42

4K 583 19
                                    

Pemuda kelinci dengan hidung memerah dan air mata yang mengalir di wajahnya kini tengah berada di dalam taxi. Otaknya selalu memikirkan kejadian di mana pacarnya memeluk seseorang selain dirinya. Hatinya berdenyut sakit sekali saat ini.

"De, udah sampai." Ucap supir taxi tersebut sambil melihat ke arah spion tengah.

Jungkook tanpa berkata sepatah kata apapun memberi uang yang lebih dari tarif dan keluar dari taxi. Sorot matanya kosong dan wajahnya terlihat amat datar sekarang. Kaki jenjangnya berjalan dengan lemas ke rumah pohon tempat favoritnya dengan Taehyung.

Jungkook dengan mudahnya terjatuh akibat sebuah batu yang tidak ia lihat. Sikutnya berdarah namun Jungkook mengabaikannya dan memilih untuk melanjutkan jalannya. Pintu kayu perlahan Jungkook buka, matanya kembali berair dengan cepat. Otaknya memutar kembali kenangan demi kenangan yang terjadi di sini.

Jungkook memeluk kedua lututnya di sudut ruangan. Handphone miliknya yang berada di saku berdering nyaring sedari tadi. Namun, Jungkook tak ada niat sama sekali untuk mengangkat. Hingga pintu rumah pohon terbuka lebar. Jungkook mendongak perlahan melihat siapa yang datang.

Ternyata itu Taehyung. Taehyung dengan keringat yang mengucur di pelipisnya dan napasnya yang tidak teratur. Taehyung tersenyum lebar melihat Jungkook kini sedang berada di hadapannya. Ternyata feelingnya kali ini tidak salah.

"Bunny." Gumam Taehyung sambil berjalan mendekat ke arah Jungkook.

Jungkook segera mengusap air matanya dan tersenyum menatap Taehyung. Suaranya tidak dapat keluar saat ini. Banyak pertanyaan yang ingin Jungkook tanyakan pada Taehyung. Sayangnya, nyalinya tak cukup berani mendengar jawaban Taehyung.

"Kenapa di sini hm?" Taehyung jongkok di depan Jungkook sambil mengusap pipi lembab pacarnya.

Jungkook tak menjawab. Jungkook lebih memilih memeluk Taehyung yang kini berada di hadapannya. Pelukannya sangat erat, seakan Jungkook tak ingin melepaskan Taehyung. Suara tangisan terdengar oleh telinga sensitif Taehyung.

"Baby bunny nangis?" Suara khawatir Taehyung terdengar oleh Jungkook.

Jungkook menggelengkan kepalanya pelan lalu mencoba menahan tangisnya. Ia tak boleh terlihat jelek di mata Taehyung. Jungkook tak rela nanti Taehyung akan berpaling darinya akibat wajahnya yang buruk ketika sedang menangis.

Taehyung perlahan melepaskan pelukan Jungkook dan menatap lekat-lekat wajah Jungkook. Taehyung benar-benar merasa bersalah sekarang. Berani sumpah, Jungkook menangis itu adalah kelemahan terbesarnya.

"Jangan nangis ya? Nanti Dio beliin tiket baru, oke?" Taehyung menghapus air mata Jungkook perlahan.

Seketika pikiran Jungkook kembali mengingat memori di mana tangan pacar kelewat tampannya ini menghapus air mata perempuan itu. Perlahan tubuhnya menjauh dari Taehyung dan wajahnya ditenggelamkan di kedua lututnya.

"Dio janji ga bakal ganggu kali ini. Jangan marah ya?" Taehyung memegang bahu Jungkook sambil tersenyum.

Jungkook mendongakkan kepalanya lalu tersenyum getir. Kepalanya perlahan mengangguk. Ternyata Taehyung benar-benar tak mengetahui alasan Jungkook seperti ini. Jungkook bukan menangis akibat kejadian di bioskop, namun akibat kejadian Taehyung dan perempuan itu.

"Ayo pergi, kita nonton lagi." Taehyung mengulurkan tangannya ke arah Jungkook.

"Di-dio ga mau jelasin sesuatu?" Ucap Jungkook dengan gugup.

"Jelasin apa?" Dahi Taehyung menyergit heran.

"A-ah ga ada ya?" Jungkook menatap Taehyung dalam-dalam berharap Taehyung akan menjelaskan sesuatu perihal kejadian tadi.

"Ada yang harus Dio jelasin?" Taehyung menatap polos Jungkook dengan wajah bingungnya.

"Ga, ga ada kok. Ayo pergi." Jungkook menerima uluran tangan Taehyung lalu tersenyum dengan tatapan kelamnya.

Ternyata Taehyung berniat menyembunyikan kejadian itu.

"Ga, bilang dulu sama Dio. Ada masalah apa?" Taehyung menatap cemas Jungkook.

"Tadi Athala liat Dio sama perempuan. Itu siapa?" Tanya Jungkook hati-hati.

"Oh itu, maksud bunny minta jelasin itu?" Tanya Taehyung sambil mengusak rambut Jungkook gemas.

Jungkook mengangguk pelan menatap Taehyung gugup sambil memainkan jemarinya.

"Astaga, Dio kira apa. Tadi itu Dio nabrak perempuan terus dia minta tolong tapi Dionya nolak." Jelas Taehyung sambil tersenyum kotak.

"Oh gitu ya." Jungkook tersenyum memperlihatkan giginya yang lucu.

"Aduh, kirain Dio ada apa." Taehyung mencubit pipi gembil Jungkook.

Jungkook hanya tersenyum menanggapi perkataan Taehyung. Pikirannya kali ini sedang kalut. Taehyung yang menjelaskan sebegitu singkat membuat Jungkook untuk berpikir aneh-aneh. Mengapa Taehyung tak menjelaskan siapa perempuan itu? Lalu mengapa Taehyung tak menjelaskan minta tolong untuk apa? Apakah tadi itu selingkuhan Taehyung? Aish, Jungkook benar-benar membenci situasi seperti ini.

"Lho, baby bunny luka?" Taehyung melihat tangan Jungkook yang telah bercucuran darah.

Jungkook seketika melihat ke arah tangannya. "Eh iya, Athala baru sadar." Jungkook tersenyum lucu seakan tak terjadi apa-apa.

"Lain kali hati-hati baby. Dio ambil P3K dulu bentar." Taehyung langsung mencari kotak P3K yang berada di laci.

Taehyung dengan hati-hati membersihkan darah di tangan Jungkook dan lukanya. Tangannya dengan cekatan memberikan betadine dan plaster bergambar karakter princess di sikut Jungkook.

"Nah udah." Taehyung tersenyum gembira melihat hasil kerjanya.

"Makasih ya Dio." Jungkook tersenyum lalu menatap berbinar-binar plaster di sikutnya.

"Eh iya lupa." Ucap Taehyung sambil menepuk kepalanya pelan.

Jungkook memiringkan kepalanya bingung.

Chup

"Nah udah beres sekarang. Ciuman Dio ampuh lho buat sembuhin luka." Taehyung tersenyum kotak sambil menatap Jungkook.

Jungkook hanya bisa tersipu akibat perlakuan kecil Taehyung. Hari ini, Jungkook benar-benar merasa sedang menaiki roller coaster. Hatinya dengan mudah dinaik turunkan oleh Taehyung. Namun tak apa, Jungkook rela kok kalo itu Taehyung.


Tbc

Selamat malam minggu :)

Konfliknya masih panjang kok, tenang aja. 💜

Pacar - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang