Part 29

2.4K 112 0
                                    

Hampir satu bulan lamanya para taruna dan taruni terus berada di akademi dan sekarang mereka pun diijinkan untuk pulang selama tiga hari.Tentu saja ini adalah hal yang paling disukai mereka karena  akhirnya mereka bisa juga lepas dari kandang macan walapun sebentar itulah yang dikatakan kasuh-kasuh Rahma hari ini.

"Kalian disini aja ya nggak usah pulang"bujuk Henri kepada kasuh-kasuh nya yang tengah membereskan pakaian nya ke dalam koper.

"Sekali nggak tetep nggak! Ngapain juga gue tetap di Magelang? Mending gue pulang ke rumah orang tua"ucap Galuh.

Hari ini taruna taruni Akmil di ijinkan untuk pulang ke rumah selama dua hari dan tentu saja mereka pasti akan pulang ke rumah.

"Maaaa"teriak Henri yang memanggil Rahma.

"Gue nggak denger gue pakek masker"

"Gue nggak denger gue pakek sendok"ucap Windra yang menirukan nada Rahma.

"Gue nggak denger gue pakek kacamata"sambung Galuh.

"Gue nggak denger gue pakek helm"ucap Fadli keceplosan Henri yang mendengar itu pun mendadak mengeryit heran.

"Emang gue ada minta lo tetap disini ya Dli?"tanya Henri dan Fadli pun tentu saja memggelngkan kepalanya karena malas menjawab pertanyaan Henri karena ia tahu ujung-ujungnya pasti akan ribut lagi.

"Udah ah jangan ribut pusing gue dengernya tiap hari ribut aja terus"ucap Rahma yang berjelan di depan Henri dan Fadli karena ia hendak ke kamar mandi untuk mengambil peralatan mandi nya.

"Siapa juga yang mau ribut"gumam Henri.

"Emangnya gue mau juga ribut sama lo?"tanya Fadli sinis.

"Yaudah sih nggak usah mulai gue juga nggak mau ribut sama lo"sewot Henri.

"Kok jadi lo yang sewot"ucap Fadli.

"Lah kok gue? Ya elo lah kan lo duluan yang mulai"ucap Henri tak terima.

Sebelum Fadli membalas perkataan Hendri Windra pun sudah meleraikan mereka berdua.

"Ya Allah suh udah suh udah! Nggak di luar nggak di akademi ribut terus dimana-mana kalian ribut heran gue nggak capek apa kalian ribut kayak gini terus?"ucap Windra yang juga terpancing emosi Rahma yang baru keluar dari kamar mandi pun hanya menggel akan kepalanya dan menghela nafas sudah ia duga pasti akan seperti ini nanti karena dari tahun pertama Henri dan Fadli memang ribut terus nggak pernah akur.

"Biarin ajalah Win mau mereka ribut sampai mati juga nggak usah pedulikan lagi.Toh kita udah pisahin mereka buat nggak berantem malah masih sama kan? Masih berantem juga, udahlah dari pada kita capek mending kita nonton aja mereka ribut pasti seru tuh"ucap Rahma yang membuat mereka semua mematung dan diam di tempat ini pertama kalinya Rahma berbicara seperti itu sebelumnya tidak pernah karena ia pasti akan meleraikan Henri dan Fadli ketika ribut.

"Kenapa diam pada nggak ngomong semua? Why? Baru sadar kalau yang gue omongin itu ada bener nya juga? Ya alhamdulillah alhamdulillah lah kalau sekarang sadar nya tapi terserah kalian berdua sih gue mah kalau ngomong selalu apa adanya ya gue juga bahkan nggak peduli orang yang gue omongin tuh bakal sakit hati karena ucapan gue yang penting apa yang dipikirkan gue sekarang ini tersampaikan karena gue ngomong sesuai dengan pikiran gue,gue nggak peduli lagi mau kalian dendam dan santet gue atau bunuh gue setelah ngomong ini terserah tapi gue bakal ngomong sejujur-jujurnya karena gue nggak mau jadi orang munafik yang suka ngomongin teman nya dari belakang.Busuk banget kalau lo kayak gitu suh, beneran gue nggak suka orang kayak gitu dan orang yang model kayak gitu yang harus di musnahkan"ucap Rahma dan baru kali ini juga Rahma ngomong sepanjang ini sebelumnya tidak pernah dan semua yang di bicarakan Rahma itu adalah fakta karena Rahma memang akan ngomong secara terang-terangan tidak peduli dengan perasaan orang lain yang penting apa yang ada dipikirannya tersampaikan.

Rahma [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang