Saat ini Rahma dan Windra sedang berada di dalam ambulance dan akan segera dilarikan ke rumah sakit.Seragam pramugari Tania yang bercorak batik pun sudah bersimbah darah begitu juga tangannya karena dari tadi kedua tangannya memegang perut kiri Windra yang ditusuk.
Tania pun menangis melihat Windra ia merasa semua ini salahnya harusnya ia tak pernah meminta tolong kepada Windra pasti kejadiannya tidak akan menjadi seperti ini.
Tangan Windra pun memegang wajah Tania dan beberapa kali menghapus air matanya yang jatuh.Ingin sekali Windra menghibur Tania agar tak menangis lagi tapi karena sakit di perutnya tak sanggup membuatnya ia berbicara.Tusukan pada perut Windra lebih dalam daripada Rahma namun karena Rahma terkena dua tusukan itulah yang menyebabkan ia tak sadarkan diri hingga sekarang bahkan Windra tak tahu bagaimana nasib kasub nya itu saat ini karena mereka berada di ambulance yang berbeda.
"Win jangan tidur ya tetap buka mata lo gue mohon"ucap Tania dengan terisak.Windra pun masih membuka matanya padahal ia sudah tak sanggup lagi menahan sakit diperutnya ingin sekali ia memejamkan matanya.
Windra pun mengangguk pelan bahkan tangannya saja masih berada di wajah Tania,Tania pun memgang tangan Windra dengan tangan kirinya.
Ambulance pun berhenti para petugas pun langsung membawa Windra ke dalam rumah sakit seorang dokter dan beberapa perawat pun keluar dan langsung menangani Windra.
Sebelum Windra memejamkan matanya ia melihat tubuh Rahma yang sudah berdarah lebih banyak darinya bahkan hingga sekarang Rahma masih kehilangan kesadarannya.Saat Windra memanggil nama Rahma dibandara tadi ia juga langsung tersungkur ke bawah karena tak kuasa menahan sakitnya saat duduk dan langsung terbaring lemah tepat di sebelah Rahma.
Windra pun melihat wajah Tania yang masih menangis melihat nya.Windra pun tersenyum lalu memejamkan matanya Tania pun langsung histeris melihat itu.
"Win bangun Win,Windra!!!"teriak Tania histeris.
"Maaf mbak silahkan tunggu diluar saja"ucap perawat wanita menahan tubuh Tania agar tak masuk ke ruang UGD.
"T-tapi"
"Nggak papa mbak,mbak tenang aja dokter akan segera menolongnya mbak tenang ya mbak duduk aja disana"ucap perawat itu lalu menutup pintu ruang UGD.Tania pun langsung terduduk lemas,kakinya tak tahan menopang tubuhnya yang sudah bergetar hebat karena ketakutan.
Tak lama setelah Windra masuk Tania pun melihat tubuh Rahma yang masih juga memejamkan matanya.Ia pun semakin histeris melihat keduanya terluka karenanya.Padahal mereka baru saja pulang dari akademi untuk liburan,melepas kepenatan mereka bukannya malah kesakitan dan terbaring di rumah sakit dengan kondisi yang sangat lemah.
Tania pun memungut ponsel Rahma yang baru saja terjatuh dari saku celananya.Ia melihat ada dia belas panggilan tak terjawab dari Melly.
Melly💚
Tania pun menelpon Melly dengan nada yang masih terisak.
"H-halo apa benar ini Melly?"tanya Tania dengan nada yang masih terisak.
"I-iya ini saya sendiri.Ini siapa ya?"
"S-saya Tania temannya Windra sekarang Rahma lagi dirumah sakit"jelas Tania dengan nada penuh penyesalan saat mengucapkan itu.Ia tahu pasti hati gadis itu sangat remuk mendengar orang yang ia sayang masuk rumah sakit.Bagkan saat Tania menjelaskan itu pun air matanya langsung terjatuh.
"A-apa? Rumah sakit? K-kenapa bisa?" Ucap Melly dengan suara yang gemetar bahkan ia saja nyaris menjatuhkan ponselnya.
"Iya"jawab Tania sambil mengangguk.
"R-rumah sakit mana?"
"Nanti saya kirim alamatnya kamu siap-siap aja"ucap Tania yang langsung mematikan ponsel milik Rahma.
Ia pun menangis lagi dan merasa menyesal ini semua juga karena Rio andai tadi ia tak datang kesini pasti hal ini tak akan terjadi.
Padahal baru beberapa jam yang lalu Windra tersenyum kepadanya.Senyum itu adalah yang pertama kali Tania lihat karena selama ini Windra tak pernah senyum selebar itu kepadanya.Tania pun hanya bisa menyesali nya dan berharap kalau Windra dan Rahma akan segera bangun dari tidur nyenyak nya.
***
Seorang gadis berlarian menyusuri koridor rumah sakit.Dengan pakaian kaos dan memakai rok hitam panjang berwarna hitam.Tania pun menoleh dan melihat gadis itu berlarian sambil menangis ia bisa menduga kalau itu adalah Melly gadis yang ia baru beberapa menit yang lalu ia hubungi.
"Kak, bang Rahma kenapa kak?"tanya Melly yang sudah terisak.
Tania pun semakin merasa bersalah ia berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah.
"Rahma dia ditusuk pakai pisau sama mantan pacar kakak,sekarang lagi ditangani sama dokter karena dia sudah tak sadarkan diri semenjak ditusuk tadi"Melly pun menutup mulutnya tak menyangka padahal hari ini adalah hari menniversary mereka.Saking shock nya Melly pun sampai bertekuk lutut Tania pun terbelalak kaget dan membantu Melly untuk duduk diatas.
"Nggak nggak mungkin kan nggak mungkin"ucap Melly yang mulai menangis.
"Nggak mungkin"terdengar suara Melly yang melemah dan ia pun meneteskan air matanya masih tak menyangka kalau itu adalah Rahma.Saat ini ia berharap kalau ini adalah mimpi dan ingin segera bangun dari mimpi buruknya ini.
Tania pun berusaha tegar ia pun mendekatkan dirinya kepada Melly dan mengelus pundak gadis itu.
"Maafin kakak ya ini semua salah kakak"ucap Tania yang merasa bersalah.Melly pun memggelngkan kepalanya tak menyangka.
"Nggak kak nggak! Itu bukan bang Rahma kakak pasti salah orang"ucap Melly tak terima Tania pun memggelngkan kepalanya dan masih menangis melihat Melly yang tak terima kalau itu adalah Rahma Tania pun sangat merasa bersalah kepada Melly yang membuat kejadian nya menjadi seperti ini.
"Aku pasti lagi mimpi kan kak? Kak banguni aku kak terserah kakak mau banguni pakek cara apa kakak siram aku pakai air juga nggak papa asalkan aku bangun dari mimpi ini kak.Kumohon"ucap Melly tersedu-sedu.Tania pun menghapus air matanya lalu menangis lagi melihat Melly yang seperti ini membuatnya semakin merasa bersalah.
"Nggak dek nggak ini bukan mimpi kakak yang salah maafin kakak ya?"ucap Tania.Melly pun menangis lebih keras lagi berharap kalau ini adalah mimpi buruk yang sangat amat panjang baginya.
"Bang Rahma!!!"teriak Melly sambil terisak.Matanya pun sudah sembab pakaian nya pun basah karena air matanya bahkan ia tak peduli lagi dengan penampilan nya saat ini yang penting Rahma selamat dan membuka matanya karena Melly sudah menunggunya disini.
Tania pun juga masih menangis selain menangis karena Windra ia juga merasa bersalah karena mantannya itulah yang menyebabkan ulah seperti ini andai saja ia dulu tak pernah mengenal Rio pasti tak akan terjadi kejadian seperti ini sekarang.
Bahkan Tania sudah tak peduli lagi dengan seragam nya yang sudah terkena darah disana sini,make up nya saja pasti sudah luntur karena ia menangis dari tadi ia sudah tak peduli lagi dengan penampilannya.Saat ini ia hanya bisa berharap kalau mereka berdua sadar.
"Ya Allah sadarkanlah mereka berdua disana,berikanlah mereka kesembuhan tolong selamatkan mereka ya Allah" ucap Tania dalam hati bahkan saat ia memohon air matanya sudah mengalir lagi.
Mereka berdua pun hanya bisa menangis tersedu-sedu berharap Rahma dan Windra akan segera sadar dan menemui mereka karena dari tadi mereka berdua sudah menunggu kesadaran laki-laki itu di sini.
Bersambung...
.
.
.
🚁🚁🚁Nggak tahu deh ini sad atau nggak soalnya cuma ini yang bisa saya ceritakan nanti otw part 31 kok
See you 👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahma [End]
RomanceMelly yang sudah berusaha move on dari Rahma pun gagal.Bertahun-tahun sudah Melly berusaha namun Rahma datang dan merobohkan tembok yang sudah Melly bangun dengan kokoh pun hancur seketika. Kisah cinta monyet saat Melly masih SD hingga Rahma pun kem...