Part 31

2.7K 137 6
                                    

"Kenapa kamu malah menusuk tubuh Rahma? Harusnya Windra aja sudah cukup!"teriak Tio kepada Rio.

"Kakak juga yang awalnya menusuk punggung dia kan?"jawab Rio tak terima disalahkan.

"Eh kalau ngomong mikir dong pakek otak! Kakak tusuk punggung dia juga karena dia mau hajar kamu bego!"

"Yaudah sih udah terlanjur juga kan"ucap Rio dengan santai bahkan Tio tak menyangka adik kembarnya akan sesantai ini disaat situasi sudah mulai kacau karena tak sesuai dengan perkiraan mereka.

"Terus sekarang kita harus apa? Kalau polisi nangkap kita bagaimana? Kakak nggak mau ya masuk penjara gara-gara tolongi kamu!"teriak Tio yang sudah mulai naik pitam saat melihat Rio dengan santai merokok di hadapannya.

"Ya nggak tahu deh,kakak tahu kan aku ini siapa? Nggak akan mungkin kita masuk penjara.Kita bisa dengan gampang nyuap para polisi itu"ucap Rio yang mulai menyombongkan diri kepada kakak kembarnya.

"Kamu mau bayar berapa hah? Kondisi perusahaan kita sedang mengalami penurunan dan kamu mau suap mereka pakai apa?"ucap Tio yang mulai pusing dengan perusahaan nya.

Ah benar juga sial! Batin Rio.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana?"tanya Rio kepada Tio yang sedang pusing memegang kepalanya.

Tio yang sedang duduk di sofa pun menatap mata adik nya yang sedang berdiri menatap jendela itu.

"Kamu malah nanya kakak? Harusnya kakak yang menanyakan itu padamu bodoh!"teriak Tio.

"Nggak nggak bisa kalau caranya kayak gini kita harus kabur dari sini"ucap Rio yang mulai panik.

"Mau kabur kemana?!"

"Kita bisa keluar negeri.Kita tinggal disana untuk sementara waktu"

"Kau bodoh ya! Sudah aku bilang tadi kalau kondisi perusahaan kita sedang nggak baik dan kau bilang tinggal disana? Hidup di luar negeri itu mahal Rio! Coba kau gunakan otakmu itu sedikit!"teriak Tio yang sudah berdiri.

"Terus yang ngurus perusahaan siapa kalau kita berdua saja pergi ke luar negeri?"tanya Tio dan tentu saja Rio itu licik ia bahkan sudah tak peduli lagi dengan nasib kakaknya yang ia pedulikan hanyalah dirinya sendiri saat ini.

"Kakak lah"

"Kau mau keluar negeri tanpa aku begitu?"

"Iya"

"Dasar licik kau! Kau mau membuat kakak mu ini membusuk di penjara hah?!"teriak Tio yang sudah membuang berkas-berkas di atas meja kerja Rio.Rio pun hanya melihat kertas putih itu sudah berserakan dimana-mana.

"Maafkan aku kak tapi sepertinya nasib sedang baik padaku saat ini.Aku akan pulang untuk membereskan pakaian ku lalu pergi ke luar negeri untuk menikmati waktu ku yang indah disana"ucap Rio santai lalu ia pun pergi meninggalkan Tio yang masih terpaku tak menyangka kalau adiknya akan seperti ini padanya.

Tio pun mencengkram erat lengan Rio.

"Ya baik nikmati saja waktu indah mu itu kita lihat seberapa lama kau akan menikmati waktu indah mu itu disana"ucap Tio dengan senyuman licik Rio pun tak mempedulikan ucapan kakak kembarnya ia langsung melepaskan lengannya dari cengkraman Tio dengan kasar dan berjalan keluar untuk membereskan barang-barang nya.

Tio pun menatap punggung adik kembarnya itu yang sudah menjauh dari tempatnya berdiri ia pun tersenyum licik karena ia tak akan semudah itu membiarkan Rio pergi karena Rio juga harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

***

Melly pun mengenggan tangan Rahma berharap kalau laki-laki itu sadar dan melihat nya sedang menangis dan berharap kalau Rahma akan segera bangun.

Rahma [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang