Taehyung mengacak surai merah menyala miliknya frustasi. Tantangan dari seorang Sehun ternyata tidak main-main. Taehyung Maulidio Wijaya yang memiliki status anak dari pengusaha terbesar di korea no-1 disuruh menjadi sekertaris pribadinya Sehun selama seminggu. Taehyung bingung apakah ia harus merasa senang atau tidak. Entahlah, perasaannya sangat campur aduk saat ini.
"Jadi gimana?" Tanya Sehun sambil melipatkan kedua tangannya di depan dasa dengan wajah arogan.
"Bimbel Dio gimana pi?" Tanya Taehyung dengan gugup berharap Sehun membatalkan tantangannya. Hei, Taehyung baru saja menyelesaikan ujian dan disuruh menjadi sekertaris? Rasanya tidak mungkin. Belajar tentang bisnis atau menejemen saja tidak pernah.
"Lho, bukannya Dio udah pinter ya? Les paling cuma menelin anak papi aja. Ya terserah sih kalo Dio mau tolak juga, papi gapapa. Asal satu, papi ga bakal restuin Dio sama Athala." Sehun beranjak dari sofa yang berada di seberang Taehyung lalu berjalan ke meja kerjanya kembali.
"O-oke pi. Seminggu aja kan?" Ucap Taehyung dengan semangat. Satu minggu tanpa melihat pujaan hati sepertiya tidak apa-apa. Taehyung kuat kok. Selama ada foto yang tersimpan rapi di hanphone miliknya tak apa. Foto Jungkook dengan berbagai ekspresi mengobati rasa rindunya sedikit kok.
"Iya seminggu. Mulai besok kamu harus udah siap pake setelan kerja terus jemput papi di mansion. Oh iya, cepet sembuhin lukanya. Papi ga suka sekertaris papi mukanya jelek kaya Dio sekarang. Nah sekarang, di meja sekertaris udah ada banyak buku sama panduan buat kamu jadi sekertarism jadi, pelajarin baik-baik." Sehun memakai kacamata di hidung mancung miliknya lalu menunjukkan beberapa tumpukan buku dan kertas di atas meja.
Taehyung menegak ludahnya kasar. Gila, ini benar-benar gila. Buku setumpuk itu dipelajari selama sehari? Hell, sepertinya Taehyung tidak akan tidur malam ini dan akan berkutat penuh di buku-buku tersebut. Ah, disaat-saat ini Taehyung ingin menyalahkan Jennie. Aish, liat saja nanti wanita busuk itu jika bertemu Taehyung kembali.
"Be-beneran pi?" Tanya Taehyung sambil berdiri menatap horror buku-buku tersebut.
"Kamu pikir papi ga serius?" Tanya Sehun dengan suara dinginnya sambil menatap nyalang Taehyung.
"Ah, ya udah kalo gitu Dio ambil buku-bukunya terus dipelajarin di rumah." Taehyung tersenyum simpul sambil berjalan ke arah meja tersebut.
"Siapa yang bilang kamu boleh bawa buku-buku ke rumah? Kamu pelajari di sini ga ada tapi-tapian." Ucap Sehun sambil menandatangani dokumen di mejanya dengan santai.
"Ta-tapi pi. Dio kan mau jemput Athala pulang bimbel. Lagian kan papi bilang Dio kerjanya mulai besok." Taehyung mencebikkan bibirnya dengan tatapan memohon.
"Hoo mau ngelawan kamu?" Tanya Sehun dengan seringai di wajahnya sambil menatap sinis Taehyung.
"E-engga pi. Taehyung Maulidio Wijaya siap mempelajari semua buku di atas meja di sini." Ucap Taehyung dengan semangat membara yang terlihat di matanya.
"Bagus kalo gitu, sekarang pelajari semuanya dalam satu hari." Perintah Sehun dengan nada yang lembut namun tegas bersamaan yang membuat Taehyung langsung berlari kecil ke arah meja dan duduk rapi di sana.
Taehyung menghela napas berat lalu mengambil satu buku tebal di sana. Tangannya membuka satu persatu halaman sambil membacanya dengan baik. Untungnya, sekretaris lamanya sepertinya adalah orang yang rajin sehingga poin poin dalam buku tersebut ditandai dengan stabilo berwarna dan tak jarang ada berbagai note di sana. Sebenarnya membaca bukan tipikal Taehyung. Tapi demi Jungkook, Taehyung rela kok.
Baik di perusahaan maupun bimbel Taehyung dan Jungkook sama-sama menderita. Iya, Jungkook juga menderita karena tidak bisa fokus selama pelajaran berlangsung. Otaknya sedari tadi malah berpikir Taehyung, Taehyung dan Taehyung. Aish, kalo begini terus gimana Jungkook bisa move on?
"Athala." Panggil Namjoon dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.
"Athala." Panggil Namjoon kembali dengan suara yang lebih keras.
Yoongi yang melihat Jungkook sedang melamun dengan cepat menyenggol bahu Jungkook yang berada di sebelahnya. Seketika Jungkook terperanjat lalu menatap Yoongi kesal.
"Athala, daritadi kaka panggil tapi kamu ga denger. Lagi ngelamunin apa kamu? Inget ya ujian buat universitas udah bentar lagi. Athala harus bisa fokus dan jangan ngelamun." Ucap Namjoon menasehati Jungkook yang kini sedang menunduk sedih.
"Iya ka. Maaf." Cicit Jungkook sambil melengkungkan bibirnya tanda sedih.
"Ya udah gapapa. Sekarang jelasin soal nomor 27 di depan. Kaka yakin kamu ga merhatiin kaka bahas soal ini. Kalo Athala ga bisa kerjain, Athala kaka hukum ya." Namjoon tersenyum dengan lesung pipit di pipinya sambil menyodorkan spidol ke arah Jungkook.
Jungkook menegak ludahnya kasar, astaga ini adalah soal yang sulit. Jungkook selalu minta diajarkan Taehyung tentang materi ini dan sampai sekarang Jungkook belum terlalu mahir. Masih sering kurang teliti dan salah cara. Jungkook yakin ia pasti akan mendapat hukuman.
Jungkook akhirnya dengan terpaksa berjalan mengambil spidol di tangan Namjoon sambil membawa kertas soal. Bibirnya mengerucut sambil menatap ke arah Namjoon berharap ia memberinya keringanan. Namjoon hanya tersenyum lalu menepuk bahu Jungkook memberi semangat. Aish, jurus andalannya tidak mampu ternyata.
Tangan lentiknya mulai menghitung di papan tulis dengan Yoongi yang melihat pekerjaan Jungkook frustasi. Rasanya Yoongi ingin ke sana mengambil penghapus dan menghapus semua pekerjaan Jungkook. Ayolah, ini perlajaran fisika tapi Jungkook malah menggunakan rumus kimia. Yoongi yakin Jungkook sebenarnya bisa namun entahlah apa yang salah dengan Jungkook saat ini.
Seisi kelas mencoba menahan rasa tertawa. Yoongi menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajam. Seketika nyali mereka menjadi ciut dan kembali berwajah datar. Namjoon menggelebgkan kepalanya pusing.
"Athala, ini pelajaran fisika. Kenapa kamu pake rumus kimia? Sekarang duduk di sana perhatiin papan tulis. Hukumannya kaka kasih setelah pembelajaran selesai." Ucap Namjoon dengan tegas.
"Lho, oh iya. Maaf ka." Jungkook seketika malu lalu mengambil penghapus dan menghapusnya dengan cepat.
Jungkook akhirnya kembali ke tempat duduknya lalu menelungkupkan kepalanya di meja merutuki kebodohannya.
"Athala kenapa?" Tanya Yoongi sambil menoel Jungkook dengan khawatir.
"Avishaaa, pokoknya Athala mau cerita panjang sama Avisha. Evannya ga usah di ajak." Rengek Jungkook dengan bibir cemberut dan mata berkaca-kaca yang menatap mata sipit Yoongi.
Yoongi hanya tersenyum menanggapi Jungkook sambil menangguk pelan. "Ya udah iya, sekarang perhatiin dulu nanti pulangnya kita cerita di Bunny Cafe, oke?" Yoongi menunjukkan kelingking imutnya ke arah Jungkook.
Jungkook pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan Yoongi sambil tersenyum manis. Yoongi tau, hari ini kupingnya akan menjadi panas dan mulutnya akan berbusa memberi saran panjang bagi Jungkook.
Tbc
Makasi kalian yang udah kasih saran,
Saran kalian sangat membantu kok 💜💜💜
Makasii buat kalian yang udah semangatin aku ngetik 😭😭. I love You more than Taehyung love me :(
AKHIRNYA MEREKA SELCA BARENG GAESSS😭😭😭😭😭😭😭😭
Aku mau nangis liatnya :(((
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar - Tk ✓
FanfictionSepenggal kisah antara Taehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander yang baru berpacaran untuk pertama kali. Second book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dulu biar nyambung. ʙ x ʙ ᴛᴏᴘ!ᴛᴀᴇ! ʙᴏᴛ!ᴋᴏᴏᴋ! ˢᵗᵃʳᵗ ¹³⁻⁰⁵⁻¹⁹ ᶠⁱⁿⁱˢʰ ²⁶⁻⁰⁷⁻¹⁹