Part 22

2.6K 121 0
                                    

"Suh bangun suh!"teriak Windra mengguncangkan tubuh Rahma.

Rahma pun terbangun dari tidurnya dan melihat Windra dengan wajah kesal melihatnya.

"Eh kok gue tidur disini sih?"tanya Rahma terheran-heran.

"Lah mana gue tahu udah sana pulang udah sore ini siapin baju-baju lo besok kita udah harus balik lagi ke akademi"

"Ha besok?"

"Lah gila pikun mendadak nih anak.Au ah terang serah lo dah capek gue ngomong sama lo lelah hati dan batin ini"

"Alay lu Maemunah!"

"Sibuk aja lu Marimar!"

"Aku ini istri sah kamu mas!"teriak Rahma.

"Kebanyakan nonton sinetron lu anjir"

"Kamu nggak bisa gitu aja ngusir aku dari rumah ini! Ini rumah kita mas kita dulu sama-sama bangun rumah ini!"

"GILA NIH ANAK NIAT BANGET BIKIN GUE STROKE"

"Hahaha,nggak papa suh DKT gratis kok"ucap Rahma yang sudah tertawa terpingkal-pingkal.Sedangkan Windra masih mengontrol emosinya.

"Udah pergi sana menyemak aja lu disini Bambang!"ucap Windra kesal.

"T-tap"baru saja Rahma akan memulai kembali naskah sinetron nya tiba-tiba saja Windra sudah mendorong tubuhnya dan Rahma pun hampir terjatuh karena Windra.

"Eh ayam monyet jantung gue copot !"ucap Rahma reflek saat dirinya hampir terjatuh dan tangannya pun langsung memegangi tembok.Windra yang mendengarnya pun hanya tertawa terbahak-bahak.

"Anjir tuh ngomong ribet banget!"tawa Windra.

"Gini gini gue ketularan kasuh-kasuh lu juga!"ucap Rahma,Windra pun hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam.

"Woi suh topi pet lo ketinggalan diatas meja gue bege!"teriak Windra yang sudah melihat Rahma akan masuk ke dalam mobilnya.

Rahma pun berlari kembali ke teras Windra dan mengambil topi pet nya.

"Awas aja kamu mas,aku bakal balas dendam karena kamu udah ngusir aku dari rumah ini!"ucap Rahma menatap Windra sinis lalu mengambil topi pet nya dengan cepat.

"Gila kebanyakan nonton Azab nih anak!"ucap Windra menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam.

Rahma pun sampai dirumahnya dan membereskan baju-bajunya.Ia pun mengambil ponselnya berharap kalau Melly mengubungi nya duluan tetapi itu cuma harapannya saja karena tak akan mungkin cewek akan menghubungi duluan kalau sedang lagi marahan.

Kenapa sih cewek itu gengsi banget? Tinggal ngomong gitu aja susah banget sih.Pikir Rahma ia pun menelpon Melly dan nomor nya tidak di angkat.

Rahma pun menghela nafas panjang tiba-tiba saja terlintas di pikirannya untuk menelpon Mitto adik kelasnya dulu saat ia masih SD.

"Halo Mitto ini bang Rahma"

"Eh iya kenapa bang?"

"Abang boleh nggak minta tolong sama kamu?"ucap Rahma dengan nada tak enak.Tapi mau bagaimana lagi lewat Mitto lah mungkin hubungan nya akan baik lagi bersama Melly.

"Boleh bang boleh banget.Mau minta tolong apa ya?"

"Hmm jadi gini To"

Selesai Rahma menjelaskan Rahma pun bersiap dan pergi memakai topi pet nya dan membawa tas hitamnya  keluar rumah.

Rahma pun membuka kunci mobilnya dan dengan terburu-buru ia masuk ke dalam mobil lalu melakukannya dengan kecepatan tinggi karena ia tak mau kehilangan waktu yang sangat berharga untuk berbaikan dengan Melly lagi.

Besok ia sudah harus kembali lagi ke akademi ia tak mau hubungannya masih kacau jika ia sudah kembali karena jika Rahma sudah kembali ke akademi akan lebih sulit lagu untuk menjelaskan kepada Melly jika jam pesiar yang ia dapatkan saja hanya seminggu dua kali.

***

Drrt Drrt

Windra pun melihat ponselnya yang ditelpon dari nomor yang tak dikenal.Ia pun langsung mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo Win... Windra l-lo dimana?" Ucap wanita itu dengan suara yang gemetar.Windra pun langsung melotot mendengar suara Tania yang begitu gemetar.

"H-halo Tania ada apa? Kamu kenapa?"ucap Windra yang mendadak panik rasanya ia ingin sekali pergi ke bandara dan menuju ke Magelang sekarang.

"Win..Ri-Rio Win Rio"

"Rio? Siapa?"

"Mantan aku yang teror aku sekarang udah bebas" ucap Tania dengan suara yang masih gemetar.Windra pun langsung terduduk lemas di atas tempat tidurnya.Padahal kemarin ia sudah meminta kepada teman sekaligus sahabat nya yang juga seorang polisi di sana.

"A-apa? Kamu serius?" Terdengar suara Tania yang sedang menanganis ketakutan disana.Windra pun menghela nafasnya tak percaya.

"Rio sekarang ada dimana?"tanya Windra sambil memejamkan matanya.Ia berusaha menenangkan dirinya walaupun sejenak.

"Dia lagi di Hongkong katanya ada urusan bisnis disana.Tadi sore dia telpon aku terus ngancam aku kalau lusa dia bakal balik lagi dan bakal...b-bunuh aku Win"

Windra pun mendadak lemas mendengarnya.Bagaimana bisa ia menolong Tania sedangkan besok saja ia sudah harus kembali ke akademi? Dan lusa Rio akan balik lagi ke Jakarta sedangkan lusa adalah hari Rabu dan tentu saja ia tak akan mendapatkan ijin pesiar karena ia masih tingkat dua.

"Tan,Tania sekarang kamu dengerin aku baik-baik.Nanti aku bakal minta tolong sama temen ku yang udah jadi Tentara juga buat jagain kamu.Kalau ada apa-apa kau langsung aja telpon dia kalau kamu telpon aku nggak akan mungkin karena aku masih pendidikan.Kalau nggak ada keperluan yang penting kamu nggak usah keluar pintu rumah kamu jangan lupa dikunci semua jendela-jendela juga,kalau mau beli keperluan minta tolong sama temen ku aja atau kami minta antarin dia kalau kamu mau keluar"

"Tapi Win lusa aku juga udah harus kerja"

"Yaudah minta tolong temen aku buat anterin kamu sampai ke bandara,nanti aku kasih nomornya ke kamu"

"Iya Win makasih ya makasih banget kamu udah mau tolongi aku lagi.Soalnya aku nggak tahu mau minta tolong sama siapa lagi selain kamu"

"Iya Tan sama-sama kalau ada perlu apa-apa jangan sungkan buat telpon aku karena aku yakin aku bisa bantuin kamu"ucap Windra.

Rahma pun menunggu di pantai dengan bunga melati yang ada ditangannya.Ia tahu kalau Melly sangat menyukai melati dari Mitto.

Rahma memang sengaja memilih tempat di pantai karena pantai adalah saksi bisu yang pertama menyaksikan ia telah menjadikan Melly miliknya.

Melly pun datang dan mencari-cari keberadaan Mitto,ia pun terkejut melihat Rahma yang sudah ada di depannya saat ini.Rahma pun memegang bunga tersebut dibelakang agar Melly tak bisa melihat kalau Rahma akan memberikan bunga untuknya.

Melly pun menatap sinis Rahma yang hanya beberapa meter berdiri darinya.Ia pun membuka tas kecilnya dan mengambil ponselnya untuk menelpon Mitto.

Mitto pun tak mengangkat telpon nya berkali-kali ia sudah menelpon nya tapi tak kunjung diangkat membuatnya tambah frustasi saja.

"Mell"panggil Rahma lembut Melly pun tak menghiraukan panggilan Rahma ia malah langsung pergi meninggalkan Rahma yang berdiri  di tepi pantai dengan harapan ia bisa kembali lagi dengan Melly.

Bersambung...
.
.
.
🚁🚁🚁

Kuat-kuat LDR ya😊

Rahma [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang