lupa" gue meminum susu nya sampe habis

"Hmm, atau mungkin kamu ingin menghindar dari kakak?.."tanya nya

Gue bingung dong maksud menghindar apa ya?

"Menghindar?.." gue natap kearah kak Gladis dengan bingung

"Iya menghindar karena kakak udah nikah sama bang Iqbaal kamu"

Oke ini mulai bikin gue gerah pake body

"Cih, sejak kapan cewek yang dulunya polos dan lugu sekarang bisa berkata setajam ini huh!"

"Neng udah neng, neng (Namakamu) nanti akan telat ke kantornya" lerai bi Imah ucapan bi imah membuat gue sadar lalu gue mengambil tas handbag gue.

"Ya udah bi (Namakamu) berangkat dulu assalamualaikum.." gue melangkahkan kaki

"Iqbaal suami kakak" dan seketika gue berhenti dan menoleh kebelakang

"Terus masalah dengan gue apa? Gue udah tahu kok kalau bang Iqbaal sekarang suami loe dan selamat atas pernikahan kalian berdua semoga bahagia itu ucapan dari gue karena gue gak datang kan ke pernikahan kalian berdua dan buat kado nya nyusul ya karena gue lagi sibuk banget"

"(Namakamu)!"

"Apa?!"

"Bisa sopan sama kakak?!"

Gue tersenyum "Kakak tahu gak sekarang ini kakak terlihat menyedihkan dengan berkata kayak gitu ke gue kakak seolah berfikir kalau gue akan merebut bang Iqbaal dari loe. Ck, bahkan di otak gue aja gak ada niatan buat merebut bang Iqbaal"

"Karena kamu udah merebut iqbaal dari kakak"

Huh?

"Wait, wait! Apa? Merebut bang Iqbaal dari kakak? Sejak kapan? Bukannya kakak yang udah merebut bang Iqbaal dari gue bahkan kak Gladis tahu kalau kita udah deket banget.."

"Dulu kita berpacaran dan menyembunyikan semua itu dari kamu"

Oke fakta lainnya!

"Kalau kakak gak menyembunyikan hubungan kakak itu mungkin gue gak akan dekat dengan bang Iqbaal sejak dulu dan jangan salahkan gue dong gue aja baru tahu sekarang kalau kakak pernah pacaran sama bang Iqbaal jadi gue salah gue dimana? Ya udah dulu gue mau ke kantor udah telat ini.." gue langsung pergi karena udah muak sama semuanya!

Gue nyetir mobil sendiri menuju sebuah perusahaan karena saat ini ada meeting di perusahaan tersebut dan assisten pribadi gue udah ada disana setibanya gue disana gue memberikan kunci mobil gue pada satpam nya.

Sekilas gue melihat perusahaan nya besar dan modern tapi dimata gue tidak asing tapi bodo amat lah gue udah terlambat ini masuk ke ruang meeting.

"Mbak (Namakamu)!"

"Rara!" pekik gue ketika melihat asisten gue

"Udah dimulai?" tanya gue sedikit gugup karena ini pertama kali gue telat dan ini di perusahaan orang lain.

"Udah mbak baru aja"

"Ya udah ayo masuk.." gue dan Rara menuju tempat meeting yang sudah tertutup rapat dan dengan hati-hati gue membuka nya.

Cekleks..

Seluruh pasang mata menatap kearah gue dan ternyata sudah penuh dengan orang-orang dan gue pun masuk ke dalam dan duduk dikursi yang sudah disediakan lalu dimana ada karyawan gue juga tanpa perduli mereka menatap gue.

Rara yang duduk dibelakang gue memberikan gue sebuah amplop lalu gue membuka dan membaca nya.

Cekleks..

pintu nya terbuka lagi dan semua orang berdiri untuk menyapa orang tersebut seketika gue mencoba melebarkan mata untuk menyakinkan apa yang baru saja gue lihat.

Itu!

Itu bang Iqbaal bukan?!

"Mbak (Namakamu) duduk, semua orang udah duduk" ucap Rara dan gue pun duduk lalu mencoba menghilangkan rasa gugup gue untung aja gue duduk bagian belakang dan ruang ini berbentuk V

Gue mencoba fokus dengan apa yang dilontarkan bang Iqbaal di depan dan sesekali menundukkan kepala agar tidak terlihat oleh nya.

rapat berlangsung satu jam dan ketika bang Iqbaal mengucapkan kata terakhir baru lah para audience bertepuk tangan dan rapat telah selesai! Gue mendesah lega akhirnya selesai juga badan udah pegel banget dari tadi lalu para rekan kerja pun bersalaman dengan nya.

lalu gue bergegas untuk keluar bersama kerumunan tersebut tapi sialnya tubuh gue yang pendek dan memakai high heels pun tampak tinggi jadi....

"Ms Adriel bisa berbicara sebentar.." Seketika tubuh gue menegang kala suara berat si pria itu memanggil nama belakang gue

"Bersambung..."

[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang