Jungkook merengut kesal saat keluar dari bioskop. Taehyung benar-benar menghancurkan moodnya. Jungkook sudah bertekad akan mengabaikan Taehyung seharian penuh. Jungkook benci Taehyung pokoknya.
"Baby bunny." Panggil Taehyung sambil menatap wajah kesal Jungkook.
Jungkook malah diam lalu berjalan dengan cepat mendahului Taehyung. Taehyung benar-benar menyebalkan.
Taehyung mendengus kasar. Ini sepenuhnya salahnya. Kaki jenjang milik Taehyung berusaha menyamakan langkah kaki Jungkook. Taehyung mencoba menyusul Jungkook yang berada sekitar 3 meter di depannya.
Tangan Jungkook dicekal Taehyung dengan cepat. Mata Jungkook memutar malas. Jungkook mencoba melepaskan tangannya dengan sekuat tenaga. Namun nihil, kekuatan Taehyung lebih besar dibandingkan dirinya.
"Ish, lepasin Dio." Jungkook membalikkan badannya menatap bengis Taehyung.
"Ga. Ga mau." Ucap Taehyung tegas.
"Lepasin Dio, Athala mau beli tiket lagi ini." Jungkook menatap kesal Taehyung sambil mencebikkan bibirnya lucu.
"Ga puas udah ngeliat Peter Parker 2 jam?" Tanya Taehyung sambil menatap Jungkook kesal.
"Liat dari mananya? Orang selama di bioskop Dio mangku Athala kaya koala, Athala mana bisa liat ke layar selain wajah jelek Dio." Jungkook mendengus kesal. Jungkook sudah memantapkan hatinya untuk menonton ulang dari awal.
"Siapa yang ga cemburu liat pacarnya natap laki-laki lain kaya gitu coba?" Taehyung ikut mengerucutkan bibir tebalnya sambil menatap Jungkook kesal.
Jungkook terlampau jengah. Taehyung Maulidio Wijaya anak kesayangan keluarga Wijaya ini terlalu posesif terhadap dirinya. Ayolah, itu hanya seorang aktor dan Taehyung secemburu itu? Wah, Jungkook benar-benar tak mengerti.
"Ya udah ayo pulang." Jungkook menghempaskan tangan Taehyung kesal lalu berjalan mendahului Taehyung.
Taehyung seketika diam. Matanya menangkap ekspresi wajah Jungkook sangat muram akibat kelakuan kekanakan dirinya. Aish, Taehyung merasa sangat bodoh sekarang. Taehyung harus memutar otak agar Jungkook bahagia kembali.
"Bunny, tungguin Dio." Teriak Taehyung sambil menyusul Jungkook yang sudah lumayan jauh dari tempatnya.
Jungkook tak berniat berhenti sama sekali. Jungkook malah makin mempercepat langkahnya lalu masuk ke lift dengan cepat. Taehyung yang melihat itu tentu saja berlari ke arah lift. Sayangnya, lift yang dinaiki Jungkook sudah tertutup rapat saat Taehyung sampai.
Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Akhirnya, Taehyung memilih untuk turun dari eskalator mengejar Jungkook yang kini sedang berada di lift. Matanya sedari tadi mengawasi baby bunny-nya akan turun di mana.
Bruk
Taehyung tersungkur di lantai akibat tidak melihat orang di depannya. Taehyung meringis pelan. Sial sekali nasib Taehyung hari ini. Sebuah tangan diulurkan untuk Taehyung. Taehyung seketika mendongak melihat siapa orang yang ditabraknya. Double sial, itu adalah salah satu mantannya.
"Dio gapapa?" Tanya perempuan di depannya sambil menatap Taehyung khawatir.
Taehyung tersenyum simpul lalu mencoba bangkit sendiri mengabaikan tangan yang terulur untuknya.
"Gue gapapa. Duluan ya ka." Taehyung melambaikan tangannya lalu kembali berlari mencari Jungkook.
"Bentar Dio." Perempuan dengan rambut dark brown sepunggung menahan tangannya.
"Sorry Ka Jennie, gue buru-buru." Taehyung berusaha melepaskan pegangan tangan Jennie dengan lembut. Tidak mungkin kan ia menyakiti perempuan?
"Just 5 minutes, please." Ucap Jennie dengan wajah memohonnya.
Taehyung sungguh dilema sekarang. Di satu sisi ia harus mencari Jungkook dan di satu sisinya lagi Taehyung tak bisa mengabaikan tatapan memohon Jennie.
"Fine, 5 minutes." Taehyung menghela napas berat lalu menatap Jennie malas.
"Bantuin gue sekali ini aja. Gue ga mau dijodohin." Ucap Jennie dengan mata berkaca-kaca.
"Gue ga bisa Ka." Taehyung menatap Jennie tegas.
"Dio, please. Lo harapan gue satu-satunya. Lo tega gue nikah sama om-om di sana?" Jennie menunjuk salah satu lelaki dengan jas mewah yang kini sedang mencari seseorang.
Bolehkah Taehyung bertanya apakah Jennie tidak bisa melihat dengan benar? Taehyung yakin itu laki-laki berusia 20an dan jauh sekali dari penampilan om-om. Apakah Jennie salah menunjuk orang?
"Ka, gue ga bisa ikut campur masalah ini. Ada hati yang harus gue jaga. Lagian lo juga 3 tahun di atas gue. Mungkin emang udah waktunya lo nikah." Taehyung menatap Jennie dengan mata elangnya lalu meninggalkan Jennie yang kini telah mengeluarkan air matanya.
"Lo sendiri tau mimpi gue Dio. Gue ga bisa relain karir impian gue karena nikah." Ucap Jennie dengan air mata yang terurai deras.
"Ka, cowo di sana ga terlalu buruk buat jadi suami lo. Lagian dia bukan om-om kok. Gue yakin calon suami lo bakal dukung lo untuk karir lo." Taehyung tersenyum simpul lalu menghapus air mata Jennie dengan jempolnya.
Jennie tanpa aba-aba memeluk Taehyung di tengah keramaian. Taehyung hanya bisa mematung terdiam seperti orang bodoh.
"Makasih Dio, gue harap omongan lo bener." Jennie melepaskan pelukannya lalu tersenyum dan mengedipkan matanya satu.
Bolehkan Taehyung simpulkan bahwa Jennie menggodanya?
Jungkook yang berada di balik tembok yang sedari tadi memerhatikan kejadian tersebut dari jauh hanya bisa menahan tangisnya dalam diam. Perlahan kakinya melemas. Jungkook tak bisa mempercayai kejadia di hadapanya. Taehyung dengan tulus menghapus air mata perempuan itu dan tak melawan saat dipeluk. Apakah Taehyung melupakan dirinya? Apakah semudah itu Taehyung berpindah haluan?
Tbc
Aduh kok jadi konflik sih :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar - Tk ✓
FanfictionSepenggal kisah antara Taehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander yang baru berpacaran untuk pertama kali. Second book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dulu biar nyambung. ʙ x ʙ ᴛᴏᴘ!ᴛᴀᴇ! ʙᴏᴛ!ᴋᴏᴏᴋ! ˢᵗᵃʳᵗ ¹³⁻⁰⁵⁻¹⁹ ᶠⁱⁿⁱˢʰ ²⁶⁻⁰⁷⁻¹⁹