13

5.7K 760 3
                                    

Ujian hari pertama sudah selesai, masih ada 3 hari ke depan sebelum ujian usai. Hari ini, baik Jungkook maupun Taehyung sama-sama lega. Ujian hari ini tidak begitu sulit bahkan bisa dibilang mudah. Berkat belajar semua jadi mudah bukan? Jika begini terus pasangan satu ini berpeluang besar menjadi lulusan terbaik. Dilihat dari prestasi yang mereka raih pun sudah bisa diprediksi baik Jungkook atau Taehyung akan mendapat nilai yang terbaik di sekolah mereka masing masing.

"Dijemput dio la?" Tanya Jimin sambil merangkul Jungkook di sebelah kanan dan Yoongi di sebelah kiri.

Iya, Jimin dan Yoongi pasangan panutan Jungkook telah berbaikan. Masalah tentang Yoongi Avisha Pratama hamil itu tidak terjadi. Bahkan, Jimin tidak melakukan hal yang aneh aneh saat mabuk. Jimin hanya meracau bahwa dia keterima beasiswa kedokteran di Amerika lalu pingsan. Yoongi yang mendengar itu jelas terkejut. Yoongi terpaksa berbohong agar kekasihnya tidak pergi ke Harvard University untuk menuntut ilmu di sana. Yoongi tidak mau mengalami long distance relationship dengan jimin. Yoongi sudah sangat ketergantungan dengan kekasihnya itu.

Jimin tentu saja marah besar. Jimin merasa dibodohi oleh Yoongi. Jimin sudah merasa dia adalah lelaki paling brengsek akibat kebohongan Yoongi. Jimin sempat meminta untuk menyudahi hubungan mereka. Menurut Jimin, kejujuran adalah hal penting dalam hubungan. Kebohongan hanya akan membuat kepercayaan dalam hubungan hancur. Dasar dari hubungan adalah kepercayaan bukan?

Selama satu hari setelah kejadian Jimin meminta putus, Jimin maupun yoongi sama sama terpuruk. Yoongi menyesali keputusannya membohongi Jimin. Padahal Yoongi bisa saja belajar untuk bisa masuk ke Harvard University dan kuliah bersama Jimin di amerika sana dengan jurusan designer, jurusan impiannya. Tapi entahlah, pikiran Yoongi sedang kalut saat itu. Masalah test pack, itu foto test pack irene beberapa bulan lalu.

Taehyung seketika menjadi pendengar yang baik dalam masalah hubungan mereka. Jimin hampir setiap hari datang ke mansion wijaya hanya sekedar memberitahu keluh kesahnya. Taehyung benar-benar geram dengan sahabatnya itu. Sudah tau tidak bisa berpisah tapi malah berpisah. Akhirnya dengan segala bujukan taehyung, jimin kembali berpacaran dengan Yoongi. Ya pada akhirnya, semua bisa diselesikan dengan baik dengan kepala dingin dan komunikasi.

"Engga kayanya van. Dio kan beda jadwal bimbelnya." Kata jungkook dengan lesu.

"Ya udah, bareng Avisha sama Evan aja gimana?" Tanya Yoongi sambil tersenyum lembut.

"Itu udah ada mobil athala. Lain kali aja ya avisha, evan. Athala dianter sama om Siwon hari ini." Jungkook menunjuk mobil alphard hitam yang terparkir di depan gerbang.

"Oh ya udah, hati hati ya athala." Evan melepaskan rangkulannya lalu mengacak rambut Jungkook pelan.

Jungkook mengangguk sambil menampilkan senyumanan manis di wajahnya lalu berjalan menjauh. Senyumannya luntur seketika saat kedua matanya tidak melihat ke arah Jimin dan Yoongi. Rasanya tidak sebahagia saat Taehyung menjemput.

Sesampainya di mobil, jungkook membuka mobil perlahan sambil menutup matanya. Berharap Taehyung MaulidioWijaya ada di kursi kemudi lagi seperti tadi pagi.

"Tuan Muda, ada apa?" Suara om Siwon terdengar jelas di telinga Jungkook. Seketika harapannya pupus.

"Engga ada om hehe." Jungkook memasuki mobilnya lalu tersenyum canggung.

Mobil Alpard hitam milik Jungkook telah berjalan diiringi alunan musik klasik kesukaan om Siwon. Baby bunny-nya taehyung kan jadi mengantuk. Mungkin Jungkook akan tidur sebentar.

DORR

Kursi yang diduduki Jungkook digoyangkan keras. Mata bulatnya kembali terbuka lebar. Berani sumpah, siapapun yang mengejutkannya akan Jungkook minta om Siwon bawa ke teoi jurang dan dujatuhkan.

Suara tertawa khas terdengar di telinga Jungkook. Om siwon yang memperhatikan sedari tadi pun ikut tertawa. Kedua tuan mudanya ini sangat lucu.

Jungkook menolehkan kepalanya ke belakang dengan tatapan mematikannya. Onyx hitamnya memperhatikan Hoseok sedang tertawa keras sambil memegang perutnya. Kini, tak ada lagi alunan musik yang terdengar oleh Jungkook. Hanya suara tertawa bubunya yang sialnya sangat menyebalkan bagi Jungkook.

Air mata mulai terbendung di mata indah Jungkook. Jungkook benci sekali dibangunkan dengan cara yang seperti ini. Om Siwon yang melihatnya segera memberhentikan suara tertawanya dan memilih diam. Jika sudah begini, susah urusannya. Bayi kelinci marah itu sangat tidak lucu.

Suara tawa Hoseok sudah mulai reda. Hoseok kini memperhatikan wajah adiknya yang sudah memerah. Kali ini, Hoseok merutuki kebodohannya. Harusnya ia tidak mengejutkan adiknya seperti ini. Ia harusnya tau konsekuensinya.

"Lho, dek nangis?" Hoseok memegang bahu Jungkook pelan tapi jungkook dengan tegas menghindar.

"Maaf ya de. Om siwon yang suruh." Hoseok menunjuk om Siwon yang sedang membulatkan matanya terkejut. Astaga ia menjadi kambing hitam dalam masalah ini.

"Ta-tapi sa—" Om siwon memberhentikan pembicaraannya setelah Hoseok memberi gestur akan memotong kepalanya. Baiklah, Siwon menyerah.

"Bubu bohong. Ade ga suka. Pokoknya ade marah" Jungkook melipat kedua tangannya di depan dada sambil mengerucutkan bibirnya. Air matanya telah jatuh sedari tadi.

Aduh bocah sekali pacarnya Taehyung ini.

"Bener nih mau marah sama bubu?" Hoseok menggoda adiknya sambil mencoel dagunya.

Jungkook memalingkan mukanya dan bersikap acuh. Ia sedang kesal sekali sekarang. Bennedict Hoseok Ivander ini memang suka kelewatan dalam bercanda, seperti tidak tau saja adiknya sesensitif apa.

"Ya udah deh, om langsung ke bimbel aja ya ga usah ke sekolah dio. Anak kesayangan mami papi lagi ngambek." Kata hoseok sambil menyeringai.

"I-ih apa sih bubu, ga ngambek juga. Ayo ke sekolah dio dulu." Jungkook mengusap air matanya lalu melepas lipatan tangannya sambil menatap om Siwon memohon.

Sudah Hoseok duga. Adiknya ini bucin akut.

Tbc

Kemaleman ya upnya :((

Pacar - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang