44

3.8K 582 75
                                    

Handphone milik Taehyung sedari tadi bergetar di atas meja. Taehyung berdecak malas melihat seseorang yang tak pernah menyerah untuk menghubunginya. Taehyung sungguh tak tahan lagi.

"Ka, ijin ke luar sebentar." Ucap Taehyung sambil mengangkat tangannya.

Irene yang saat itu sedang menjelaskan materi hanya mengangguk mengiyakan. Akhirnya Taehyung dengan malas ke luar kelas dan mengangkat telepon dari orang tersebut.

"Halo ka, gue lagi ada bimbel. Bisa ga usah telpon gue dulu? Gue udah bilang kan nanti dibicarain lagi. Bisa sabar?"

"Sorry, gu-gue hiks."

"Kenapa ka? Lo nangis?"

"Dio bisa hiks jemput gue sekarang?"

"Ka, lo tau sendiri gue masih ada bimbel. Sekitar setengah jam lagi baru beres."

"Please, tolongin gue."

"Jelasin dulu ada apa sebenernya."

"Calon su-suami gue hiks mukulin gue. Please bawa gue pergi."

"Oke, fine. Gue bakal bantu lo sekali ini aja. Sekarang di mana posisi lo?"

"Gue di apartemen gue."

"Kirim alamatnya, gue ke sana sekarang."

Pip

Taehyung dengan terpaksa kembali ke kelas untuk membereskan barang-barangnya dan meninggalkan jadwal bimbelnya yang tersisa 30 menit. Taehyung merasa iba dengan Jennie. Siapa coba yang tega mengabaikan seorang perempuan yang sedang menangis?

Tanpa sepatah kata Taehyung meninggalkan kelasnya dengan dingin. Semua orang di dalam kelas menatap Taehyung seketika. Irene menyergit bingung. Tumben sekali Taehyung meninggalkan jadwal bimbel.

"Mau kemana lo?" Tanya Mingyu sambil menatap heran Taehyung.

Taehyung enggan menjawab dan memilih pergi dari kelasnya. Sejujurnya, Taehyung kalut sekali sekarang. Taehyung tidak bisa membayangkan seorang perempuan yang diperlakukan kekerasan oleh seorang lelaki. Menurut Taehyung, perilaku kekerasan terhadap perempuan bukanlah sesuatu yang patut dilakukan oleh lelaki jantan.

Taehyung dengan cekatan melihat pesan dari Jennie yang menunjukkan alamat apartementnya. Taehyung langsung berjalan ke arah parkiran dengan tergesa-gesa. Taehyung memakai helm full face miliknya lalu mengendarai motor Duccati kebanggannya.

Angka kecepatan motor Taehyung mencapai 100 km/jam. Taehyung dengan mudah menyalip kendaraan di jalan raya. Tak membutuhkan waktu lama bagi Taehyung untuk sampai di salah satu Apartement mewah milik Jennie.

Kaki jenjangnya melangkah melewati koridor Apartement dengan arogan. Hingga Taehyung berhenti di salah satu kamar Apartement dengan angka yang tercantum di pintu. Taehyung membunyikan bel tersebut tanpa ragu-ragu. Hingga tampaklah Jennie dengan rambut yang tidak teratur dan lebam di berbagai bagian tubuhnya. Taehyung tak mengerti lelaki mana yang kejam melakukan hal sehina ini.

Jennie tanpa aba-aba memeluk Taehyung erat dengan tubuhnya yang bergetar hebat. Taehyung mau tak mau membalas pelukan Jennie untuk menenangkannya. Entahlah, di saat-saat seperti ini Taehyung malah memikirkan Jungkook yang berada di dekapannya dengan keadaan sama. Tangannya tergerak untuk mengelus punggung Jennie dengan kasih sayang.

Di lain tempat, Jungkook keluar kelas dengan ceria. Jungkook dengan semangat pergi ke depan kelas Taehyung menunggu kekasihnya keluar. Jungkook benar-benar tak sabar untuk mewarnai rambutnya menjadi merah dan melihat Taehyung dengan warna rambut yang sama dengan dirinya. Menurut Jungkook itu akan menjadi hal termanis baginya.

"Eh Athala, nunggu Dio ya?" Tanya Mingyu yang baru keluar dari kelas.

Jungkook mengangguk dengan semangat. "Iya, Dionya mana?" Jungkook menatap ke arah dalan kelas mencari keberadaan kekasihnya dengan penasaran.

"Lho, sekitar setengah jam lalu Dio udah pergi. Gue kira sama lo perginya." Mingyu menggaruk kepalanya bingung.

"Engga kok ga sama Athala. Ya udah kalo gitu makasih ya." Jungkook tersenyum ke arah Mingyu lalu berlalu dari sana.

"Eh, tunggu. Lo pulang sama siapa?" Tanya Mingyu sambil menahan tangan Jungkook.

"Kayanya sendiri. Kenapa?" Tanya Jungkook dengan wajahnya yang polos.

"Biar sana gue aja dianterin. Ntar kalo baby bunny si bangsat ilang gue yang disalahin." Ucap Mingyu dengan senyum konyolnya.

"Gapapa? Athala ga mau pulang dulu lho." Ucap Jungkook sambil menatap Mingyu ragu.

"Gapapa kok lagian gue juga ga ada kerjaan. Emang lo mau kemana?" Mingyu mengangkat salah satu alisnya penasaran.

"Tadinya mau cat rambut dulu bareng Dio tapi Dionya ga ada." Jungkook menyendukan wajahnya lalu menundukkan kepalanya kecewa.

"Ya udah kalo gitu gue temenin." Mingyu tersenyum cerah sambil mengusak surai Jungkook.

"Beneran?" Tanya Jungkook dengan mata berbinar-binar.

"Iya beneran. Ya udah ayo pergi." Mingyu mengangguk dengan semangat.

"Eh bentar Farrel, ini tangannya mau dipegang terus?" Jungkook menatap pergelangan tangannya yang sedari tadi dipegang Mingyu.

"Eh iya, sorry." Mingyu dengan cepat melepaskan pegangannya lalu tersenyum canggung.

Jungkook hanya meringis pelan lalu berjalan mendahului Mingyu. Mingyu merutuki dirinya sendiri, bisa bisanya ia memegang kekasih sahabatnya. Mau menjelaskan apa nanti jika Taehyung tau?

Perjalanan ke salon tidak ada yang istimewa, Mingyu maupun Jungkook sama-sama tidak membuka suara. Keduanya masih canggung akibat kejadian tadi. Lagian sekarang otak Jungkook sedang memikirkan Taehyung. Hingga di lampu merah, matanya melihat motor Taehyung yang secara kebetulan ada di dekatnya.

"Rel, itu motor Dio bukan?" Jungkook menunjuk salah satu motor yang berada di depan mobil Mingyu.

"Iya bener, itu motor Dio. Gue inget plat nomernya. Tapi itu belakangnya ada cewe." Mingyu meneliti dengan seksama. Mingyu rasa ia pernah melihat perempuan seperti ini sebelumnya.

Mingyu dengan rasa penasaran tinggi membunyikan klakson mobilnya. Perempuan yang sedang memeluk Taehyung dengan otomatis melihat ke arah mobil tersebut begitu juga dengan Taehyung yang melihat dari arah spion. Ternyata perempuan itu adalah perempuan yang ditemui Taehyung sewaktu di mall. Seketika mata Jungkook melebar. Tepat hari Selasa, hati Jungkook hancur berkeping-keping tanpa tersisa.

Taehyung yang melihat dari spion hanya menyergit bingung. Apa-apaan mobil di belakangnya itu, lampu jalanan belum hijau lalu posisi motor Taehyung juga tidak mengenai mobil orang tersebut. Dasar orang gila.

Tbc

Kemaleman ya up nya :(

Otw puncak kok ini konfliknya, sabar ya 💜

Pacar - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang