Part 7

4.7K 204 3
                                    

Aku dan Pandu terjebak di ruangan OSIS dari tadi pagi,bahkan dari awal mata pelajaran dimulai sampai sekarang hampir pulang sekolah pun kami masih berada disini.Ini semua karena dua Minggu lagi akan diadakan Pensi untuk perpisahan kakak-kakak kami yang sudah kelas dua belas.

"Jadi keputusan nya dimana? Kita perpisahan nya di hotel atau di sekolah aja?"tanya Siska dia adalah wakil ketua OSIS.

"Kalo menurut gue sih mending di sekolah aja soalnya kan biar sekalian kita kenali sekolah ini ke kakak-kakak kelas kita untuk yang terakhir kalinya"jelas Yogi dia adalah bendahara OSIS.

"Tapi gue nggak setuju kalau di sekolah bagusan di hotel aja, kakak kelas kita kan udah kelas dua belas ngapain lagi kenalin sekolah ini sama dia? Dia juga udah tiga tahun disini dan hal apa lagi yang harus dikenali? Pasti lah dia tahu setiap sudut di SMA ini"balas Yoga,dia adalah wakil bendahara mereka berdua ini kembar siam lahir nya cuma beda lima menit,Yoga duluan lah yang lahir dari pada Yogi.

"Bener juga sih Ga yang lo bilang,yaudah gue sih setuju nya di hotel kalau yang lain? Ada yang beda pendapat?"tanya Panji sebagai ketua OSIS,aku pun juga setuju dengan ucapan Yoga kalau perpisahan nya bagus di hotel dari pada di sekolah.

"Oke,jadi kita setuju semua ya di hotel? Nggak ada yang protes kan?"tanya Panji lagi kami pun hanya diam.

"Baik,sekian rapat kita terima kasih atas partisipasi nya"ucap Panji lalu pergi begitu pun juga kami yang langsung berdiri dan menuju ke kelas masing-masing.

"Ngapain aja sih dari tadi? Lama banget rapat nya"ucap Ira sambil menulis.

"Ya namanya juga rapat,eh dikasih tugas apa saja Bu Retno?"tanya ku.

"Buruan kerjain nih halaman dua ratus empat puluh semuanya tuh"ucap Ira.Ya ampun semua? Banyak banget Bu malah rumus semua lagi isinya,inilah benci banget sama ekonomi sama aja sebelas dua belas kayak matematika hitung-hitungan semua.

"Serius? Banyak banget sih"keluh ku.Aku pun langsung mengambil buku kecil dan dengan cepat menyalin jawaban punya Ira.

"Giliran nyontek aja cepet banget nulisnya"ucap Ira aku pun hanya nyengir kuda.

"Hehe,masalahnya tinggal lima belas menit lagi kita pulang ini"ucap ku sambil menulis sedangkan Ira hanya diam.

"Ya sudah latihannya kalian jadikan pr saja ya? Ibu juga mau buru-buru pulang ada urusan di rumah"ucap Bu Retno yang tiba-tiba langsung pergi sedangkan aku cuma melongo kayak orang goblok.

Lah? Serius ini di jadiin pr? Udah pakek sistem SKS Sistem Kebut Semenit malah ditinggal gitu aja? Percuma gue nulis capek-capek percuma! Ah benci gue jadinya kan.

"Sabar ya neng yang udah nulis ngebut banget tadi"ucap Ira.Nih anak belum pernah kena rasenggan Sasuke ya? Pengen banget gue tonjok mulutnya itu aduh.

"Pilih gue tangan kiri or tangan kanan nih? Kalau tangan kiri korbannya rambut lo gue jadiin kayak rambut biksu-biksu kalau tangan kanan mulut lo gue bikin doer,pilih mana nih Ra?"ucap ku kesal,Ira pun hanya diam dan menggeleng tak peduli.Aku pun hanya menghela nafas kasar dan memasukkan buku-buku yang baru saja aku keluarkan tadi dalam tas dan langsung pulang ke rumah tanpa mempedulikan Ira yang dari tadi memanggil-manggil namaku.

***

"Udah buruan cepet hubungi tuh bocah sekarang"ucap Hendri yang membuat Rahma berdecak kesal.Pasalnya selama di perjalanan Hendri lah yang paling sibuk menyuruh Rahma untuk menghubungi Melly.

"Apaan sih lo Dri,ngebet banget nanti aja lah kita masih dijalan juga turun dari bis aja juga belum"ucap Rahma kesal.Windra pun hanya diam dan tersenyum melihat tingkah temannya ini.

Rahma [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang