"Masa tadi teh bang Bian ketemu mantan waktu kita beli bahan makanan dan juga tadi Lio di bilang keponakan nya.."
"Anjirr loe budek apa! Gue bilang Lio anak gue ya tadi!"
Gue melirik bang Bian tajam dan Ari tertawa girang melihat dia menggoda abang nya itu. Sekarang gue berada di rumah bang Iqbaal kita berada diruang tamu cuma ada makan-makan aja atau semacam perkumpulan sekeluarga.
"Ihh, aku gak bilang kalau Lio keponakan aku"
"Bohong teh! Tadi si mantan tanya 'Eh ini keponakan kamu ya lucu banget' eh sama bang Bian gak dijawab malah mereka ngobrol berdua" adu Ari
"Bertiga ya sama loe juga!"
"Ck..ck.. Gak patut!"
Gue yang memangku Lio pun tidak menghiraukan nya dengan mengacak Lio berbicara udah kesel gue lalu bang Bian bergeser mendekat kearah gue.
"Sana!"
"Marah?.."
"Gak!"
"Marah itu.."
"Kalau marah kenapa masih ditanya sih!"
"Gak gitu sayang kejadiannya.."
"Terus gimana? Lio sayang lihat papa nya gak ngakuin kamu loh nanti kita cari papa baru ya nak.." ucap gue
"Ihh ayang mah!" bang Bian ngerengek kek anak kecil lalu dia memeluk bahu gue erat.
Gue ingin melepaskan pelukannya "Lepasin! Sesek tahu gak!"
"Bodo! gara-gara si bangke!"
"Nyonya Lula mau tidur.." ucap Sarah dengan membawa Lula
"Sini, Ari tolong pegang dulu Lio ya.."
"Pegang aku aja kan aku bapaknya.."
"Katanya siapa? Orang kamu gak ngakuin Lio anaknya juga"
"Ihh sayang mah! Jangan gitu dong"
"Bodo! Aku mau cari papa baru lagi yang muda! Yang kaya raya! Yang ganteng kek jungkook!"
Aslinya gue cuma menggoda bang Bian karna dia lucu kalau merengek kek anak kecil gitu bikin gemes lalu dia mengambil alih Lio dari pangkuanku dan berganti dengan Lula yang sudah memegang dot susu.
"Bobok ya sayang.." gue menepuk-nepuk biar dia tidur dengan tenang
"Makanan sudah datang guys!!" celetuk bang Iqbaal. Gue melirik bang Iqbaal serta kak Gladis yang membawa makanan lalu menaruh di meja.
"Mau makan gak?"tanya bang Bian
Gue gak menjawab dia tahu kalau gue masih marah.
Cup!
Dia mencium pipi kanan gue dihadapan manusia-manusia ini!
"Jangan marah lagi nanti kita belanja sepuasnya!.."
Ah, kalau udah mendengar kata belanja janji gue gak marah lagi dah.
"Ayam geprek aku ada kan bang?"tanya gue pada bang Iqbaal
"Ada kok.."
"Ambilin bantal dong bang buat Lula tidur sama selimutnya juga.."suruh gue lalu bang Bian memberikan Lio pada Ari dan dia mengambil benda yang gue suruh tadi lalu tak lama dia kembali.
"Tidur disofa aja?.."
"Iya.."
"Aman kan?.."
"Aman kok kan ada aku dibawahnya.." gue berdiri lalu bang Bian Menaruh bantal nya dan gue pun menidurkan Lula lalu tak lupa menyelimutinya.
"Lio gak bobok kayak adek?" tanya gue dia hanya tersenyum lebar sambil loncat-loncat dipaha Ari.
"Yuk makan" ucap bang Bian
"Anaknya siapa ini woy gue mau makan juga ini" sindir Ari
"Pegang dulu Ri" ucap bang Iqbaal
"Aelah!.."
"Sini Ri" ucap gue lalu kemudian Ari memberikan Lio
Bang Bian natap gue bingung "Loh gak makan dong?.."
"Makan kok setelah abang selesai makan.."
"Abang suapin aja!"
"Gak usah abang makan dulu aja.."
"No! Tidak menerima penolakan!.." gue pasrah dan akhirnya pun menerima suapan dari bang Bian dan setelah selesai makan gue pun makan lagi karna beberapa hari gue makan kayak orang yang gak pernah makan.
Sekarang sudah jam 11 malam Lio serta Lula sudah tidur karna ini sudah malah akhirnya kita berdua menginap dirumah bang Iqbaal.
Dan kita udah dikamar tamu untung aja gue bawa setelan baju setelah gue berganti baju dikasur udah ada Lio, Lula dan bang Bian.
"Kamu tiduran aja dulu.."ucap bang Bian
"Loh abang gak tidur?.."tanya gue sambil berbaring disamping Lula
Bang Bian menyengir "Mau nonton bola sama Ari dan juga Iqbaal.."
Gue menatap nya kesal "Awas aja gak inget waktu buat balik ke kamar!"
Bang Bian bergerak mendekati gue "Awas ih nanti kena anaknya juga!"
"Gak kena beb" bang Bian menggeser tubuh Lula lalu bergantian dengan dirinya yang berbaring menghadapi ke gue.
"Mau ngapain huh!"
"Jangan galak-galak dong"
"Aku masih sebel ya sama yang tadi diruang tamu.."
"Ya allah sayang! Percaya deh aku mengakui kalau Lio anak aku tapi dia nya aja yang selalu potong pembicaraan aku mulu! Udah jangan marah-marah besok kita belanja.."
"Sepuasnya ya!"
"Iya sepuasnya sampe bikin aku bangkrut gapapa deh demi menyenangkan hati istri!"
"Awas ya kalau ngomel-ngomel beli nya banyak!"
"Iya ya allah!"
Gue hanya mengangguk "Mau ngapain?!" gue menahan dada bang Bian kala dia sudah berada diatas gue
"Mau cium lah!"
"Posisinya gak enak!"
"Terus mau posisi kek gimana biar enak! Posisi 69?!"
"Beneran aku tabok ya!"gue mengerti apa yang dia bilang
Cup!
Bang Bian mencium bibir gue tangan satu nya mengusap pipi gue karna gue gak bales ciuman nya dia pun meremas salah satu milik gue dengan keras nya dan gue memekik kesakitan dan langsung bang Bian mencium gue lebih dalam.
Tangan dia udah kemana-mana dan jadinya gue harus menepis tapi sayangnya dia menangkap kedua tangan gue dan kembali bermain mata gue udah sayup-sayup dan akhirnya gue pun tertidur pulas.
"Bersambung.."

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Bang,Nikah Yuk! (Completed)
FanfictionSini mampir siapa tau doi peka. Oke, piks gak berfaedah banget