21

4.8K 679 5
                                    

Bel telah berdering tanda ujian telah usai. Jungkook otomatis terbangun dari tidur lelapnya selama kurang lebih 30 menit. Jungkook segera meninggalkan kelasnya dengan santai. Tidur membuat pening di kepala Jungkook mengurang.

"Athala." Panggil Avisha dari jauh sambil melambaikan tangannya antusias.

Jungkook tersenyum lalu sedikit berlari ke arah Yoongi. "Avisha." Jungkook tersenyum ceria lalu memeluk sahabatnya itu.

"Athala, jangan peluk-peluk Avisha." Jimin melerai pelukan Jungkook lalu memeluk posesif Yoongi.

"Ihhh Evan jahat. Athala marah sama Evan." Jungkook mengembungkan pipinya lucu lalu melipatkan tangannya di depan dada.

"Lepas Evan." Ucap Yoongi datar dengan wajah dinginnya.

Baiklah Jimin menyerah.

Yoongi mendekati Jungkook lalu menatap lekat-lekat wajah anak kelinci di depannya. Ada yang janggal di wajah Jungkook. Yoongi menyipitkan matanya dengan curiga.

"A-avisha kenapa liatnya kaya gitu?" Tanya jungkook gugup. Astaga apakah make up tadi pagi luntur?

"Lho, ini bibir Athala kenapa? Kok pucet?" Tanya Yoongi sambil menunjuk bibir pucat Jungkook.

Jimin yang mendengar perkataan Yoongi langsung meneliti bibir Jungkook. Ternyata Yoongi benar. Bibir Jungkook tidak merah seperti biasanya. Tunggu bukankah di bawah mata Jungkook seperti ada make up?

"Athala, lo kenapa? Kasih tau gue sekarang atau gue bilangin ke Dio?" Jimin mengeraskan rahangnya kesal. Bodoh sekali dia tidak menyadari hal seperti ini pada Jungkook.

"Eh, gapapa kok. Jangan bilang Dio ya Evan. Athala pergi dulu. Byee." Jungkook tersenyum ceria sambil melambaikan tangannya dan berlari.

Jungkook merutuki kebodohannya. Seharusnya ia memakai lip balm berwarna miliknya saat selesai ujian. Jika sudah tertangkap seperti ini kan jadi susah.

Kaki jenjang Jungkook terus berlari menjauhi Jimin dan Yoongi yang menatapnya curiga. Ia harus kabur dari situasi ini. Matanya dapat melihat mobil hitam miliknya telah terparkir di sana. Untunglah Om Siwon menjemputnya tepat waktu hari ini.

Jungkook segera memasuki mobil dan mengambil air minum yang selalu disiapkan untuknya. Jungkook mengatur napasnya perlahan lalu menatap ke arah om Siwon yang memerhatikannya sedari tadi.

"Om ke perusahaannya ayah ya." Ucap Jungkook dengan lemas.

"Baik Tuan Muda." Siwon menoleh sebentar ke arah Jungkook lalu melajukan mobilnya.

Percuma saja Siwon menyuruh Tuan Mudanya untuk ke rumah sakit. Tuan Mudanya itu keras kepala sekali.

"Tuan Muda, saya belikan sushi tadi." Ujar Siwon sambil meraih plastik berisi sushi di kursi sebelahnya. Siwon sengaja membelikan Tuan Mudanya sushi. Siwon sudah tau Jungkook pasti akan melupakan makan dan terlarut dalam pikirannya sendiri.

Jungkook meraih plastik tersebut dengan bahagia. "Makasih om." Jungkook tersenyum ceria melihat sushi di hadapannya.

Jungkook dengan lahap memakan sushi yang telah dibelikan oleh Om Siwon. Om Siwon ini memang selalu mengerti dirinya. Menurut Jungkook, om Siwon adalah papi kedua baginya.

Mobil Alphard hitam milik Jungkook telah sampai di depan perusahaan milik mertuanya setelah 30 menit. Jungkook menegak ludahnya pelan. Jungkook sungguh takut menghadapi Chanyeol yang marah pada malam itu.

"Om, tunggu sebentar ya. Athala mau ketemu ayah dulu." Ucap Jungkook dengan wajah cemasnya.

Jungkook dengan gugup turun dari mobilnya lalu masuk ke salah perusahaan terbesar di Korea milik Chanyeol, calon mertuanya. Pegawai yang berlalu lalang melihat Jungkook dengan wajah bingung. Tumben sekali ada remaja SMA datang ke perusahaan.

"Selamat Siang, ada yang bisa saya bantu?" Salah satu security di sana menghampiri Jungkook.

"Eh itu pa, saya mau ketemu ayah." Ucap jungkook sambil memainkan jarinya tanda ia gugup.

"Ayah? Bapa ade kerja di sini?" Tanya security tersebut dengan wajah bingungnya.

"Oh bukan pa, maksud saya Jonathan Chanyeol Wijaya. Dia bukan ayah saya kok. Dia itu om saya." Jungkook terkekeh canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Astaga ceroboh sekali Athalarik Jungkook Ivander ini. Bisa-bisanya Jungkook keceplosan menyebut Chanyeol ayah. Orang-orang kan tidak tau jika Jungkook itu calon menantunya CEO di sini.

"Oh gitu, tapi maaf de Tuan Jonathan sedang tidak ada di perusahaan." Kata security tersebut dengan sopan.

Pupus sudah harapan Jungkook untuk minta maaf kepada calon mertuanya. Jungkook berjalan gontai ke arah mobil yang menunggunya sedari tadi. Jika sudah begini, Jungkook yakin ia tidak akan direstui oleh Chanyeol.

Jungkook mengacak surai hitam legam milknya kasar. Ia sungguh frustasi sekarang.

"Lho Athala?" Suara familiar di telinga Jungkook menghentikan aksi mengacak rambut hitamnya.

Kepalanya mendongkak ke arah sumber suara. Ternyata di depannya adalah ayah dari pacarnya. Astaga ini timing yang tidak tepat. Penampilannya sungguh kacau saat ini.

"Athala ngapain ke sini?" Tanya Chanyeol dengan suara lembutnya lalu merapikan rambut Jungkook yang berantakan.

"Uhhh, om Athala mau minta maaf soal kemarin. Athala ga maksud bohong kok. Jangan larang Athala sama Dio pacaran ya?" Jungkook berkata lancar sambil memejamkan matanya takut.

Chanyeol terkekeh pelan melihat menantu menggemaskan di hadapannya ini. "Lho kok manggilnya om, udah ga dianggap mertua ya?" Chanyeol tersenyum jahil.

Jungkook membuka matanya buru buru. "Ga gitu, ta—" ucapan Jungkook terputus saat telunjuk Chanyeol mengisyaratkannya untuk berhenti berbicara.

"Ayah ga marah kok. Ayah cuma bales dendam gara-gara menantu kesayangan ayah ini udah berani jahil ke ayah." Chanyeol menyoel hidung Jungkook pelan lalu tertawa kecil.

"Ih Athala ga maksud jahil kok. Mami yang jahil bukan Athala. Athala juga korban tau." Jungkook mengerucutkan bibirnya lucu sambil menatap Chanyeol dengan tatapan kesalnya.

"Aduhh gemesnya menantu ayah. Maafin ayah ya." Chanyeol memeluk Jungkook gemas.

Jungkook mengangguk pelan lalu membalas pelukan Chanyeol sambil tersenyum bahagia.

Apakah mereka sadar sedari tadi dijadikan pusat perhatian?

Tbc

Yeay :(

Pacar - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang