48

4.1K 620 94
                                    

Pukulan demi pukulan terus menerus Hoseok layangkan ke arah Taehyung. Taehyung hanya bisa pasrah sekarang. Badannya ditahan oleh Daniel sehingga tak ada kesempatan baginya untuk menghindar. Darah keluar dari mulutnya ketika Hoseok memukul perutnya tanpa belas kasihan.

"BUBU BERHENTI!!!" Jungkook berteriak dari jauh sambil berlari dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya.

Taehyung yang mendengar suara indah milik Jungkook perlahan mendongak dengan kedua sudut bibirnya yang membentuk lengkungan indah mengabaikan luka di sudut bibirnya. Hatinya menghangat saat melihat Jungkook kini telah berlari dengan wajah khawatirnya. Lama kelamaan mata Taehyung melihat Jungkook menjadi ada banyak dan dunia seakan tengah berputar hingga akhirnya kini total gelap.

Jungkook yang melihat Taehyung terjatuh di pelukan Daniel dengan mata tertutup membuatnya gelagapan. Jungkook mendekati Taehyung dengan cepat lalu memeluk Taehyung dengan erat. Matanya menatap ke arah bubunya sedih.

"Bubu udah ya?" Mohon Jungkook dengan wajah sedihnya.

Hoseok mendesah pelan.
"Niel bawa si brengsek itu masuk. Gue mau telfon dokter dulu." Hoseok menatap Jungkook sekilas lalu berjalan ke arah mansion sambil mengoperasikan handphone di tangannya.

Jungkook yang mendengar pernyataan Bubunya menjadi lega. Jungkook tau bubunya itu adalah orang yang baik. Jungkook juga tau sebenarnya Hoseok melakukan ini karena dirinya. Hoseok bukanlah tipe orang yang menggunakan kekerasan tanpa adanya alasan.

"Kelinci awas dulu, kaka mau bawa masuk ini orang." Ucap Daniel dengan wajah datarnya. Jika boleh jujur, Daniel tidak puas jika lelaki sebajingan Taehyung hanya dihukum seperti ini.

Jungkook akhirnya melepaskan pelukannya hati-hati sambil meneliti luka-luka di tubuh Taehyung. Hatinya berdenyit sakit melihat kondisi Taehyung yang seperti ini. Jika saja Jungkook tidak mengakhiri hubungannya, pasti Taehyung tidak akan merasakan hal ini.

Daniel mengangkat tubuh Taehyung di bahunya seperti mengangkat karung beras. Daniel tak peduli jika perut Taehyung tidak nyaman. Malah seharusnya Taehyung bersyukur jika Daniel mau membawanya masuk. Jika bukan perintah Hoseok, mana sudi Daniel membawanya masuk. Hoseok memang terlampau baik perihal hukuman. Bahkan, Hoseok tadi bilang akan memanggilkan dokter.

Taehyung direbahkan di kamar tamu mansion Ivander. Jungkook sedari tadi memegang tangan Taehyung erat sambil menangis. Hatinya terlalu lemah jika dihadapkan orang yang ia sayangi sedang tersakiti. Jungkook membenarkan rambut Taehyung yang mnutupi mata elang milik Taehyung. Jari lentiknya menelusuri wajah tampan milik mantannya yang kini dipenuhi dengan lebam lebam. Perlu diketahui bahwa dengan luka lebam sekalipun, Taehyung Maulidio Wijaya masih terlihat tampan. Dan lagi-lagi jantung Jungkook berdetak dengan cepat. Jungkook tak bisa membiarkan hal ini terjadi. Perlahan Jungkook melepaskan genggaman tangannya. Sayangnya niatnya terurungkan. Tangannya ditahan oleh Taehyung.

Mata bulat Jungkook terbelalak. Apakah Taehyung sedari tadi telah bangun? Berarti Taehyung merasakan sentuhan Jungkook di wajahnya. Astaga, ini bukan hal baik.

"Jangan dilepasin bunny." Ucap Taehyung dengan suara seraknya.

Jungkook seketika membatu. Matanya menatap ke arah tangannya yang sedang digenggam erat oleh Taehyung.

"Ungg–lepasin Dio." Ucap Jungkook dengan mencoba melepaskan tangannya.

Taehyung semakin mengeratkan genggamannya lalu membuka matanya perlahan. "5 menit aja ya?" Taehyung tersenyum simpul dengan sorot mata memohon.

Jungkook mau tak mau mengiyakan. Lagian ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhirnya bisa menggenggam tangan Taehyung. Senyuman manis tercetak di bibir Taehyung saat Jungkook membalas gengamannya. Bisakah Taehyung meminta untuk menghentikan waktu saat ini?

Pintu kamar terbuka menampilkan Hoseok dan dokter pribadinya. Hoseok menatap kedua insan tersebut dengan wajah datarnya.

"De udah dateng dokternya, ayo keluar." Ucap Hoseok dari depan pintu sambil menatap sinis Taehyung.

Jungkook tersenyum canggung lalu melepaskan genggamannya dengan rasa sedikit tidak rela. Jungkook mengangguk pelan lalu beranjak dari sana.

"Ade udah putus sama Dio?" Tanya Hoseok dengan wajah penasarannya.

Jungkook mengangguk pelan sambil tersenyum kecut. "Iya bubu. Kenapa?" Tanya Jungkook sambil menatap Hoseok.

"Bubu tadi diceritain sama Daniel. Semua itu bener?" Hoseok menatap Jungkook seolah menuntut jawaban.

"Bubu, ade ke kamar ya. Nanti kalo Dio udah beres suruh pulang aja." Jungkook tersenyum lucu sambil berlari kecil menuju kamarnya.

Hoseok hanya mendesah kecewa. Jungkook bukannya menjawab pertanyaannya tapi malah menghindarinya. Padahal Hoseok butuh jawaban dari Jungkook. Sejujurnya Hoseok tidak percaya bahwa Taehyung bersama perempuan lain. Menurut Hoseok, Taehyung itu 100% bucinnya Jungkook. Jadi, sangat tidak mungkin jika Taehyung berpaling semudah itu.

Aish, mengapa kisah cinta mereka membuat otak Hoseok bekerja ekstra sih?

Pintu kamar tamu telah dibuka. Dokter pribadi keluarga Ivander menghampiri Hoseok yang kini sedang berpikir keras memecahkan masalah percintaan adiknya.

"Tuan." Panggil dokter tersebut dengan hati-hati.

"Eh, jadi gimana kondisinya dok?" Hoseok seketika tersadar dari pemikirannya dan menatap Dokter paruh baya tersebut.

"Kondisinya stabil ga ada kerusakan di bagian vital cuma lebam-lebam aja. Diusahain banyak istirahat dan ini ada beberapa obat dan salep yang bisa dipakai secara rutin. Obatnya diminun sampai habis sehari 3x sesudah makan terus vitaminnya juga jangan lupa. Untuk salepnya bisa diolesin di daerah luka." Jelas Dokter tersebut sambil memberikan beberapa obat-obatan.

"Oh gitu, makasih banyak ya dokter." Hoseok tersenyum cerah lalu menjabat tangan dengn dokter.

Setelah memastikan Dokter tersebut pergi, Hoseok membuka kamar tamu untuk melihat kondisi Taehyung. Ternyata masih seperti tadi. Bedanya ada beberapa perban di bagian tubuh Taehyung.

"Nih obat lo. Jangan lupa dipake. Untuk masalah pukulan gue ga mau bilang maaf karna emang lo pantes buat nerima itu." Hoseok menaruh kantong di nakas meja sebelah kasur dengan wajah datarnya.

"Bang, gue mau jelasin." Ucap Taehyung dengan ragu. Taehyung takut diamuk Hoseok lagi.

"Gue udah denger dari Daniel. Lo boongin ade gue kan? Ck, padahal gue udah pernah bilang kalo kepercayaan itu penting dalam hubungan. Tapi nyatanya apa? Lo nyia-nyiain kepercayaan ade gue. Gue bener-bener kecewa sama lo." Ucap Hoseok sambil menatap Taehyung kecewa.

"Bang gue minta maaf, gue ga mau bikin Athala sakit kalo gue jujur. Gue tau gue salah. Gue tau lo juga kecewa sama gue. Tapi please, kasih gue kesempatan lagi." Taehyung memegabg tangan Hoseok memohon.

"Gini deh yo. Mendingan sekarang lo pikirin sembuh dulu. Masalah kesempatan gue ga berhak kasih karena itu semua gimana ade gue. Ade gue yang jalanij hubungan sama lo. Saran gue cuma satu, perbaikin kepercayaan kalian." Hoseok tersenyum simpul lalu menepuk bahu Taehyung pelan dan meninggalkan Taehyung di dalam kamar yang sedang merenung.

Tbc

Semangat sekolah kalian 💜

Ga kerasa udah mau chap 50 aja ini cerita :(
Ini selesai kapan coba? :(

Aku usahain selesain minggu depan deh ya 👌🏻

Endingnya masih aku pikirin karna banyak kemungkinan ehehehe. Kalian maunya gimana hayo?

Pacar - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang