Jalanan terlihat sepi di sekitar Jungkook. Hanya ada beberapa kendaran yang berlalu lalang mengacuhkan keberadaanya. Athalarik Jungkook Ivander, si pemuda periang kesayangan Taehyung detik ini terlihat sangat menyedihkan. Air matanya yang sedari tadi mengalir telah mengering di pipinya, kakinya pincang dan tatapannya kosong.
Bugh
Seseorang menabrak bahu Jungkook tidak sengaja. Seketika tubuh lemahnya terjatuh. Jungkook tak ambil pusing, ia mencoba bangkit sendiri mengacuhkan tangan yang terulur untuk menolongnya. Namun, sepertinya tidak bisa. Kakinya terlalu sakit untuk sekedar menopang tubuhnya. Tubuhnya hampir kembali terjatuh jika tidak ada tangan yang menahannya.
"Jangan maksain Athala." Suara familiar di telinga Jungkook membuat Jungkook mendongak dan melihat siapa orang tersebut.
"Eh, Ka Daniel." Ucap Jungkook pelan dengan wajah terkejutnya.
"Athala kenapa bisa di sini? Ini jauh dari Mansion lho." Daniel menyergitkan dahinya sambil menatap Jungkook heran. Pasalnya, ini adalah daerah apartemennya yang kelewat sederhana dan lumayan jauh dari tempat tinggal Jungkook.
"Athala lagi jalan-jalan aja kok. Ka Daniel kenapa di sini?" Tanya Jungkook ramah sambil tersenyum.
"Di sana kan apartement kaka. Lupa ya?" Daniel menunjuk salah satu gedung Apartemen yang sudah mulai tua lalu mengacak surai hitam milik Jungkook.
"Oh iya hehe." Jungkook terkekeh pelan sambil merutuki kebodohannya dalam hati. Mengapa ia bisa lupa ini daerah tempat tinggal pelayan cafenya? Aish, padahal Jungkook pernah ke sini beberapa kali untuk bermain bersama.
"Maaf ya tadi kaka nabrak, kaka lagi main handphone soalnya." Daniel menggaruk tengkuknya canggung.
"Oh iya, gapapa kok kak. Lain kali jangan main sambil jalan ya, bahaya." Ucap Jungkook dilengkapi senyuman manisnya.
Mata sipit Daniel seketika menangkap ada yang aneh di wajah Jungkook. Apakah pemilik cafe tempat kerjanya itu habis menangis? Matanya sembab lalu hidungnya sedikit merah. Daniel tak mungkin salah.
"Athala, mau mampir dulu?" Tanya Daniel sambil menatap khawatir Jungkook.
"Eh gapapa kak, ga usah. Athala mau jalan lagi aja." Jungkook menggelengkan kepalanya pelan.
"Yakin? Itu kakinya yakin masih bisa jalan?" Daniel menatap kaki Jungkook yanh sedikit membengkak.
"Bisa kayanya." Ucap Jungkook ragu.
"Udah ayo sini kaka gendong, ga usah malu malu. Biar kakinya kaka obatin dulu." Daniel tersenyum simpul lalu jongkok mengisyaratkan Jungkook untuk naik ke punggungnya.
Baiklah, kali ini Jungkook tak bisa menolak pertolongan Daniel. Pada kenyataannya, kakinya sungguh sakit sekarang ini. Berjalan sekitar 2 jam tanpa henti membuat kakinya mati rasa dan sakit secara bersamaan. Ternyata sakit hati bisa semenyedihkan ini.
Jungkook akhirnya naik ke punggung Daniel, seketika memorinya kembali menelusuri kenangan yang baru saja terjadi. Kenangan di mana Taehyung menggendongnya di punggug kokoh milik kekasihnya saat di taman. Kenangan di mana Taehyung marah padanya akibat alasan Jungkook berlari untuk diet. Sebenarnya, Jungkook rindu Taehyung. Rindu sekali.
"Athala." Panggil Daniel dengan suara yang sedikit keras.
Seketika lamunan Jungkook buyar. "Eh iya, kenapa ka?" Tanya Jungkook dengan wajah bingungnya.
"Aduh, Athala ngelamun ya? Kaka panggil dari tadi ga nyaut." Ucap Daniel sambil berjalan di koridor Apartement.
"Maaf ya ka." Jungkook menyendukan wajahnya.
"Gapapa, bentar lagi sampai. Nanti Athala turun dulu sebentar bisa? Kaka mau buka pintu dulu soalnya." Ucap Daniel sambil menolehkan kepalanya ke arah Jungkook.
"Bisa kok ka." Jungkook menganggukan kepalanya lucu.
Tak sampai 10 langkah, Daniel telah berdiri di pintu coklat Apartementnya. Sesuai perkataannya, Daniel merendahkan tubuhnya mengisyaratkan Jungkook untuk turun. Setelah melihat Jungkook turun dengan baik, tanganya segera mengambil kartu akses miliknya yang berada di saku celana.
"Ayo masuk, maaf ya berantakan. Belum kaka beresin soalnya." Daniel terkekeh pelan menampilkan gigi kelinci yang mirip dengan Jungkokk.
"Gapapa ka. Harusnya Athala yang minta maaf udah buat repot kaka." Ucap Jungkook sambil tersenyum ceria.
Jungkook akhirnya memasuki apartement milik Daniel sambil berjalan. Tentu saja dipapah oleh Daniel. Jika tidak, mungkin ia sudah terjatuh sedari tadi.
Sofa sederhana milik Daniel kini dijadikan tempat untuk Jungkook yang lelah. Kini, Daniel sedang sibuk menyiapkan es batu untuk mengompres kakinya. Sebenarnya Jungkook sudah mencegah Daniel untuk melakukan itu semua. Jungkook merasa tidak enak kepada Daniel.
"Athala, ayo kaka bantu kompres kakinya." Ucap Daniel yang telah memegang sebuah kantong berisi es batu
"Athala ga bisa buka sepatu ka, boleh minta tolong?" Jungkook menatap Daniel dengan wajah polosnya.
Jika sudah melihat Jungkook dengan mode polos seperti ini, Daniel sepertinya akan menahannya di apartement miliknya saja. Ah tapi rasanya tidak mungkin. Pawangnya akan marah besar jika itu terjadi. Membayangkan Taehyung berada di apartementnya lalu membuat gaduh adalah mimpi buruk bagi Daniel.
Tangan Daniel akhirnya membuka sepatu dan kaos kaki Jungkook secara perlahan. Mata Daniel seketika membelak. Kaki Jungkook saat ini telah membengkak. Ini bukan kabar baik.
"Athala, kaka bawa ke rumah sakit aja ya? Kaki Athala udah bengkak." Daniel menatap khawatir Jungkook.
"Eh tapi ka–"
Perkataan Jungkook seketika terputus, Daniel sudah terlanjur menggendongnya ala bridal style sambil berlari panik. Tak membutuhkan waktu lama bagi Daniel untuk memanggil taxi yang lewat di sekitar apartementnya.
"Ka Daniel, Athala gapapa beneran. Ayo balik lagi." Jungkook menatap Daniel dengan wajah memohonnya.
"Athala, udah ya jangan banyak protes. Athala mau kakinya diamputasi?" Ancam Daniel dengan wajah menyeramkannya.
Jungkook menggelengkan wajahnya takut. Jungkook tak bisa membayangkan jika ia tak memiliki satu kaki akibat tindakan cerobohnya ini.
Saat sedang di perjalanan, mata Daniel melihat seseorang yang tak asing sedang berjalan frustasi mencari-cari sesuatu.
Lho, bukankah itu Taehyung?
"Pa, berhenti sebentar." Ucap Daniel dengan tergesa-gesa. Seketika supir tersebut memberhentikan laju mobilnya.
Daniel akhirnya berinisiatif menghampiri Taehyung. Jungkook tentu saja bingung mengapa Daniel menyuruh taxinya berhenti. Hingga netranya menangkap intensitas kekasihnya yang sedang dihindari kini sedang dihampiri oleh Daniel.
"Woi lo pacarnya Athala kan?" Teriak Daniel dari kejauhan.
Tarhyung yang merasa terpanggil menolehkan wajahnya. "Iya, kenapa?" Tanya Taehyung datar.
"Pacar lo lagi sakit tapi lo malah di sini sekarang. Punya otak ga lo?" Bentak Daniel sambil mendorong bahu Taehyung.
"Athala di mana? Kasih tau gue sekarang!" Taehyung mengeraskan rahangnya lalu menatap tajam Daniel.
"Itu di taxi, gue ma—" Daniel seketika mengatupkan bibirnya kembali. Pemuda kurang ajar di depannya tanpa berkata apa-apa langsung berlari kencang ke arah taxi. Benar-benar tidak sopan.
Taehyung merasa lega sekarang, Taehyung tak sabar untuk memeluk Jungkook ke dalam dekapannya. Kaki jenjangnya berlari dengan cepat menuju taxi. Namun terlambat, taxi tersebut telah melaju kencang meninggalkan Taehyung yang sebentar lagi sampai. Kini Taehyung tau, Jungkooknya benar-benar tak ingin melihatnya sekarang.
Tbc
Ini chap terpanjang astaga :"
Maaf baru up :(
Udah pada bosen ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar - Tk ✓
FanfictionSepenggal kisah antara Taehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander yang baru berpacaran untuk pertama kali. Second book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dulu biar nyambung. ʙ x ʙ ᴛᴏᴘ!ᴛᴀᴇ! ʙᴏᴛ!ᴋᴏᴏᴋ! ˢᵗᵃʳᵗ ¹³⁻⁰⁵⁻¹⁹ ᶠⁱⁿⁱˢʰ ²⁶⁻⁰⁷⁻¹⁹