Taehyung melajukan mobil audi miliknya di tengah ramainya kota. Seperti biasa, hari ini taehyung menjemput kekasihnya di sekolah. Untungnya jalanan ramai lancar dan jarak dari sekolah dan jungkook tidak terlalu jauh. Taehyung sungguh tak rela kekasihnya menunggu terlalu lama.
Alunan musik yang menemani taehyung tiba tiba berhenti dan tergantikan nada dering saat ada orang yang menghubunginya. Taehyung melihat sekilas siapa yang menghubungi di siang bolong ini.
Oh ternyata itu Christian Jimin Evan. Tertera di sana 'Evantet calling'. Tumben sekali sahabatnya itu menghubunginya di jam jam seperti ini. Tanpa pikir panjang taehyung menekan tombol hijau di layar mobilnya.
"Halo dio, lo masih lama ga?"
"Engga kok van, kenapa?"
"Athala sakit. Gue tadi nyamperin ke kelasnya pas pulang sekolah taunya athla ga ada di kelas. Anak itu malah ketiduran di rooftop terus badannya keringetan. Gue pegang dahinya anget juga."
"Serius lo? Tadi pas gue anterin ke sekolah athala masih sehat sehat aja kok."
"Gue keliatan lagi bercanda?"
"Ya udah bentar, gue bentar lagi nyampe ini."
"Oke."
Pip.
Sambungan telepon jimin telah dimatikan. Taehyung melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata. Taehyung sungguh khawatir. Ada apa dengan bunny-nya?
Mobil hitam Audi telah terparkir rapi di depan Big Hit International School. Taehyung segera melepas seatbelt dan keluar dengan tergesa. Wajah taehyung luar biasa datar. Tidak menampakan raut kekhawatirannya. Padahal, dan hatinya taehyung mencemaskan jungkook. Pemuda wijaya ini memang pintar menutupkan perasaanya.
Siswi yang melihat taehyung jelas terkagum bahkan ada beberapa siswa yang memanggilnya. Tapi namanya juga Taehyung Maulidio Wijaya, masa bodo dengan orang yang memujanya. Bagi taehyung, jungkook prioritasnya saat ini bahkan hingga seumur hidupnya.
Taehyung berlari tak karuan di koridor sekolah musuhnya ke arah rooftop tempat jungkook berada. Iya jungkook-nya masih di rooftop. Taehyung yakin akan hal itu walaupun jimin tak bilang di mana keberadaan kekasihnya saat di telepon. Taehyung tau jelas jimin tak akan kuat mengangkat tubuh bongsor jungkook dari rooftop ke uks. Kecuali jika jimin meminta tolong orang.
Sesampainya di rooftop, taehyung mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kekasih dan sahabatnya itu. Matanya menangkap intesitas dua pemuda di sana. Taehyung melangkahkan kakinya lebar dan menghampiri mereka.
Jimin yang melihat sahabatnya ke arahnya pun menghela napas panjang. Jimin lega taehyung datang lebih cepat dari perkiraanya.
"Dio, cepet bawa athala ke rumah sakit. Gue takut dia kenapa kenapa." Jimin panik. Jelas sekali terlihat di wajahnya.
"Iya makasih van. Tanpa lo suruh juga gue bawa kok. Gue utang budi sama lo." Taehyung mengangkat tubuh jungkook dari sofa rooftop ala bridal style lalu meninggalkan rooftop.
Jimin hanya bisa mengikuti taehyung dari belakang. "Dio sorry gue ga bisa jagain pacar lo." Jimin kecewa terhadap dirinya sendiri. Bisa bisanya ia tidak menyadari sahabat sekaligus pacar sahabatnya sakit. Kalo begini jadinya bukan hanya mendapat amukan taehyung saja, tetapi jimin akan mendapat amukan yoongi juga.
"Lo ga salah van, gue malah bilang makasih buat lo udah ngasih tau gue." Taehyung menatap wajah jimin lalu tersenyum tulus.
"Gue jadi ngerasa bersalah jadinya. By the way gue ga bisa nemenin lo ke rumah sakit yo. Sorry nih, tapi avisha lagi butuh gue. Kalo ada apa apa telepon gue aja."
"Santai aja kali van. Salam ya ke avisha."
Jimin menganggukan kepalanya lalu segera berlari dari sana menuju mobilnya. Taehyung menatap jimin heran. Sspertinya ada sesuatu yang tidak beres di sini. Ah entahlah, taehyung lebih mementingkan keadaan kekasihnya dulu.
Taehyung membuka pintu mobilnya hati hati dan menempatkan jungkook di kursi mobilnya. Menurunkan posisi kursi agar membuat jungkook nyaman. Taehyung menatap lekat jungkook yang sedang terpejam. Wajahnya sungguh pucat. Bibirnya tidak berwarna kemerahan seperti biasanya. Keringat mengucur deras di pelipis jungkook. Dengan telaten taehyung mengelap keringat jungkook dengan tisu di mobilnya dan mengecup sekilas bibir jungkook.
Perjalanan ke rumah sakit memakan waktu yang cukup lama. Taehyung tidak bisa mengebut dengan kondiai jungkook seperti ini. Taehyung lemas sungguh. Perutnya berbunyi tanda lapar. Terima kasih kepada Farrel Mingyu Mahardika yang dengan idiotnya memakan bekal taehyung.
Sesampainya di rumah sakit, taehyung segera menggendong jungkook ke UGD. Taehyung menatap cemas kekasihnya. Kali ini taehyung marab terhadap dirinya sendiri. Kenapa bisa ia lalai dalam menjaga jungkokk.
Dokter muda dengan name tag Wendy Gloria mengecek jungkook secara detail. Termometer di arahkan ke dalam telinga jungkook dan memperlihatkan suhu tubuh jungkook saat ini adalah 39°c. Dokter itu pun melanjutkan pengecekannya dengan stetoskop yang bertengger di telinganya lalu menyingkap seragam jungkook. Perut putih mulus terpampang di sana.
Taehyung mengumpati dirinya sendiri. Bisa bisanya di saat jungkook sakit dirinya malah berpikir untuk melukis perut indah jungkook dengan cumbuannya.
Tbc
Selamat hari senin hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar - Tk ✓
FanfictionSepenggal kisah antara Taehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander yang baru berpacaran untuk pertama kali. Second book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dulu biar nyambung. ʙ x ʙ ᴛᴏᴘ!ᴛᴀᴇ! ʙᴏᴛ!ᴋᴏᴏᴋ! ˢᵗᵃʳᵗ ¹³⁻⁰⁵⁻¹⁹ ᶠⁱⁿⁱˢʰ ²⁶⁻⁰⁷⁻¹⁹