Part 11

3.9K 182 0
                                    

Sepanjang perjalanan Rahma terus menghubungi Melly namun tak kunjung diangkat ia semakin khawatir.Hingga akhirnya Rahma menemukan sosok perempuan yang familiar berjalan menundukkan kepalanya sambil memegangi buku-buku nya.

Rahma pun memberhentikan mobilnya dan langsung turun berlari mengejar Melly dan langsung memeluknya.

Melly pun merasa kaget tiba-tiba saja ada seorang pria yang memeluknya ingin ia berontak namun tak mampu karena pelukannya memberikan kehangatan.

Melly saja tidak tahu kalau yang memeluknya adalah Rahma,Melly tak mau tahu ia hanya ingin dipeluk pria ini.Melly merasa ada kehangatan saat di peluk bahkan ia tak ingin melepasnya.

Rahma pun melepaskan pelukannya dan melihat wajah Melly dengan mata yang sembab.

"Mell kamu nggak papa kan? Telpon abang ngapa nggak kamu angkat-angkat?"tanya Rahma dengan nada khawatir.

"Hp Melly mati abis baterai"jawab Melly seadanya karena saat ini ia sedang malas ngomong.

Rahma pun mengerti dengan kondisi Melly sekarang ia mengajak Melly untuk masuk ke dalam mobilnya dan meminta menceritakan masalahnya.

"Yaudah kamu masuk mobil abang dulu aja ya? Nggak enak malam-malam gini diluar nanti kamu masuk angin lagi"ucap Rahma,Melly pun menurut dan mengikuti Rahma untuk masuk ke dalam mobilnya.

Bahkan saat di dalam mobil pun Melly tetap diam ia tak mau membicarakan apa-apa.Rahma pun terus menatap wajah Melly ia juga turut merasakan kesedihan.

"Mell mau langsung pulang?"tanya Rahma yang memecahkan keheningan.

Tak ada jawaban dari Melly,hening sejenak lalu tiba-tiba saja Melly langsung menangis yang membuat Rahma kaget melihatnya.

"Loh Mell kamu kenapa tiba-tiba nangis gini? Kalau ada masalah cerita sama abang jangan langsung nangis gini abang kan juga bingung masalah kamu apa"

"Teman Melly, Ira dirawat dirumah sakit gara-gara Melly coba aja Melly nggak ngajak Ira ke Gramedia pasti Ira nggak bakal kecelakaan dan ada di rumah sakit sekarang.Semua ini salah Melly"ucap Melly sambil terisak.Rahma pun membawa Melly ke dalam dekapannya,Melly pun menangis dalam pelukan Rahma.Bahkan Rahma pun sudah merasakan kalau baju nya basah karena tangisan Melly saat ini namun ia tak menghiraukan nya karena basah juga nanti lama-lama bisa kering jadi ia tak peduli.

"Udah Mell nggak papa semua nya udah terjadi saat ini kita cuma bisa berdoa.Emang dengan kamu nangis-nangis gini bisa ngembaliin keadaan lagi? Nggak kan? Semua udah ada yang ngatur kita sebagai manusia cuma bisa mengikuti alurnya"ucap Rahma lembut,Melly pun juga masih terisak dalam pelukannya.

"Tapi...ini semua salah Melly bang.Coba aja...Melly nggak ajak Ira...pasti Ira nggak bakal kecelakaan"ucap Melly yang makin terisak.

Tak sengaja Rahma pun menyentuh tengkuk leher Melly,Melly pun langsung meringis kesakitan.

"Aww"

Reflek Rahma langsung melepaskan pelukannya dan melihat kondisi Melly.

"Kamu luka? Ngapa nggak di obati di rumah sakit tadi? Tadi ini kamu dari rumah sakit kan sama temen kamu yang kecelakaan itu? Udah tahu luka kenapa nggak di obati sih!"bentak Rahma kesal.Melly pun tercengang kaget melihat Rahma yang tiba-tiba saja memarahinya.

Rahma pun memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas nya.

"Maaf Mell,abang tadi marah-marah.Lagian kamu juga sih udah tahu luka bukannya diobati,kan yang luka diri kamu sendiri masa nggak bisa ngerasain"Melly pun tetap diam tak menjawab ucapan Rahma.Rahma pun mengambil kota P3K yang ada di bangku belakang.

Rahma [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang