Aku mengancingkan kancing baju terkahir ku dan langsung meraih tas berwarna hitam polos pemberian papa.
"Ma Melly berangkat dulu ya, assalamualaikum"ucap ku sambil menyalim tangan mama.
"Wa'alaikumsalam"
Aku pun mengambil helm berwarna hitam itu dan ku pakai.Tahun ini sudah memasuki semester dua dan aku sudah duduk dibangku kelas satu SMA dan akan menuju ke kelas dua SMA.
Aku pun menaiki motor dan menghidupkan nya lalu pergi menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah aku memarkirkan motor ku dan turun menuju ke kelas X MIPA Tiga.
"Tumben nggak telat?"ucap Ira dia adalah sahabatku dari SMP.
"Ye lo mah temen sendiri kok doain biar telat.Kalau kata Cinta untuk Rangga di AADC tuh kamu jahat"ucap ku menirukan suara Cinta,Ira pun hanya terkekeh geli mendengar ucapan ku.Emang ya untung temen kalau nggak dah gue buang juga ke selat Sunda.
"Nggak ada pr kan?"tanya ku memastikan Ira pun hanya menggeleng sedangkan aku bersyukur alhamdulillahlah.
"Nggak salah lagi ada!"teriak Ira yang membuat ku kaget.
"Ha? Serius?!"teriak ku yang tak kalah lebih kaget lagi.Karena memang betul semalam aku sudah memastikan tidak ada pr untuk hari ini.
"Hehe becanda"jawab Ira sambil nyengir kuda.Astaga ingin sekali kau ku buang ke selat Sunda sekarang Ira!
"Astaga jantung gue serasa mau copot,becanda jangan pagi-pagi kenapa? Bikin mood orang rusak aja sih"ucap ku kesal,Ira pun masih nyengir kuda.Anak ini!
Tak lama guru Matematika peminatan pun masuk.Ah sumpah! Matematika ini udah jadi musuh bebuyutan nggak like!
"Hari ini kita akan belajar tentang Vektor"ucap pak Yudhi aku pun hanya menghela nafas kasar.
Salah pilih jurusan aku ini! Cuma ya mau gimana lagi demi cita-cita mah apa yang nggak.
"Coba kalian kerjakan soal pilihan ganda satu sampai lima dan esay satu sampai lima juga"ucap pak Yudhi.Ah gila! Benci banget sama nih matematika sulit dipahami sama kayak doi.Eh? Siap salah!
Aku lebih suka mempelajari pelajaran sejarah kenapa? Karena mengenang masa lalu itu lebih mudah dari pada menghitung masa depan.
Kriiingg!!!
Huuu Yesss
Semerdu-merdunya suara Anji masih merdu lagi suara bell untuk pelajaran matematika selesai.Seneng banget saking senengnya pengen loncat dari lantai tujuh belas.
Ngomong-ngomong soal Anji aku juga punya temen yang namanya Panji.Duh suaranya itu loh kalau nyanyi mirip banget Anji suka aja gitu denger nya berasa Anji beneran yang lagi nyanyi.
"Panci! pulang nanti jangan lupa rapat OSIS"ucap ku mengingatkan nya.Dia pun hanya mengangguk lesuh.Aku memang memanggil nya Panci karena namanya kan cocok aja gitu dipanggil kayak itu.Panji-Panji cuma ganti satu huruf.
"Iya"jawab nya lesuh.
"Makanya kalau nggak niat ikut OSIS ngapain ikut"ujar Ira.Duh anak ini mulutnya ingin ku ulek pakek cabe ijo.Pedes banget kalau ngomong nggak pernah disaring.
Panji pun hanya menatap Ira tajam.Oh iya mereka berdua ini adalah musuh bebuyutan sejak pertama masuk SMA,entah apa yang mereka ributkan kayak masalahnya gede aja aku pun juga nggak tahu.Kalau mereka berdua udah ribut duh perang dunia ke tiga! Kayak kucing sesama kucing ribut gitu nggak tahu apa yang diributin tapi masalahnya kayak gede banget.
"U-udah ah sana lo Panci! Gue males misahin lo berdua kalau ribut lagi"ucap ku sambil mendorong tubuh Panji.Panji yang masih kudorong pun masih juga menatap Ira tajam.Astaga! Ini anak nggak tahu apa kalau badannya itu berat kayak badak? Bukannya jalan aja mesti banget di dorong-dorong heran udah kayak gerobak aja pakek acara dorong-dorongan segala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahma [End]
RomanceMelly yang sudah berusaha move on dari Rahma pun gagal.Bertahun-tahun sudah Melly berusaha namun Rahma datang dan merobohkan tembok yang sudah Melly bangun dengan kokoh pun hancur seketika. Kisah cinta monyet saat Melly masih SD hingga Rahma pun kem...